1 Seseorang Yang Telah Berkhianat

Gwen menunggu di sebuah toko gaun, menunggu kehadiran adik dan juga tunangannya—Ben. Hari ini akan menjadi hari paling indah untuknya. Mencari gaun untuk pernikahannya yang sebentar lagi akan berlangsung.

Rasanya ini adalah seperti mimpi bagi Gwen. Hubungan yang sudah empat tahun dijalaninya dengan Ben baru sekarang bisa diwujudkan. Apalagi hadiah pernikahan adalah tinggal di luar negeri bersama dengan suaminya nanti.

Dengan postur tubuh yang indah, ia mencoba gaun pengantin di toko gaun yang sudah menjadi tempat janjian keduanya.

Ditemani dengan beberapa pegawai yang menemaninya di sana untuk mencoba gaun indah itu. "Nona, kau terlihat sangat cantik dengan gaun itu," puji seorang pegawai yang sebenarnya tidak perlu diragukan lagi bagaimana keindahan dan juga kecantikan Gwen saat ini.

"Jangan terlalu berlebihan, aku sedang menunggu pendapat calon suami yang sebentar lagi akan datang,"

Rasa bahagia yang tidak bisa dijelaskan lagi oleh Gwen.

Sudah satu jam lebih dia menantikan kehadiran Ben yang sampai sekarang ini belum datang juga.

Gwen melepaskan gaun pengantin yang sudah cocok dengannya itu. Kemudian meminta untuk disimpan karena dia harus datang bersama dengan calon suaminya. Menunggu calon suaminya yang menilai apakah itu cocok dengannya atau tidak. Jika tidak, maka dia akan menggantinya dengan segera. Pendapat Ben sangat dia nantikan sekarang ini, sayangnya pria itu belum juga menampakkan dirinya.

"Kau lupa dengan janjimu, Ben?" dia bicara dengan layar ponselnya saat melihat jam sudah menunjukkan jam yang sebenarnya itu sudah lewat dari perjanjian.

Jika Ben tidak datang, maka satu-satunya cara kali ini adalah menghampiri pria itu ke kantornya. Dia harus meminta penjelasan tentang alasan pria itu tidak datang untuk menemaninya mencari gaun pengantin yang padahal memang sudah diminta oleh Ben sendiri.

Tidak adil rasanya jika dia pergi sendirian.

Gwen memutuskan untuk pergi ke kantor tunangannya.

Saat tiba di sana dia disambut dengan sangat ramah. Namun ada pula beberapa orang yang raut wajahnya ditekuk. Dan juga ketika dia sudah tiba di depan ruangan kekasihnya, nampak sekretaris yang tempat bekerjanya di depan ruangan Ben itu terlihat sangat kaku.

Apa yang terjadi? Gwen mencoba untuk tidak peduli dengan ekspresi itu. Yakin jika Ben di dalam sedang sibuk.

Gwen menarik tali tasnya untuk menaikkan ke atas bahu dengan wajah cerianya ia memegang kenop pintu ruangan presiden direktur yang pekerjaannya tentu saja bukan hal yang main-main. "Nona Gwen, apa kau tidak berminat menunggu diluar saja? Kudengar Tuan Ben sedang sibuk," Alice sekretaris Ben juga sama seperti orang-orang yang di luar sana terlihat sedang menyembunyikan sesuatu.

Alice memejamkan matanya kemudian kembali duduk di kursinya dengan kaki yang bergemetar. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Presiden direkturnya sedang berselingkuh dengan adik dari tunangannya sendiri. Dan jelas-jelas semua orang tahu bahwa Gwen dan Ben akan segera menikah.

Langkah kaki Gwen terhenti, namun dia menguatkan hatinya saat dia menekan kenop pintu untuk membukanya. Menampilkan kedua manusia yang sedang berkhianat di sana. Valeria—adik tiri Gwen yang sedang berciuman di dalam ruangan itu bersama dengan Ben—kekasih Gwen atau lebih tepatnya tunangan Gwen.

Ben membelakanginya sedangkan Valeria menatapnya namun memberikan tatapan yang sangat penuh arti. Penuh dengan kebencian yang seolah sedang menertawakan apa yang terjadi. Apa yang dilakukan oleh Ben itu merupakan sebuah kejahatan yang begitu fatal membuat hati Gwen hancur seketika. Apalagi yang terus menekan kepala Valeria adalah pria itu agar memperdalam ciumannya.

Gwen memilih keluar dari ruangan itu dibandingkan bertahan atau memarahi keduanya. Sadar jika itu adalah keinginan dari tunangannya melakukan itu dengan Valeria. "Itu yang membuatmu sampai gugup seperti tadi, Alice?" nampaknya dia sedang ingin menertawakan dirinya sendiri sekarang. Semua orang sedang tertawa melihat kebodohannya. Percaya dengan tunangannya yang akan datang ke toko gaun utnuk menemaninya mencoba gaun pengantin.

Gaun pengantin mana yang akan dipilih? Sedangkan pernikahannya sudah pasti tidak akan berlanjut. Pengkhianatan yang dilakukan oleh Ben sudah sangat keterlaluan. Apalagi dengan adik tirinya Gwen.

Alice mencoba untuk mengejarnya dan menahannya untuk tidak pergi. Lengan kirinya ditahan oleh Alice ketika hendak keluar dari perusahaan yang dipimpin langsung oleh Ben. "Ada apa?"

"Maaf untuk kejadian apa yang kau lihat Nona Gwen. Aku sendiri tidak bisa untuk melakukan hal lebih, aku ingin memberitahukannya padamu sejak lama. Sayangnya aku takut dikeluarkan dari perusahaan ini,"

Gwen tersenyum menahan getir yang dirasakan. "Kau tidak perlu berkorban. Apalagi sampai mengorbankan pekerjaanmu hanya untuk menolongku dari keduanya. Aku tidak apa-apa, Alice. Kau cukup diam dan beritahu semuanya jangan mengatakan aku datang ke sini untuk mencari Ben. Aku sudah tahu kejadiannya, jadi aku tidak akan berkomentar lagi."

Gwen melepaskan tangan Alice dari lengannya yang kemudian memilih keluar dari perusahan itu. Siapa saja tolong dia sekarang ini. Rasanya begitu sakit ketika melihat tunangannya yang bahkan sebentar lagi akan menjadi suaminya, tapi malah berkhianat dengan adik tirinya sendiri. siapa yang bisa menerima pengkhianatan itu? Jika orang lain, mungkin Valeria akan dipermalukan karena telah merebut calon suaminya. Sayangnya dia masih punya harga diri, jika Ben mempermalukannya dengan cara memilih Valeria, pasti itu akan sangat menyakitkan baginya.

Sebelum bertindak kasar kepada Valeria. Gwen sudah memikirkan konsekuensinya seperti apa. Pertama dia tidak akan pernah dibela oleh Ben. Kedua jika dia melaporkan semua ini kepada Ayahnya, tidak akan pernah mendapat pembelaan karena ayahnya selalu saja lebih peduli dengan Valeria yang statusnya hanya sebagai anak tiri di keluarga itu.

Dia memilih berjalan kaki untuk pulang. Entah ini akan terasa menyakitkan atau bahkan terlihat lucu. Dia sama sekali tidak bisa berpikir jernih lagi. "Aku akan memberimu pelajaran, Valeria. Beraninya kau merebut Ben dariku. Kau juga akan mendapatkan balasan setimpal dari apa yang kau lakukan itu Ben. Jangan berharap kau bisa lolos dariku."

Rasa amarah itu tidak bisa ditahan lagi, apa-apaan dengan semua ini. Ayahnya yang tidak membelanya sama sekali jika dia melaporkan kejadian ini. Tidak memiliki keluarga selain Ayahnya. Tapi pria yang diharapkan bisa menjadi peneduh baginya sama sekali tidak peduli dengannya. Bahkan selalu membandingkan dirinya dengan Valeria yang statusnya sebagai anak tiri.

Di sini dia merasa bahwa dirinyalah yang menjadi anak tiri. Bukan Valeria, sikap ibu tirinya juga yang akhir-akhir ini terlihat sangat aneh kepada Ben yang ternyata ini adalah hadiah yang diberikan oleh ibu tirinya dari kebaikan selama ini yang ditujukan kepada pria itu.

Seseorang yang telah berkhianat tidak pantas untuk diberikan kesempatan. Semakin diberikan kesempatan, semakin pula dia akan mengulangi kejadian yang sama��Gwen Natali.

avataravatar
Next chapter