5 Bab 5: Dua hati

~Kalau bisa memilih aku tak akan memilih mu sebagai pendamping ku.~

🍁🍁🍁

Suara gaduh masih setia bersarang di telinga Raka, pemuda itu memejamkan mata kemudian menarik nafas.

"Apa yang sedang anak itu lakukan," Raka berucap pada dirinya sendiri.

Dengan langkah lebarnya Raka menuju dapur, dengan kedua mata nya Raka melihat Iranna tengah bergelut dengan alat dapur dan beberapa bahan pembuat kue. Iranna menyelipkan anak rambut yang menghalangi pandangan nya. Satu jam yang lalu Iranna tengah bersantai dengan ponsel pintar nya kemudian gadis itu bergegas ke dapur untuk membuat kue seperti yang ia lihat di channel YouTube.

"Berhenti membuat keributan," Raka berucap dengan kasar.

Iranna tak menanggapi Raka, peduli setan yang terpenting hasrat nya membuat kue terlaksanakan.

"Anna kamu tak mendengarkan ku?" Ujar Raka lebih keras sementara gadis itu sengaja mengaduk adonan dengan lebih keras.

"Maaf Mr. Cool, suara anda terlalu kecil apa Tuan mau makan?" Ujar gadis itu sengaja mengedipkan sebelah mata nya.

Raka mengalah, pemuda itu meninggalkan dapur dengan perasaan kesal pelajaran nya terganggu di rumah terlalu berisik. Raka meraih kunci mobil nya dan berniat berkeliling kompleks.

Dua jam berlalu Iranna selesai dengan kegiatannya, dua loyang kue coklat mampu memberinya kepuasan meskipun salah satu kue terdapat bagian yang terlihat menghitam tapi tak apa Iranna puas dengan jeri payah nya. Iranna segera membereskan kekacauan itu, meletakan semua peralatan yang kotor kedalam wastafel untuk dicuci. Dilain tempat Raka tengah asik dengan lamunan nya, ponsel nye bergetar notifikasi masuk dari nomor yang tak dikenal. Raka mengecek pesan tersebut tanpa minat, mata Raka melebar setelah membaca pesan tersebut.

"Sakira," gumam nya, jantung nya dua kali berdetak lebih kencang.

Raka bergegas meninggalkan Danau tersebut dan segera menuju ke suatu tempat. Raka melesat dengan kecepatan tinggi, beruntung jalanan terlihat lenggang hanya beberapa kendaraan yang memenuhi jalanan. Mobil Raka memasuki salah satu restauran yang cukup terkenal di wilayah itu. Setelah memarkirkan kendaraan nya dengan benar Raka melangkah dengan sangat terburu-buru takut jika seseorang yang ingin ia temui segera pergi.

Derit pintu terdengar saat Raka menarik gagang pintu, pandangan nya menyapu penjuru ruangan mencari seseorang yang amat sangat ingin ia temui.

"Sakira," ucap Raka senyum nya mengembang langkah kaki nya lebih santai dari sebelumnya. Raka menghampiri gadis itu dengan rasa bahagia, gadis itu masih terlihat sama. Rambut coklat nya masih sangat indah ditambah gelombang diujung nya.

"Sakira." Raka menepuk pundak gadis itu.

"Raka," lirih nya binar dimata abu itu sangat indah, Raka sangat suka memandang kilat bahagia pada manik gadis itu. Sakira nya masih sama, lengkung di bibir itu tak pernah berubah.

"Raka maafin aku," ucap Sakira penuh penyesalan gadis itu menunduk dalam malu jika mengingat betapa kejam nya ia pada Raka.

"it's oke beby." Raka menarik Sakira kedalam pelukannya mengabaikan semua pasang mata yang mengarah pada mereka. Raka tak peduli pemuda itu ingin melepas rindu yang teramat besar pada gadis itu.

"Maafin Kira, Kira janji gak akan ninggalin Raka lagi." Sakira berucap dalam dekapan Raka, pemuda itu semakin mengeratkan pelukan nya tak ingin membiarkan gadis nya pergi lagi. Cukup sekali Raka kehilangan Sakira, Raka tak ingin hal itu terjadi lagi.

Iranna mengetuk sendok pada piring yang berisi potongan kue coklat, sudah pukul delapan malam tapi Raka belum pulang juga. Iranna semakin merasa bersalah seharusnya ia tak membantah Raka tadi.

"Huu. Kemana sih Mr.Cool gak menghargai banget." Kesal Iranna, gadis itu kembali menyendokan potongan kue kedalam mulut nya. Iranna kenyang setelah menghabiskan hampir setengah loyang kue coklat. Awas saja jika Raka pulang nanti maka Iranna akan menghajarnya, dasar suami lupa diri.

"Gimana keadaan Papa kamu?" Tanya Raka, Sakira meletakan garpu nya menautkan kedua tangan nya.

"Papa semakin membaik itu sebab nya Papa kembali lagi ke Indonesia, oyah Papi kamu gimana masih benci sama aku?" Wajah Sakira terlihat sendu mengingat betapa buruk nya perlakuan Papi Raka padanya. Dengan alasan perusahaan mereka saling bersaing maka Raka di larang keras berhubungan dengan Sakira, hal itu membuat Raka sangat marah tetapi dari pihak Sakira pun sama maka Raka dan Sakira memutuskan untuk berhubungan secara diam-diam.

"Aku uda menikah Kira," jujur Raka, Sakira terlihat syok.

"Becanda nya gak lucu Ka," ujar Sakira dengan tawa gambang.

Raka tak ingin menyembunyikan apa pun karena berbohong pun akan percuma tetapi Sakira harus tau bahwa diri nya masih sangat mencintai Sakira.

"Dia Iranna teman kecil aku, Ayah nya teman kecil Papi sekaligus partner bisnis Papi. Mereka menjodohkan kami dan mau tidak mau kami menikah tanpa rasa cinta." Aku Raka pada Sakira.

Sakit hati, tentu saja tetapi Sakira mencoba bersikap biasa saja ini mungkin hukuman bagi nya karena meninggal kan Raka dua tahun lalu.

"Kamu harus bahagiain dia ya Ka, jangan sakiti dia. Oke!" Sakira tersenyum lebar tetapi Raka tau dibalik senyumnya ada luka yang teramat lebar.

Maaf Kira.

avataravatar
Next chapter