1 1. Lyinda

Aku berjalan di tepi pantai dengan debaran ombak yang terlihat ingin menggapai kaki ku kemudian membawaku ke tengah laut, dan senja yang menemaniku saat ini seakan akan ingin pergi. Aku sangat capek dengan rasa ini yang selalu menghantuiku setiap hari, setiap malam. Rasa ini seharusnya tidak akan pernah ada. Dengan hembusan angin pantai yang membuatku merasa sangat kesepian. Aku di hantui oleh rasa ini. Mencintai seseorang yang sudah dimiliki oleh sahabatku sendiri yaitu Windy Sabrina.

Windy pantas mendapatkannya melainkan aku yang tidak mempunyai apa apa. Aku hanyalah orang biasa, sementara Windy adalah orang terpandang.

Tapi kenapa rasa ini tidak akan pernah hilang?? apakah aku ini bodoh? aku mencintai dia yang tidak mencintaiku sama sekali.

Bahkan senja pun sudah pergi dariku.

" Mungkin sekarang aku harus melupakannya." kataku saat berjalan pulang di kesunyian ini, kegelapan ini seolah olah mengajakku untuk mati.

Aku berjalan di lorong dengan kegelapan yang menemaniku, suara suara aneh yang menghantuiku, mungkin suara ini hanya di pikiranku saja.

***

" Aku pulang "

" Aduh.. Lyinda kamu dari mana saja sih... itu adikmu besok mau ulangan... dia maunya kamu yang ajarin..." kata mamaku.

" iya iya... Lyinda ganti baju dulu ma..."

Mamaku memang penyayang tapi kalau dia marah, suaranya kayak toa. Aku mau tidak mau harus ngikutin kemauan dia, karena tanpa dia aku gak ada di dunia ini. Walaupun aku tidak mau hidup sih.

Aku tinggal dengan Mamaku yang bernama Lina Citra Lobono. Kalau ada yang aku minta... biasanya aku panggil Mami. Soal Papa?? Papa meninggal saat aku berumur 7 tahun, dan adikku masih berumur 3 tahun. Papa meninggal karena kecelakaan di pabrik. Saat itu... Mama sangat sedih sekali bahkan setiap malam menangis dan mengurung diri di dalam kamar. Jangka waktu 1 bulan lah, ibuku sudah merasa harus melupakan Papa supaya tenang di alam sana.

Sekarang umurku sudah 17 tahun dan adikku sudah berumur 13 tahun.

Aku sangat menyayangi adikku yang bernama Laras Septiani. Setiap 2 hari sebelum ulangan aku harus mengajari adikku, daripada panggil guru les jadi aku memberi ilmuku untuknya.

Aku sekolah di SMA 1 Jakarta, kelas XI jurusan IPA. Juara kelas sudah biasa bagiku, karena kuncinya juara adalah belajar, berlatih dan berdoa. Aku sangat bahagia saat melihat mama bahagia.

Tentang kesedihan? bagiku tidak seharusnya semua orang tahu dengan kesedihanku ini.

" kak?? kok lama sih ganti bajunya?? Laras mau belajar nih kak.." kata adikku Laras di depan pintu kamarku.

Aku segera membuka pintu kamar dan melihat Laras berdiri di depan pintu dengan wajah yang agak marah " iyaa kakak udah selesai nih."

avataravatar
Next chapter