15 Rencana Wilona

"Bagaimana hasilnya?"

Kedua anak buah Sean sudah tiba di rumah. Jika bukan karena tanggungjawabnya sebagai seorang suami. Dia tidak akan melakukan ini kepada Gwen. Tidak akan peduli terhadap perempuan itu bagaimanapun Gwen akan bertindak.

Namun sekarang ini hanya dia yang bisa melindungi istrinya.

Alex selaku tangan kanannya yang merupakan ketua dari anak buahnya itu menarik napas dengan sedikit rasa beban ketika mendengar Markus yang tidak peduli terhadap Gwen. "Tuan, Ayah Nyonya Muda tadi sempat berkata bahwa dia tidak peduli dengan Nyonya Muda. Bahkan ia mengatakan jika ingin melihat Nyonya Muda mati,"

Mendengar ucapan itu membuat hati Sean sedikit nyeri. Masih ada orang tua yang tidak tidak peduli terhadap anaknya sendiri bahkan itu yang dilakukan oleh ayahnya Gwen untuk membiarkan Gwen tidak perlu hidup di dunia ini.

Dia cukup mengerti dengan ucapan itu. "Kalian boleh pergi sekarang!" Sean berdiri dari tempat duduknya lalu pergi ke kamar untuk melihat keadaan Gwen.

Sean beberapa lama mengamati jika istrinya sudah bisa terlihat baik-baik saja.

Gwen merasa tidak enak jika diperhatikan seperti itu oleh Sean.

Matanya tidak bisa dibohongi. Dia merasa sangat senang ketika diperhatikan oleh Sean. Tetapi tidka merasa leluasa melakukan sesuatu jika dia berada di tempat tidur kemudian ditemani oleh Sean.

"Kau tidak pergi ke mana-mana?" tba-tiba pertanyaan itu melayang untuk Gwen.

Gwen berbalik lalu bangun dari tempat tidurnya. "Tidak, memangnya kau ada rencana?"

Sean membalik buku majalah yang sedang dia pegang. "Tidak aku tidak pergi ke mana-mana. Hanya ingin mengajakmu jalan-jalan, tapi itupun jika kau mau," kata Sean tanpa melihat ke arah Gwen.

Namun hatinya benar-benar tidak bisa menerima itu semua. Valeria sudah sangat keterlaluan membuatnya seperti ini. Dia tidak bisa terima jika foto itu benar-benar sudah musnah oleh Valeria.

Jika dia bertemu dengan Valeria, tangan Gwen sudah siap untuk mencekik gadis itu lagi jika dia bertemu dengan adik tirinya. Dia tidak peduli lagi dengan hukuman yang akan dia dapatkan.

Gwen kembali tidur dan menutup kepalanya dengan selimut. "Aku tidak tertarik,"

Baiklah Sean harus menyerah mengajak istrinya ataupun membujuk Gwen yang memang sedang dalam keadaan suasana hati tidak baik.

Telepon genggamnya berbunyi membuat Sean harus beranjak dari tempat tidurnya untuk mengambil benda itu di atas meja yang tidak jauh dari tempat tidurnya.

Dilayar telepon genggamnya dia melihat nama ibunya tertera di sana. Sean menyentuh tombol hijau untuk menjawab telepon. "Ada apa, Ibu?"

"Sean, bisakah kau mengajak Gwen untuk datang ke rumah malam ini? Ayahmu sudah membeli minuman keras yang paling kau sukai, Sean," Ibunya terdengar sangat bersemangat. "Kau jangan lupa bawa Gwen. Dia belum pernah makan malam bersama keluarga kita, bukan?" tanya Ibunya.

Jika ibunya yang meminta, tidak akan pernah ada penolakan walaupun sekarang ini keadaannya sangat tidak mendukung.

Dia berusaha untuk tetap tenang. "Baik Ibu, apakah Ayah ingin mabuk denganku?" tanyanya dengan nada yang sedikit ingin membalas semangat ibunya.

"Tentu saja, dia yang memintaku untuk menghubungimu sayang. Kau harus datang bersama menantu Ibu,"

"Kalau begitu aku dan Gwen akan bersiap-siap sekarang. Kau harus menyediakan makan malam yang lezat Ibu,"

"Pasti Sean, Ibu yang memasaknya sendiri untukmu dan menantu Ibu. Jadi kau tidak perlu khawatir tentang makan malam itu,"

Sean menutup teleponnya lalu menaruhnya kembali ke tempat semula. "Gwen, kau harus bersiap-siap. Ibu memintaku untuk datang ke rumahnya. Jangan perlihatkan wajah sedihmu di depan Ibu nanti ketika kau tiba di sana!" perintah Sean.

Sean dan Gwen berada di rumah orang tuanya Sean yang rumahnya tidak kalah megahnya dari Sean. Namun mereka tinggal terpisah sebab Sean tidak ingin jika urusan pernikahannya ada orang tua yang terlibat. Itu yang pernah dijelaskan oleh Sean waktu itu.

Wilona yang menyambut kedatangan Gwen dan Sean terlihat begitu ceria saat dikunjungi oleh menantu dan juga anaknya. Begitupun dengan Selena yang ikut menyambut kedatangan kakak iparnya. "Kakak ipar, kenapa kau baru berkunjung sekarang?"

Selana menyambut Gwen dan menggandeng tangan perempuan itu.

Gwen tahu bahwa ibu mertuanya tidak suka terhadapnya semenjak kejadian dia mendorong kepala Valeria ke kaca lemari hingga pecah. Tetapi dia tidak peduli dengan hinaan waktu itu.

Wilona dan Selena mencoba untuk tetap terlihat jauh lebih akrab dibandingkan dengan hari biasanya. Dia tidak mau jika Sean tahu bahwa dia yang tidak suka terhadap Gwen.

Rencana malam ini yang akan mereka perbuat adalah menjebak Gwen dan juga Sean agar keduanya mau tidur bersama dan melakukan hubungan suami istri. Sebab Sean mengakui bahwa dirinya belum pernah menyentuh Gwen sebab dia ingin lebih dekat terlebih dahulu dengan istrinya.

Sedangkan Wilona dan suaminya tidak akan pernah mau mendengar alasan itu. Yang dia inginkan dengan suaminya adalah kabar tentang kehamilan menantunya yang sudah sangat dinantikan.

Suaminya Wilona mengatakan jika itu harus dilakukan mengingat perbuatan Sean itu sudah sangat keterlaluan. Di saat mereka berdua menantikan kehadiran seorang cucu, Sean malah berkata bahwa dia belum menuentuh Gwen sama sekali. Yang artinya tidak akan ada cucu jika Sean tidak melakukan itu dengan istrinya.

Demi melakukan itu Selena pun harus disogok terlebih dahulu untuk tidak mengatakan apa pun terhadap Sean nantinya. Karena dia tidak suka terhadap keluarga Gwen yang terlihat sangat sok akrab itu. Maka Wilona harus melakukan apa saja yang diinginkan oleh anaknya.

Makan malam berlangsung, tidak akan ada percakapan ketika sedang makan di keluarga besar Harvey. Mereka akan menikmati makanan dan juga saling menghargai agar tidak ada yang tersedak nantinya.

Di ruang keluarga usai makan malam mereka berkumpul, kecuali Wilona tidak hadir di tempat itu. Dia akan mengajak Gwen ke suatu tempat dan diberikan hadiah sebagai selingan bahwa dia akan menjebak menantunay itu.

Wilona dan suaminya tidak peduli bagaimanapun nanti hasilnya sekarang ini mereka hanya ingin cucu, sebab berminggu-minggu keduanya menikah sampai sekarang tidak ada kabar terendusnya kabar baik itu dari Sean. Yang bahkan anaknya sendiri belum pernah melakukan hubungan itu dengan Gwen.

Gwen berkeliling di rumah mertuanya dia melihat ada foto keluarga yang bisa dia yakini bahwa yang dipangku itu adalah Sean. Sean beruntung punya foto keluarga yang dipampang sangat besar. Di rumahnya Gwen hanya ada foto bersama dengan anggota keluarga baru. Tidak ada satupun foto yang menampakkan fotonya bersama dengan ibunya.

Entah apa yang terjadi sampai ayahnya memisahkan dia dengan ibunya yang diberitahu bahwa ibunya Gwen telah tiada. Tapi di dalam hatinya, dia yakin Ibuya masih hidup.

"Gwen, kemarilah!" Wilona akan menunjukkan sebuah dress yang dibelinya untuk Gwen yang ada di dalam kotak.

Gadis itu nampak bermalas-malasan mendekat ke arah Wilona. Dia diberikan sebuah kotak ketika sedang bersama mertuanya. "Bukalah!"

Gwen membuka kotak itu dengan perlahan karena diikat oleh pita.

Ia melihat ada sebuah dress berwarna cokelat diberikan oleh ibu mertuanya. "Ibu yakin ini untukku?"

Wilona tersenyum manis, "Tentu saja, karena kau sudah menjadi anakku. Aku minta maaf atas kejadian kemarin yang sempat membuatmu marah dengan ucapanku ketika kau ditahan, aku tidak bisa menahan amarahku mendengarmu melakukan kejahatan,"

"Aku yang meminta maaf karena telah membuat kekacauan seperti itu, Ibu. Aku tidak akan melakukan hal yang memalukan lagi dan memperburuk citraku di keluarga besar Tuan Harvey," Gwen melihat dress yang sangat cantik itu. "Ibu, ini sangat cantik,"

"Karena kau yang akan memakainya, maka dress itu juga akan terlihat sangat cantik nantinya, Gwen," puji Wilona ketika hadiah yang dia berikan untuk Gwen itu diterima dengan baik oleh menantunya.

Wilona dan Selena akan tetap memberikan hadiah sampai Gwen benar-benar hamil oleh Sean karena tidak mau jika anaknya dikatakan tidak bisa menggauli istrinya sampai Gwen belum hamil juga. "Gwen, pakaialah sekarang! Temani Ayah dan juga suamimu nanti di ruangkeluarga. Mungkin Sean akan melihatmu berpenampilan minim seperti itu!"

Gwen hanya menurut apa saja yang diperintahkan oleh Wilona selama hati dan juga perasaan mertuanya membaik. Dia tidak mau jika membuat masalah lagi yang nantinya bias membuat Sean juga marah kepadanya.

Berada di dalam keluarga yang terkenal itu tidak mudah, pasti akan sangat rentan dengan tindakan yang dia lakukan bisa membuat mereka kecewa. Maka dia tidak ingin jika hal itu terjadi. Sean dan Gwen juga sudah sepakat jika ada yang terjadi lagi kepada Gwen, maka Sean tidak akan pernah bertanggungjawab apalagi menolong Gwen jika terjadi sesuatu.

Gwen sudah tahu tentang pura-puranya mertua dia sekarang ini berbuat baik padanya. Pasti akan menanyakan kapan dia akan hamil?

Gwen sendiri tahu bahwa Sean tidak tertarik padanya. Maka dari itu tidak pernah terjadi apa pun juga terhadap mereka berdua. Apalagi ketika ditanya kapan hamil, itu adalah hal yang menjadi mustahil baginya.

avataravatar
Next chapter