6 Teman Baik Sean

Menikah dengan pria yang berkharisma ditambah lagi dengan pria itu yang sangat kaya raya. Bukan hanya banyak harta, namun semua barang-barang yang ada di rumah ini sangatlah banyak dan pastinya sangat mahal. Tidak salah jika Ayahnya menyuguhkan hal serupa juga untuk menjamu pria ini waktu itu.

Nampak juga begitu banyak penjaga yang ada di rumah itu tidak akan mudah membiarkan Gwen untuk pergi ke manapun sesukanya. Tidak seperti dulu ketika dia masih sendiri, namun kali ini dia sudah menjadi seorang istri.

Perjalanan yang begitu mengesankan tentunya bagi Gwen mendapati seorang suami yang tidak akan pernah kekurangan apa pun. Barangkali hartanya tidak akan habis walaupun dua puluh turunan ke depannya. Yang itu sudah pasti bisa diprediksi oleh Gwen sebab kerja keras dari Sean tentu saja bukan hal yang main-main.

Apa yang dibutuhkan oleh Gwen selalu terpenuhi. Dia bahkan tidak diperbolehkan menyentuh dapur oleh suaminya sendiri agar tidak melukai tangan atau bahkan membuat tangan gadis itu lecet hanya karena pekerjaan dapur yang dianggap Sean tidak perlu dilakukan oleh sang istri selama ada pelayan.

Sarapan waktu itu membuat perasaan Gwen sedikit merasa lebih lega ketika dia sedang berusaha untuk bicara dengan suaminya mengenai dia harus pergi ke tempat Lucy. Tetapi suaminya tidak mengizinkan dan hanya meminta Gwen mengundang Lucy yang datang ke rumah mereka.

Kabar baiknya adalah Sean begitu baik. dan kabar buruknya, Sean itu sangat dingin. Tidak mudah diajak bicara apalagi membahas hal tidak penting yang seringkali membuat hati Gwen mati canggung sebab suaminya tidak menjawab ucapannya.

Pukul sepuluh, Gwen mendapati kabar bahwa teman baiknya itu sudah datang. Tapi tunggu dulu, ada yang berbeda dari Lucy.

Teman baiknya dijemput langsung oleh anak buah Sean—padahal Gwen belum mengatakan di mana tempat tinggal temannya.

Dia menyambut kedatangan temannya. "Masuklah!"

Nampak Lucy begitu merasa seperti tamu istimewa di rumah ini yang dijamu dengan sangat baik. bayangkan saja jika rumah ini adalah miliknya, hidup enak seperti yang Gwen dapatkan dari neraka yang pernah menjadi tempat tinggalnya. "Gwen, benar-benar gila," kata Lucy spontan ketika melihat rumah itu yang sangat indah ketika di dalam.

Semua kursi-kursi yang berwarna kuning emas, ditambah lagi dengan tangga yang begitu panjang dan tinggi. Ada berapa anak tangga yang setiap hari dilalui oleh Gwen untuk bisa sampai ke ruang utama dari rumah ini?

"Kau sudah hidup bahagia sekarang, Gwen," sayangnya tidak seperti yang dipikirkan oleh Lucy.

Hidupnya masih seperti dulu, hanya saja berpindah tempat dari neraka satu ke neraka lainnya. Begitu pikirnya. "Anggapanmu saja, Lucy. Ngomong-ngomong bagaimana dengan pekerjaanmu?"

Lucy menoleh ke arah Gwen. "Masih seperti dulu, Gwen. Aku hanya bekerja sebagai orang yang tidak berguna di perusahaan itu. Kau tahu? Aku sama sekali tidak nyaman, tapi ketika aku berpikir bahwa mendapatkan pekerjaan itu tidak mudah. Aku mengurungkan niat untuk keluar dari perusahaan itu walaupun aku terpaksa melakukan ini semua. Kau tahu sendiri aku harus membiayai adikku dan juga Ayahku," cerita Lucy yang masih sama seperti dulu selalu mementingkan adik dan juga Ayahnya. Memang menjadi pengganti tulang punggung itu tidaklah mudah.

"Kau sendiri jangan mudah menyerah. Pasti akan ada kehidupan yang lebih baik ke depannya, aku yakin itu, Lucy," dia memberikan semangat kepada teman baiknya.

Lucy mengangguk mantap. "Aku selalu berpikir seperti itu, Gwen. Maka dari itu aku tidak pernah berpikiran untuk menyerah. Sebab adikku masih butuh biaya untuk pendidikkan. Aku hanya ingin agar mereka hidup bahagia, jangan sepertiku yang harus menghabiskan masa remajanya dengan bekerja untuk menghidupi mereka,"

"Jangan bicara seperti itu, Lucy. Itu tidak baik. mengenai kau yang menghabiskan waktu remajamu sekarang ini, bukankah itu hal baik? Sebab aku berpikir bahwa kau itu sangat hebat. Kau itu adalah seorang kakak yang tidak ada tandingannya. Aku merasa kau adalah gadis terbaik yang pernah ku kenal," ucapnya dengan jujur.

Lucy tentu bahagia memiliki teman baik seperti Gwen. Tapi dia harus menjaga dirinya juga sebab tidak boleh bermasalah dengan Gwen sekarang. Siapa yang tidak mengenal suaminya ini? Pasti dia tidak pernah menonton berita. Apalagi pernikahan megah itu dilakukan dan media sudah menyiarkannya selama berhari-hari.

Tidak ada yang ingin dilebih-lebihkan dari hidup Gwen. Tapi hidup Gwen sudah pasti sangat bahagia sekarang.

Perawatan yang terlihat begitu jelas. Dari kulit, penampilan dan juga gaya rambut Gwen tidak seberantakan dulu. "Kupikir kau begitu hebat menjaga dan merawat dirimu, Gwen," tiba-tiba saja dia ingin tertawa mendengar pengakuan temannya.

Gwen tidak pernah melakukan perawatan. Suaminya yang terlalu berlebihan dan bahkan ada ruang rias khusus untuknya yang setiap hari dia harus mendapatkan begitu banyak pelayanan di rumah ini. Bahkan tidak ada celana jeans, tidak ada rok, yang ada hanyalah dress yang setiap hari akan selalu baru digunakan oleh Gwen.

Di dalam lemarinya sana mungkin dia tidak bisa menghabiskan untuk memakai dressnya. Sebab di dalam lemari itu ada dress baru dan juga begitu banyak koleksi yang dia miliki selama berada di rumah tersebut.

Rasanya dia ingin kembali ke masa di mana dia bisa hidup untuk dirinya sendiri. bukan untuk orang lain.

Gwen mengajak temannya untuk berkeliling dan menikmati fasilitas di rumah itu. "Kau ingin memanjakkan kulitmu, Lucy? Aku bisa memberikannya secara Cuma-Cuma karena Sean sudah mengatakan hal itu padaku,"

Lucy begitu takjub mendengar cerita Gwen. "Apa kau memiliki suami yang begitu baik, Gwen? Kurasa hidupmu itu seperti berada di surga sekarang ini,"

Gwen tidak bebas melakukan apa pun karena begitu banyak penjaga yang mengawasi pergerakannya. Ponselnya pun sudah diretas oleh anak buah suaminya dna dia tahu akan hal itu. Namun dia masih menghargai Sean. Dia menghargai pria itu ingin menjaga dirinya dan tidak mau jika privasi keluarganya sampai ketahuan oleh orang lain.

"Gwen, tapi aku meminta maaf sebelumnya. Ini bukan hal baru yang ingin aku katakan, tapi semua orang sudah tahu bahwa Sean memiliki sahabat perempuan yang tidak kalah suksesnya, dia adalah Freya. Pemilik brand untuk tas termahal di negeri ini. Kau harus ingat hal itu, jangan membuat kegaduhan dengan Sean,"

Tidak ada yang pernah memberitahunya perihal ini. "Aku tidak tahu hal itu, Lucy,"

"Aku memberitahumu bukan? Maka dari itu kau harus tetap berhati-hati. Aku tidak ingin kau patah hati karena melihat Sean bermesraan nanti dengan Freya. Karena semua orang menganggap mereka sepasang kekasih. Namun nyatanya hanya sebagai teman baik yang di mana mereka sering jalan berdua. Kau ingat itu!"

Berterima kasih kepada Lucy karena rahasia itu tidak diketahui olehnya.

Tapi tunggu, itu bukan rahasia sebab sudah diketahui oleh umum. Dia yang tidak bisa mencari tahu tentang informasi suaminya sendiri.

avataravatar
Next chapter