10 Sekali Pengkhianat Akan Tetap Jadi Pengkhianat

Sean bersama dengan Freya.

"Kau tahu Sean, aku melihatmu kurang bahagia dengan istrimu. Lalu selalu saja memilihku menjadi perempuan yang mendampingimu ke mana pun kau pergi," Freya tentu saja merasa puas karena dia bisa mengajak ke manapun dia mau. Dia bisa mengajak Sean liburan, atau bahkan pergi untuk mengurus bisnisnya dan pria itu tidak akan pernah menolak.

Sayangnya mereka tidak ada hubungan apa-apa selain hubungan teman baik. Kendati demikian, setiap kali ada perjalanan bisnis seperti sekarang ini. Tentu mereka akan tetap di dalam satu hotel. Tidak peduli bagaimana tanggapan orang lain. Sebab Sean begitu keras kepala dan ingin selalu berama.

Freya juga tidak bisa menghalangi teman baiknya itu untuk menolak bersama.

Tiba di dalam hotel, Freya membeli beberapa minuman untuk Sean karena dia tahu kalau pekerjaan pria itu sangat berat. Mungkin butuh sedikit hiburan untuk sekadar menenangkan diri.

Sean menoleh ketika dia baru saja membuka jasnya dan ingin segera mandi. "Kau ingin mandi, Sean?" Freya mencari kesempatan baik untuk ini.

Sekalipun dia sadar kalau tidak ada hubungan apa-apa dengan Sean. Tapi dia menganggap pria itu sudah seperti saudara kandung baginya. Kapan pun dia butuh, Sean akan datang padanya. Mengingat hanya pria itu yang tahu betapa menyedihkannya dia memiliki Ayah tiri yang selalu saja menganggapnya remeh. Kemudian dia membuktikan bahwa dia bisa melakukan apa saja yang dia inginkan.

Suara lembut Freya itu membuat hati Sean bergetar ketika dia tidak bisa membayangkan betapa indahnya suara itu yang mampu membuat Sean tergoda. Sayangny Freya akan tetap menjadi dirinya tanpa memandang dia sebagai lawan jenis atau bahkan tidak akan pernah melihatnya sebagai seorang pria yang istimewa.

Sean ingin diperlakukan baik, wlaupun selama ini Freya menganggapnya teman. Tapi tidak hanya itu, yang dia inginkan adalah suatu hal yang begitu membuatnya bahaga—misalnya status hubungan.

Terdengar sangat kurang ajar memang ketika Sean ingin lebih.

Mengingat di rumah ada Gwen, dia memikirkan bagaimana sedikit lebih baik jika dia berubah. Tapi tetap saja dia tidak bisa membohongi perasaannya bahwa yang dia inginkan itu adalah Freya, bukan Gwen.

Pria itu keluar dengan handuk yang dililitkan di pinggangnya. "Aku membeli wine untuk kita bersenang-senang nanti," Freya nampak begitu bahagia mengatakan hal demikian.

Sean mengenakan pakaiannya dihadapan Freya. Dia tidak malu lagi untuk membuka pakainnya dihadapan Freya karena perempuan itu sudah biasa melihatnya bertelanjang. "Kau ingin kita bersenang-senang malam ini, hmmm?" rayu Sean yang mengecup bibir Freya dengan romantisnya.

Semalam dia harus mandi tengah malam ketika dia bersama dengan Gwen. Bukan karena dia ingin melakukan itu dengan Gwen. Akan tetapi karena Freya yang selalu dia ingat. Tetapi tidak pernah ada respon baik dari perempuan itu ketika Sean ingin memiliki hubungan lebih. "Aku tentu saja ingin bersenang-senang denganmu, Sean. Kau adalah teman baikku. Kau adalah orang yang selalu mau kuajak ke mana pun aku pergi. Demi apa pun dan bahkan dalam kesibukan apa pun kau bahkan menemaniku," puji Freya.

Berbeda halnya ketika dia bersama dengan Gwen. Tidak ada hasrat sedikitpun dia punya. Namun ibunya memaksa untuk segera memiliki keturunan. Mau tidak mau, maka dia harus memenuhi permintaan ibunya. Jika saja bukan ibunya yang memaksakanya untuk menikah. Pasti Sean masih sendiri sampai sekarang.

"Sean, kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Kau dan Gwen kenapa masih sama-sama bersikap dingin?"

Sean menatap Freya dengan tatapan tidak suka jika itu menyangkut tentang istrinya. "Aku akan pulang ketika kau terus membahas perempuan itu," dia terlihat tidak suka dan bahkan menghindar dari Freya ketika perempuan itu berkata seperti itu. Sean memang tidak suka ada yang ikut campur dalam rumah tangganya. Ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan.

Pria itu memilih untuk istirahat dibandingkan membahas Gwen dan juga masalah rumah tangganya. Dia adalah orang yang bisa dikatakan jika dia tidak suka membahas hal pribadi pada orang lain.

"Sean, kau marah?" rayu Freya kepadanya.

Freya hanya mengenakan lingerie berwarna merah ketika malam itu. Tidak ada yang bisa menyangkal kecantikan Freya, selain cantik, dia juga sangat cekatan dan bahkan jauh lebih menggoda.

Jangankan untuk menolak, dia tidak akan bisa melakukan itu. "Sean, kau bisa menemaniku mabuk sebentar saja!" gelas wine itu disodorkan kepada Sean.

"Aku sedang tidak ingin minum malam ini, aku ingin tidur," Sean mencoba menolak kali ini.

Freya tidak menyerah. "Aku akan sangat marah ketika kau menolak ini, Sean. Kau tahu sendiri betapa inginnya aku melihatmu melakukan ini untukku,"

Pria itu bangun dari tempat tidurnya yang begitu empuk lalu mengambil segelas wine yang disodorkan oleh Freya. "Kau yakin ingin menghabiskan malam ini hanya dengan mabuk-mabukan Freya?" dia membalas gelas Freya untuk bersulang.

Freya menggangguk lalu dia meneguk minumannya usai bersulang dengan Sean. Satu gelas habis diteguknya, perempuan itu mengambil botol minuman itu lagi dan menuangkannya ke dalam gelas untuk kedua kali. "Kau tidak tahu betapa inginnya aku untuk menghabiskan waktu denganmu. Sebelum aku melihatmu sibuk dengan istrimu, Sean," Freya sambil tertawa mengungkapkan hal itu.

Sebenarnya dia masih tidak mengerti mengapa perempuan itu berkata demikian kepada dirinya.

"Apa yang kau katakan itu, Freya?"

Freya terkekeh. "Aku tidak mengatakan apa pun, Sean. Aku hanya ingin di sampingmu malam ini," hanya itu yang dia katakan.

Otaknya sudah lelah melihat berita mengenai pernikahan Sean yang selalu ditayangkan ulang oleh berita dan juga beberapa media mengungkapkan begitu bahagianya Sean dengan pernikahannya. "Kau tidur denganku malam ini?"

Sean mengangguk pelan. "Asal kau selalu disampingku. Aku melakukan apa pun demi dirimu,"

"Aku tidak ingin hamil, Sean. Hanya itu yang tidak aku inginkan,"

Sean paham dengan itu. Setiap kali mereka bertemu, Freya akan mengatakan hal serupa. Maka dia harus bersiap dan mungkin ini adalah pertemuan dengan Freya yang terakhir kalinya. Jika nanti kabar kedekatannya terhembus oleh Gwen, maka berakhirlah sudah semua ini.

Sean memang tidak mencintai Gwen. Tapi dia menghargai pernikahan itu, tidak mau jika kabar buruk tentangnya sampai terdengar. "Kau tau semenjak menikah aku merasa Gwen tidak ada apa-apanya denganmu,"

Freya mengayunkan gelasnya untuk mengaduk wine itu. "Aku tidak suka kau membandingkanku dengan Gwen. Dia istrimu, sedangkan aku?" katanya dengan tawa yang dipaksakan.

Freya sudah sangat sangat benci dengan kenyataan itu. Dia tidak suka dengan Gwen yang sudah mengambil alih Sean sekarang. "Aku tidak membandingkanmu. Tapi kau begitu istimewa dibandingkan dia," ulang Sean dengan lebih jelas lagi bahwa dia memang membandingkan Gwen dengan Freya.

Ia hanya bersandar pada ranjang dan duduk dilantai sambil menekuk sebelah lututnya dan menumpukkan tangannya. "Kau tahu Sean, aku merasa merindukan seseorang,"

Sean tahu jika dia memang tidak pernah ada di dalam hati Freya. Maka dia hanya sebagai teman sepi Freya saja. "Kau merindukan dia? Mengapa kau tidak mengungkapkan bagaimana isi hatimu pada dia?"

Freya meletakkan gelas itu dan langsung mengambil botol wine dan meneguknya dari sana. "Aku sudah mengungkapkannya berkali-kali. Tapi dia malah mengatakan jika dia tidak membutuhkanku,"

Jika memang sudah tidak dibutuhkan. Untuk apa juga Freya bertahan dengan pria semacam itu? Tidak sepantasnya Freya bertahan dengan pria yang sama sekali tidak bisa menghargai perasaannya bukan?

Meskipun dia sudah berkata seperti itu. Sudah pasti jika jawaban Sean tidak akan jauh dari ucapan teman-temannya terdahulu yang mengatakan jika Freya harus bersabar.

"Kau tidak akan pernah tahu bagaimana rasa ini, Sean. Karena kau tidak akan pernah paham bagaimana rasanya menjadi aku yang mencintai orang lain, yang sudah dimiliki,"

Sean berkata di dalam hati. 'harusnya kau menginginkanku dulu sebelum aku memiliki Gwen. Maka aku bisa menjadi orang yang kau miliki seutuhnya. Bukan membuat deritamu semakin sakit seperti sekarang ini' namun nyatanya Sean hanya bisa berkata di dalam hati.

Bara api itu terus saja membuat panas hati Sean mendengar cerita itu.

Ia lalu turun dari ranjangnya untuk mengenyahkan botol wine itu dari Freya. Dia mengangkat tubuh perempuan itu dengan sangat enteng ke atas ranjang.

Apa yang terjadi setelah ini? Sudah pasti mereka akan melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh mereka berdua. Sebab itu akan menghancurkan hati, Gwen di sana.

Meski tidak terlihat, sekali berkhianat akan tetap menjadi seorang pengkhianat. Dan mereka berdua adalah pelaku kejahatan yang sudah menyakiti hati Gwen secara diam-diam.

avataravatar
Next chapter