webnovel

Chapter Eight

Happy Reading yah!

🔥🔥🔥🔥🔥

Amanda nampak gusar sudah dua hari belakang ini. Wajah tampan Darko selalu terngiang-ngiang di pikirannya. Tidak hanya wajah, namun suara serta sentuhannya pun, ikut serta menjadi fantasi yang menyenangkan serta menegangkan untuk Amanda. Sial.

Amanda mondar-mandir di depan meja kerjanya dan menggigiti ujung pena yang ada ditangannya. Mungkin ini salah satu karma untuknya, karena sering kali mengejek bahkan terang-terangan menghina sahabat karibnya, Nana.

"Astaga! Bisa gila aku kalau terus begini. Dia pakai guna-guna apa sehingga otakku nampaknya terpaku padanya. Ah~ sial!" gerutu Amanda

Meja kerjanya berserakan kertas-kertas, ia bahkan sudah tidak peduli lagi dengan deadline pekerjaannya. Setelah kejadian ciuman panas yang terciduk dua hari lalu, pria iti seperti menghilang ditelan bumi entah kemana.

Amanda tidak merindukannya. Oh come on, dia hanya penasaran kemana hilangnya pria bastard itu.

Amanda mencoba menelepon asistennya agar segera keruangannya.

"Keruanganku sekarang juga," perintah Amanda tanpa basa-basi

Ketukan pintu terdengar. "Masuk," teriak Amanda

"Ada apa ibu memanggil saya?" tanya Isabel

"Kau urus semua berkas ini, rapikan serta pisahkan per perusahaan. Aku akan pulang lebih awal, kepalaku pusing. Aku butuh refreshing sejenak, akan kulanjutkan pekerjaanku besok lagi," jelas Amanda pada Isabel

Isabel hanya mengangguk saat menerima penjelasan dari Amanda. Ia salah satu asisten paling cekatan dan patuh atas apa saja yang Amanda miliki. Tidak pernah membantah dan tidak pernah ikut campur urusan Amanda.

Amanda mengambil tasnya dan memakai blazernya. Ia bersiap untuk pergi meninggalkan kantornya dan bergegas pulang ke apartmentnya dilanjut mencari kesenangan di club malam favoritnya.

Amanda membutuhkan alkohol malam ini. Ia butuh menyegarkan isi otaknya yang sudah terkontaminasi oleh pengusaha yang katanya terkenal dan kaya raya itu. Ah~ whatever, Amanda tidak peduli dengan materinya.

🔥🔥🔥🔥🔥

Suasana sepi dan sunyi menyambut kedatangannya di apartment. Amanda menghidupkan semua lampu, mendudukkan dirinya pada sofa empuk sambil memainkan ponselnya. Ia mencoba menghubungi sahabatnya yang berada di New York, Nana.

"Kapan kau akan ke Indonesia?" tanya Amanda tanpa basa basi

"Slow down babe. Aku akan segera kesana, aku masih memiliki beberapa pekerjaan yang belum selesai, jika aku sudah punya waktu untuk cuti. Aku akan segera melarikan diri dan bersenang-senang bersamamu disana," ucap Nana dan Amanda hanya mengangguk meskipun Nana tidak melihat pergerakan yang dilakukannya

Amanda menghela napas lelahnya. Perutnya berbunyi meminta sesuatu untuk masuk kedalam sana. Amanda memilih untuk berganti pakaian rumahan dan segera bergegas ke dapur. Amanda mengambil satu apel merah dan menggigitnya sambil mengamati apa yang harus dimasaknya. Sudah cukup lama Amanda tidak bermain dengan wajan dan spatula, mengingat begitu banyak deadline pekerjaannya.

Amanda mendesah pasrah ketika isi kulkas tidak bersahabat dengannya. Ia memilih untuk berbelanja di supermarket yang berada di basement apartmentnya. Bosan dengan masakan restoran, ia menginginkan makan masakan ia sendiri.

Teriyaki salmon bok choy pilihan menu yang akan Amanda masak. Amanda memilih hanya memakai tshirt berwarna putih tanpa lengan yang hanya menutupi sebagian paha putih mulusnya, untuk pergi berbelanja.

Ia menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada disekitaran basement apartment dan juga supermarket. Namun bukan Amanda jika memperdulikan tatapan aatau pandangan orang lain  mengenainya. Ia berjalan cuek mengambil keranjang belanjaan dan mencari bahan masakan yang diperlukannya.

Amanda begitu teliti dalam memilih bahan sayur mayur yang akan digunakannya untuk memasak nanti.

"Kau mencoba menggodaku dengan berpakaian seperti ini?" bisik seorang pria yang sontak membuat Amanda terkejut dan melemparkan tomat ceri yang sedang ia pegang

"Astaga!" kejutnya

Mata tajam Amanda menyalang saat menatap pria yang baru saja mengagetkannya dan berbisik ditelinganya. Pria yang mengusik pikirannya selama dua hari terakhir, bukan dua hari tapi beberapa waktu terakhir ini. Siapa lagi kalau bukan Darko, si pria bastard yang tiba-tiba datang dan seenaknya menghilang.

"Kenapa kau ada disini? Kau menguntit?" tuduh Amanda

Pria miskin ekspresi itu hanya menampilkan senyum smirk diwajah tampannya, yang sialnya membuat jantung Amanda bergemuruh hebat.

"Aku tidak menguntitmu. Hanya radarmu yang menunjukkanku atas keberadaanmu," ucap Darko membuat Amanda berdecih

"Cih! Gombalanmu tidak akan berpengaruh padaku. Pergi sana, sudah bagus kau pergi menghilang beberapaa hari ini dari pandanganku," usir Amanda

Amanda mencoba mengabaikan keberadaan Darko dan kembali sibuk memilih barang makanan apa saja yang akan dibelinya.

"Kau akan memasak salmon," kata Darko yang ternyata masih setia membuntuti pergerakan Amanda

Amanda memijat pelipisnya dan menggeram tertahan saat mendengar suara pria yang mampu merusak kinerja otaknya itu.

"Kenapa kau masih mengikutiku? Oh, astaga, apa kau tidak mengerti dengan bahasa yang ku pakai?" Amanda menaruh keranjang yang dipegangnya kelantai dan berkacak pinggang menatap tajam Darko

Darko bergerak gesit mengambil keranjang belanjaan Amanda dan meletakan lengannya pada pinggang Amanda. Mereka berdua terlihat sebagai pasangan yang begitu serasi.

"Romantis sekali pasangan muda mudi ini. Berbelanja saja harus berangkulan," ucap salah seorang pengunjung supermarket yang berada tak jauh dari Amanda dan Darko

"Tampan dan cantik. Kalian pasangan yang sangat serasi, semoga disegerakan memiliki momongan,"

"Jaga suamimu baik-baik, banyak pelakor yang bergentayangan di Indonesia ini. Wanita sekarang suka bule seperti suamimu,"

Amanda kehilangan kata-kata untuk membalas ucapan para ibu-ibu sok tahu itu, sedangkan Darko, pria itu hanya tersenyum kecil mendengar ucapan para ibu itu meskipun ia tidak mengerti dengan baik bahasa Indonesia yang digunakan, tapi ia yakin para ibu itu sedang memuji kebersamaan mereka berdua.

Amanda segera melepaskan diri dari pelukan Darko dan berjalan menuju bagian daging.

"Kau meninggalkanku," kata Darko tanpa rasa bersalah

Amanda memutar tubuhnya berdiri memghadap Darko sepenuhnya dan menatap tajam.

"Apa maumu sebenarnya?" tanya Amanda dengan emosi yang tertahan

"Aku lapar. Aku ingin makan," jawaban Darko terasa ambigu di telinga Amanda dan wanita itu mendengkus kesal

"Di seberang sana ada cafe. Kau bisa pergi kesana untuk makan. Menjauhlah dariku," Amanda memberikan arahan pada Darko mengenai cafe yang berada didepan apartmentnya

"Aku tidak ingin masakan orang lain. Aku hanya ingin makan wanitaku," ucap Darko datar

Amanda tersedak ludahnya saat akan menjawabi ucapan Darko. Darko dengan sigap memberikan sebotol yogurt yang berada didekat mereka. Amanda meneguknya meskipun dengan mata memicing karena rasanya yang cukup asam.

"Makan wanitamu?"

"Ya sudah sana cari wanitamu dan makanlah dia sepuasmu," desis Amanda emosi

"Cari? Wanitaku sudah berada didepanku, ia sedang memasang wajah kesal dan menahan emosi saat ini," Darko mengucapkannya dengan santai tanpa beban

Amanda lelah, ia mengibaskan telapak tangannya dan memutar bola matanya jengah. "Whatever! Terserah, lakukan apa maumu,"

Amanda melanjutkan belanjanya memilih buah segar, sayuran, daging dan ikan sesuai keperluannya. Ia membiarkan Darko, pria tampan gagah maskulin itu menenteng seluruh hasil belanjaannya dan berjalan mengekorinya. Percuma saja jika diusir, pria itu tetap akan keras kepala membantahnya.

🔥🔥🔥🔥🔥

Amanda mendesah pasrah ketika Darko dengan seenaknya masuk ke dalam apartmentnya dan itu artinya semua rencananya akan berubah haluan. Kenapa pria aneh ini berkeliaran disekitaran dirinya.

Darko menaruh kantung belanjaan Amanda diatas meja dapur dan membongkarnya satu per satu. Sebelumnya, Darko membuka ujung kancing kemejanya dan menggulung lengan kemejanya menjadi setengah lengan. Amanda menahan napas ketika melihat pemandangan itu. Seksi dan panas. Ya- panas, udara disekitar Amanda mendadak panas akibat gerakan slow motion yang dilakukan Darko.

"Pria sialan! Hanya menggulung lengan kemeja kenapa harus semenggairahkan dan seseksi itu? Otakku benar-benar harus direparasi segera agar tidak terjangkit virus-virus mesum karenanya," gumam Amanda

Mereka berdua menyusun semuanya dalam diam, namun terlihat kompak. Jika orang lain melihatnya tentu akan beranggapan jika mereka adalah sepasang pengantin baru yang begitu serasi.

Amanda bersiap memasang apron namun tertahan sebuah lengan penuh otot.

"Hari ini aku akan memanjakanmu. Jadi, kau hanya perlu duduk diam disana," Darko menuntun Amanda agar duduk manis di kursi depan mini bar yang terdapat dalam satu ruangan di dapurnya

"Aku peringatkan, jangan sampai air liurmu menetes saat memandangiku memasak,"

Baru saja Amanda akan menjawab sinis ucapan Darko namun bibirnya terbungkam dengan benda kenyal yang selalu membuatnya ingin lagi, lagi dan lagi. Darko menciumnya singkat lalu membuka semua kemejanya dan melemparkannya ke pangkuan Amanda seraya tersenyum miring.

Amanda hanya diam dan menganga masih mengumpulkan nyawanya akibat ciuman singkat yang begitu mempengaruhi kinerja otaknya itu.

Pria tanpa pakaian yang menutupi sebagian tubuhnya sedang berdiri santai memainkan segala peralatan di dapur. Wanita mana yang tidak tergiur melihat pemandangan super menarik di depan matanya ini. Pria dengan tubuh proposional, lengan berotot, perut sixpack dan punggung yang sandarable.

Wajah tampan Darko begitu fokus dengan semua bahan yang kini berada di dalam wajan. Super sialan! Air liur Amanda nyaris menetes, betul seperti yang diperingatkan Darko tadi padanya. Ia bukan tergiur pada makanannya namun pada orang yang memasaknya.

Sesungguhnya, kenapa pria itu diciptakan Tuhan begitu sempurna. Wajah yang tampan, tubuh yang proposional, pekerjaan yang sungguh mapan dan keahlian memasak seperti ini. Satu lagi, pria itu mampu memuaskannya hanya dengan lidah pula.

🔥🔥🔥🔥🔥

Dua piring Teriyaki Salmon Bok Choy, Tomato Spinach Shrimp Pasta dan Winter Fruit Salad tersaji diatas meja makan Amanda.

Amanda ternganga melihat semua masakan yang tersaji di atas mejanya. Semua makanan terlihat begitu menggugah selera. Amanda tidak akan percaya jika semua masakan itu dibuat oleh Darko jika pria itu tidak langsung memasaknya di dapur Amanda.

"Kau harus mencoba semua masakanku," tawar Darko sambil mengelap kedua telapak tangannya dan mempersilakan Amanda untuk duduk disampingnya

Amanda sangat tidak sabar untuk mencicipi semua masakan itu.

"Kau harus makan yang banyak. Tubuh ringkihmu ini tidak akan terlihat seksi lagi jika kau kekurangan asupan makanan sehat," sindir Darko

Amanda melirik sinis. "Aku tidak menyangka kau bisa memasak semua ini," mulut Amanda gatal untuk mengatakan hal seperti itu

Darko tersenyum miring. "Bisa kau lihat bagaimana multitalentanya aku. Bukankah aku masuk dalam jajaran pria yang sempurna, begitu diinginkan dan impikan para wanita diluar sana,"

"Cih! Sayangnya aku bukan salah satu wanita itu," elak Amanda meskipun bibir dan hatinya tidak sejalan

"Oh ya? Aku jadi merasa begitu bersemangat untuk menaklukanmu," ucap Darko sambil mengiris daging salmon diatas piringnya

"Silakan bermimpi yang tinggi, Mr Darko," ketus Amanda

Wanita itu fokus pada makanan yang ada diatas piringnya, mengunyahnya sambil mengkoreksi rasa pada masakan tersebut. Niat hati ingin mencela Darko namun apa daya, makanan tersebut begitu nikmat dan enak. Tapi, jangan harap Amanda akan memujinya, ia tidak ingin pria itu besar kepala nantinya.

Mereka berdua menikmati makanan dalam diam dan sunyi, hanya suara dentingan sendok garpu yang beradu.

Amanda membereskan bekas makan mereka berdua. Ia merasa makan malamnya hari ini begitu berbeda, sederhana namun mendebarkan. Ia meninggalkan Darko yang masih duduk setia di meja makan dengan memasang wajah serius sambil menatap ponselnya. Entah apa yang sedang diperhatikan atau dikerjakan pria itu, Amanda tidak ingin tahu dan tidak peduli.

Saat sedang asyik dengan pikirannya dan juga aktivitas mencuci piring, Amanda dikejutkan dengan sepasang lengan kokoh yang melingkar secara tiba-tiba di pinggangnya. Tidak perlu ditanya siapa pelakunya, karena di dalam apartment itu hanya ada Amanda dan Darko.

Tubuh Amanda seketika menegang, jantung berdegup kencang, aroma maskulin menguar dari tubuh Darko membuat pikiran kotor Amanda timbul begitu saja. Suhu tubuhnya memanas takkala mengingat bagian atas tubuh Darko tidak tertutupi.

"Aku lapar," bisik Darko dengan suara parau

Tangan Amanda bergetar dengan busa sabun yang masih menghiasi seluruh telapak tangannya. Bibirnya kelu, bulu kuduknya meremang mendengar bisikan ambigu Darko.

"Bukankah kau sudah makan," kata Amanda gugup mencoba mengontrol dirinya

Darko menggeleng lalu menciumi pundak Amanda lembut. Gelenyar aneh timbul saat perlakuan manis Darko padanya. Wadah lolipopnya dibawah sana berkedut, ingin meronta tapi lebih besar ia ingin dibelai lebih.

"Aku ingin makan malam sebenarnya," bisik Darko lagi

Sialan! Kenapa bisikan setan yang keluar dari mulut pria tampan dibelakang Amanda bahkan terasa seperti bisikan angin surga di telinga Amanda. Dunia Amanda sudah terbolak balik karena pesona Darko.

Darko membalikkan tubuh Amanda dan menghimpitnya. Tubuh mereka menempel, jari jemari Amanda yang masih dipenuhi busa sabun berpegangan kuat pada pinggiran wastafel dapurnya.

Tenggorokannya tercekat, suhu badannya memanas dan degup jantung yang berdebar tak menentu. Hembusan napas hangat Darko begitu terasa diwajah Amanda. Wanita itu spontan memejamkan mata saat kepala Darko menunduk dan menempelkan bibirnya pada leher putih mulus Amanda.

"Damn! Nikmat sekali," batin Amanda

Bibir Darko mengecup dan menggigit leher Amanda agak kencang sehingga meninggalkan bekas merah seperti lebam disana. Lidahnya bermain dibelakang telinga Amanda yang mana itu adalah salah satu titik sensitif seorang wanita. Desahan dengan kurang ajarnya keluar dari mulut tajam Amanda.

"Pria bastard, bisakah membuatku mendesah lebih dari ini. Aku bahkan ingin segera melemparkan diri sesegera mungkin, aku sudah lemah!" sisi setan Amanda berbisik

"Sialan! Cepat dorong tubuhnya menjauh darimu. Kau bukan jalang, Amanda Altakendra, bodoh!" sisi malaikat Amanda berbisik

Kepala Amanda berdenyut pening. Terjadi perang batin saat ini pada dirinya. Entah sisi mana yang harus ia ikuti, setannya atau malaikatnya.

🔥🔥🔥🔥🔥

Next chapter