webnovel

Senjata makan Tuan

Kedatangan Crystal dirumah keluarga West disambut hangat oleh Roman West yang masih duduk di kursi rodanya. Lelaki tua dengan rambut yang sudah sepenuhnya putih itu menatap Crystal dari atas kepala hingga ujung kaki, menggunakan kedua mata rentannya yang sudah tidak terlalu jelas Roman West mencoba membaca sosok sang cucu menantu yang saat ini sedang berdiri dengan begitu tegangnya.

Delapan jam yang lalu ketika sedang transit di Doha selama satu jam tiga puluh menit Jarvis menghubungi James dan menceritakan soal pernikahan mendadak Reagan dengan Crystal di Melbourne. Meski awalnya tidak percaya dengan kabar yang Jarvis katakan, namun James tetap menyampaikan kabar itu pada Roman West. Karena itulah saat ini Roman West memutuskan untuk menyambut kedatangan Crystal secara langsung meskipun sebenarnya dokter pribadinya melarang itu.

"Kemarilah," ucap Roman West penuh wibawa, meskipun sudah berumur namun nada bicara Roman West masih begitu menggetarkan jiwa siapapun. Termasuk Crystal yang saat ini sedang begitu takut dan gelisah, Crystal khawatir jika kebohongannya terbongkar.

"Aku tidak akan menggigitmu, anak manis. Jadi kau tidak perlu takut," imbuh Roman West kembali setengah bergurau mencoba untuk mencairkan ketegangan yang tergambar jelas di wajah Crystal.

Crystal menelan ludahnya, melalui ekor matanya Crystal bisa melihat sebuah anggukan kecil dari Reagan yang sejak tadi berdiri dalam diam di samping Jarvis.

Dengan langkah yang begitu berat Crystal berjalan ke arah Roman West yang masih terus tersenyum, dada Crystal terasa begitu sesak. Rasa bersalahnya seketika menguasai dirinya, Crystal merasa sudah menjadi manusia paling hina karena menipu seorang tua seperti Roman West yang tidak berdaya. Namun dilain sisi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena terikat sebuah perjanjian dengan Reagan.

"Jadi kau adalah istri cucuku yang nakal itu?" tanya Roman West pelan, senyumnya terus mengembang saat bicara. "Menunduklah, aku ingin menyentuh wajahmu."

Karena merasa tidak sopan jika hanya menunduk, Crystal pun memutuskan untuk menjatuhkan dirinya ke lantai, berlutut tepat di depan kursi Roman West.

"Apa yang kau lakukan?" pekik Roman West kaget, suaranya naik dua oktaf lebih tinggi tanpa sadar.

Roman West sama sekali tidak menduga akan melihat Crystal berlutut di hadapannya seperti saat ini. Begitupun dengan Reagan yang membuka kedua matanya lebar-lebar, Reagan tidak mengira Crystal akan berbuat sejauh itu.

"Bukankah anda ingin menyentuh wajah saya," tanya balik Crystal dengan begitu sopan.

"Iya tapi kau tidak perlu berlutut seperti ini, kau hanya cukup menunduk dan…"

Roman West berhenti bicara karena sentuhan jemari mungil Crystal yang mendarat di punggung tangan kirinya.

"Dan anda tidak akan bisa menyentuh wajah saya jika saya tidak berlutut seperti ini Tuan West," ucap Crystal sopan seraya mengangkat dan membawa tangan kiri Roman West ke wajahnya dengan jantung berdetak cepat. Crystal tidak peduli jika Reagan akan marah dengan apa yang sedang dia lakukan saat ini, yang Crystal pikirkan saat ini hanyalah ingin menunjukkan sikap baiknya pada Roman West yang disebut-sebut Reagan sebagai titisan Hitler yang dingin dan tidak berperasaan.

Dan semuanya terjadi begitu saja, secara mengejutkan Roman West tertawa. Lelaki tua yang sudah jarang tertawa itu tiba-tiba saja tertawa terbahak-bahak hanya karena beberapa patah kata yang terucap dari bibir Crystal.

"Anak baik," puji Roman West senang. "Maafkan aku jika harus menemuimu dengan cara seperti ini, seharusnya aku menyiapkan penyambutan yang lebih layak lagi untukmu."

"Tidak Tuan, saya tidak memerlukan penyambutan seperti itu," ucap Crystal panik. "Saya bukan artis ataupun pesohor penting yang pantas mendapatkan penyambutan."

Sekali lagi Roman West tertawa terbahak-bahak karena perkataan Crystal, meskipun hanya mendengar beberapa patah kata dari Crystal namun Roman West tahu jika Crystal anak yang baik. Sudah terlalu sering bertemu dengan orang-orang bermuka dua membuat Roman West bisa langsung menilai sosok gadis muda yang saat ini masih menatapnya dengan bingung, tatapan yang tidak pernah dia dapatkan dari para mantan kekasih Reagan sebelumnya.

"Panggil aku kakek." Roman West kembali bicara setelah puas tertawa. "Kau adalah istri Reagan dan sebagai istrinya kau harus memanggilku dengan panggilan itu, bukan 'Tuan'."

"Eh?"

Roman West menipiskan bibir, perlahan lelaki tua itu menarik tangannya dari wajah Crystal. "Selamat datang di keluarga West dan maafkan kakek karena tidak memberikan pesta pernikahan yang megah untukmu."

Dan bukan hanya Crystal yang begitu terkejut mendengar perkataan Roman West, Reagan dan Jarvis yang sejak tadi hanya menjadi penonton juga terlihat begitu kaget. Sandiwara mereka berhasil? Apakah Roman West tidak curiga?

"Seharusnya aku memberikan pesta pernikahan yang indah untuk gadis sebaik dirimu Crystal," ucap Roman West kembali penuh sesal, perlahan lelaki itu mengalihkan pandangannya pada Reagan seolah ingin bicara pada cucu semata wayangnya. "Dan maafkan kakek karena harus membuatmu menghabiskan hidup bersama anak nakal ini."

Roman West memang sedang berbicara dengan Crystal, tapi pandangannya tertuju pada Reagan. Lelaki itu seperti sedang mengutuk tindakan Reagan yang menikahi Crystal dengan cara sederhana tanpa ada pesta yang layak.

"Saya tidak apa-apa Tuan, saya justru…"

"Tuan?" Roman West langsung menoleh ke arah Crystal dengan cepat, kedua mata tuanya menatap Crystal tanpa berkedip menunjukkan ketidaksukaannya atas ucapan Crystal sebelumnya.

"K-kakek, maksud saya kakek," ucap Crystal terbata mengoreksi kesalahannya dengan wajah pucat pasi. "Saya masih belum terbiasa, maafkan saya."

"Mulai biasakan kalau begitu." Roman West menjawab perkataan Crystal dengan segera. "Dan James akan mengirimkan seorang guru khusus untuk membantumu belajar."

"Membantu belajar, apa maksud kakek?" tanya Reagan menyela perkataan Roman West dengan rasa penasaran yang tinggi.

Alih-alih menjawab pertanyaan Reagan, Roman West justru meminta Crystal yang masih berlutut untuk bangun. Begitu Crystal berdiri, secara tiba-tiba Roman West meraih tangan Crystal dan menggenggamnya erat. Dan Crystal yang tidak menduga hal itu akan terjadi hanya terperanjat kaget saat tangannya dicengkram sang pemilik rumah.

"Crystal sudah resmi menjadi Nyonya West dan sebagai Nyonya West yang nantinya akan mengurus rumah ini, Crystal harus banyak belajar. Bukan hanya belajar mengurus masalah rumah saja, Crystal juga harus belajar menghadapi banyak orang di depan umum. Kau tentu tidak lupa dengan keluarga kita, bukan?" jawab Roman West pelan. "Sebagai istrimu sudah pasti sosok Crystal akan diburu para paparazzi yang gila berita, belum lagi dengan para sosialita di seluruh penjuru negeri yang pastinya juga akan penasaran dengan sosoknya. Karena itulah dia harus memiliki persiapan untuk itu."

"Tapi kek…"

"Dan kakek yang akan langsung mengawasi semua proses pembelajaran Crystal," ucap Roman West tegas memotong perkataan Reagan. "Kakek akan membuat cucu menantu kakek menjadi wanita anggun yang dihormati serta disegani oleh semua orang."

Bersambung

Next chapter