3 Bab 3: Mr. Cool

šŸKamu sama seperti hujan, dingin tapi kalian berbeda hujan memberiku kebahagiaan tanpa ku minta sedangkan kamu memberiku kekesalan secara berlimpah.šŸ

Genap tiga hari Iranna dan Raka tinggal di atap yang sama, jangan tanya apakah Iranna bahagia? Tentu saja tidak, gadis itu harus memiliki kesabaran ekstra untuk menghadapi dingin nya Raka. Pagi ini mereka memutuskan untuk melakukan aktivasi mereka kembali, Raka dengan kuliahnya dan Iranna harus menyelesaikan jenjang SMA nya terlebih dahulu. Dan waktu Iranna tidak banyak, hanya beberapa bulan lagi dan ia bisa berkuliah di fakultas yang ia impikan.

"Selamat pagi Mr.Cool," Iranna berjalan mengitari pantry mengambil dua piring kaca dan meletakkannya di atas meja.

Raka baru saja selesai mandi, handuk putih masih bertengger di bahunya jangan lupakan rambut legam nya yang masih sedikit basah. Iranna sempat tertegun melihat Raka pagi ini, kaus hitam melekat dengan apik di tubuh proposional nya.

Iranna menggeleng, "Kamu mau sarapan apa?" Ujarnya mengalihkan perhatian.

"Apa aja," sahut Raka, menduduki salah satu kursi makan.

Iranna mulai memasak untuk Raka, gadis itu ingin membuat omelette telur dan nasi goreng. Ntah cocok atau tidak yang terpenting Iranna sudah berusaha. Raka terlihat hanyut dengan buku tebalnya, katanya ia sudah ketinggalan banyak materi karena acara pernikahannya.

"Makan dulu, baca nya ntaran aja." Seru Irrana, menarik buku tersebut dari tangan Raka dan menyuruh Raka untuk segera memakan masakan itu.

"Hari ini aku bakal pulang lambat ga papa kan?" Seru Iranna, Raka melirik Iranna dengan ekor matanya kemudian berdeham.

Tak ada perbincangan lagi, Raka dengan santai melahap masakan Iranna sedangkan gadis itu sedari tadi bersenandung kecil sembari melahap nasi goreng dengan tambahan sosis. Raka sempat berpikir mengapa ia tak mendapatkan sosis juga, tetapi Raka tak mau mempermasalahkan hal sekecil itu. Satu yang Raka tau, Iranna suka memilin rambutnya sembari bersenandung saat makan. Awal nya Raka mengira bahwa itu hanya kebetulan namun setiap kali mereka makan bersama Iranna akan melakukan hal itu.

"Jam berapa kamu pulang?" Tanya Raka, Iranna tersedak dengan rakus ia menenggak habis air minumnya.

"Kamu bicara sama aku?" Sahutnya membersihkan sisa air yang ada di sudut bibirnya.

Raka memandangnya datar kemudian beranjak meninggalkan Iranna di meja makan. Salah iranna dimana?

"Raka kamu jangan sok cuek dong, gak ada imut-imut nya tau gak. Gak kayak cowok di novel-novel yang ada mala kayak kanebo kering. Membosankan!" Kesal Iranna karena ditinggal oleh Raka.

Raka yang mendengar ocehan Iranna hanya menggeleng pasrah, mimpi apa ia bisa memiliki istri sepertinya Iranna.

šŸ„€šŸ„€šŸ„€

"Ciee yang liburan gak ngajak-ngajak." Thalia gadis berambut coklat dengan gelombang di ujung nya menyenggol bahu Iranna dengan cukup keras.

Iranna mendengus, "Apasih Tha, kan aku uda bilang kalau ada acara keluarga masa kamu lupa." Kesal Iranna mengusap bahu nya yang sedikit sakit.

"Iyah iyah, eh ampir lupa elo kan gak masuk selama lima hari elo uda kelewatan dua kali ulangan dan sekali ujian praktek." Ujar Thalia menjelaskan.

kedua gadis itu berjalan menuju kantin, Iranna dan Thalia berteman sudah hampir dua tahun. Namun Iranna dan Thalia sangat dekat layaknya saudara kandung, Iranna meringis bagaimana jika nanti Thalia mengetahui bahwa dirinya sudah menikah dan merahasiakan hal itu dari Thalia pasti gadis itu akan sangat kecewa padanya.

"Ra, mau makan apa?" Seru Thalia membuyarkan lamunan Iranna. "Kok mala ngelamun,"

"Eh, enggak kok apa aja deh samain aja." sahut Iranna. Thalia menyuruh Iranna untuk mencari kursi kosong sedangkan Thalia memesan makanan.

Iranna memilih duduk di kursi kosong paling sudut, selain terkena angin secara langsung tempat itu juga mengarah langsung kelapangan basket. Iranna bisa melihat Azka sedang men dribel bola, Azka masih terlihat bersemangat meskipun keringat sudah membasahinya.

"Woi. Liatin mantan yah lo?" Ujar Thalia mengejutkan Iranna, gadis itu mengerucutkan bibir nya.

"Gue kangen Azka," lirih Iranna.

Thalia menggelengkan kepala sembari memakan mie ayamnya. "Kalau masih sayang yah balikan, lagian gue juga yakin kalau Azka juga masih sayang sama elo." Ujar Thalia memberi saran.

"Gak bisa," lemah Iranna, Thalia menyebikan bahu.

Iranna dan Azka memang sudah berstatus mantan, mereka berpacaran sudah setahun. Saat kelas sebelas semester pertama Azka menyatakan cinta nya pada Iranna dengan cara yang tak biasa, Azka menantang Iranna untuk bermain basket dan jika Iranna kalah maka Iranna harus menjadi kekasihnya jika menang maka Azka tak akan menampakkan diri di hadapan Iranna. tentu saja Iranna kalah dia kan tidak bisa bermain basket namun ia tak bersedih karena Iranna juga menyukai Azka sejak pertama kali masuk SMA. Azka dan Iranna termasuk pasangan goals, Iranna cantik tanpa polesan make up dan Azka tampan sejak lahir. Tak banyak dari mereka yang setuju dengan pasangan itu nyata nya banyak dari mereka yang menyinggung Iranna , mengatakan bahwa gadis itu tak pantas bersanding dengan Azka. Namun Iranna tak mau ambil pusing ini hidupnya buat apa mereka ikut campur. Dua minggu lalu Iranna memutuskan hubungannya dengan Azka tanpa sebab, tentu saja Azka marah namun ia tak mau memaksa Iranna. Azka sayang Iranna, alasannya hanya satu Iranna harus siap menikah dengan Raka maka dari itu ia melepaskan Azka. Jahat? tentu saja tetapi Iranna sayang pada Ayah nya dan ia ingin ayahnya bahagia. Maaf Azka.

Spam komen buat part selanjutnya!

avataravatar
Next chapter