1 Prolog

Di tengah hiruk-pikuknya lautan manusia yang berlenggok-lenggok menggoyangkan tubuhnya seiring dengan dentuman suara dan tak kalah juga bau alkohol yang begitu pekat di indra penciumannya membuat gadis berdress merah muda itu mendesah berat dan menatap malas di sekelilingnya. Tangannya yang putih seputih porselen terulur di atas meja menerima segelas vodka yang baru saja dituangkan bertender untuknya. Menenggaknya sedikit, membiarkan air itu menuju kerongkongannya dan menyegarkannya.

Rasanya, penampilannya malam ini hanya sia-sia saja. Menghadiri pesta ulang tahun sahabatnya-Amber, seharusnya gadis itu turut merasakan bahagia, namun mengingat pesan beberapa menit lalu yang baru saja muncul di ponselnya membuatnya nyaris naik darah.

Maafkan aku, Dear. Aku tidak dapat menemanimu malam ini, mendadak aku harus membantu Bastian untuk perpindahan apartemennya.

Jordan kekasihnya lebih memilih membantu Bastian sahabatnya daripada kekasihnya sendiri. Hell! Bahkan persahabatan wanita tidak seerat itu. Gadis itu ingin saja beranjak dari tempatnya, sialnya ini pesta ulang tahun Amber dan ia tidak mau mengecewakannya.

"Hai, Charlotte kau datang rupanya? Kau sendiri?"

Manik birunya mendongak menatap penanya dengan terkejut, Calvin-mantan kekasihnya bertanya dengan merangkul pinggang kekasih barunya dan menatap Charlotte seolah sengaja memamerkan hubungan mereka pada publik.

"Ah, Sugar, kau di sini? Maafkan aku, aku terlambat."

Seorang lelaki bertubuh jakung dengan setelan tuxedo cokelat gelapnya berhasil membuat Charlotte terkejut luar biasa, lelaki itu tersenyum lebar dan matanya menyorot indah bersamaan dengan sebelah tangannya yang melingkar di pinggul Charlotte dan membubuhi kecupan singkat di bibirnya.

Saat Charlotte diliputi rasa kekaguman pada lelaki asing itu, lelaki asing itu tiba-tiba mengeluarkan suara beratnya yang maskulin, "Perkenalkan, aku Blade. Kekasihnya. Kau?"

"Calvin. Senang bertemu denganmu, Blade. Kalau begitu kami harus pergi dulu." Calvin menatap tidak percaya pada diri Blade yang auranya luar biasa, hingga gadis baru Calvin menatap penuh kagum Blade.

Aktivitas di club itu menyenangkan, namun tidak ketika orang asing menghadang langkahmu dan menciummu dengan lancang.

Charlotte terpaksa menepis tangan Blade, ketika ia baru saja beranjak dari tempat duduknya. "Jika kau berharap aku mengucapkan terima kasih, maka bermimpilah, karena aku tidak suka kau menciumku. Because youre stranger."

Blade menaikkan sebelah alisnya. "Ayolah! Setidaknya kencan makan malam untuk hal tadi."

"Wake up! Kau pikir aku siapa? " Charlotte mengudarakan tangannya di udara. "Aku bukan wanita jalang yang semudah itu menerima tawaranmu." Cepat-cepat, gadis itu berlalu pergi dari pandangan Blade.

Cukup menarik bagi Blade mendapatkan penolakan sekaligus kalimat sarkasme. Balde pun berseru, "Kau berhutang makan malam denganku, Nona."

avataravatar