2 Bab 2: Awal kehidupan

Sehari setelah pernikahan Iranna dan Raka berlangsung, mereka memutuskan untuk hidup mandiri. tinggal di rumah yang tak terlalu besar dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Namun orang tua Raka tetap mewariskan satu usaha nya untuk bekal Raka, Dimas yakin Raka bisa mengolah usaha nya meskipun usia Raka masih 18 tahun.

"Janji sama Mami, jagain mantu Mami ya Ka." Ucap Kenanga pada Raka.

Raka berdeham menanggapi ucapan Maminya, dari arah atas terdengar ketukan sepatu. Iranna dengan koper berukuran besar tampak kesusahan menuruni tangga.

"Aduh mantu jangan bawa yang berat-berat, biar Raka aja dia kan suami kamu." Kenanga menghampiri Iranna, melepaskan koper tersebut dari genggaman Iranna, "Raka bawa ini ke mobil."

Raka tak bergeming, pemuda itu masih setia dengan posisi nya hingga Kenanga melayangkan tatapan membunuh baru lah Raka melangkah mendekati kedua wanita itu.

"Gak usa Mi, Iranna bisa." Seru Iranna saat Raka hendak menarik koper tersebut.

Raka tak peduli, pemuda itu segera membawa koper milih Iranna menuju mobil yang telah disiapkan sebelumnya.

"Raka itu sebenarnya baik tapi dia malu kalau mau mesra-mesraan sama kamu." Kenanga beriringan dengan Iranna hingga teras rumah gadis itu.

Dimas dan Tyo tampak berbincang dengan seorang supir yang akan membawakan barang-barang keperluan mereka. Raka sudah berada di dalam mobil dan tengah memainkan ponsel nya.

"Ranna," lirih Tyo, kedua mata Tyo tampak sendu kerutan diwajahnya tampak lebih jelas dari sebelumnya.

"Ayah," cicit Iranna memeluk tubuh bongsor Tyo.

"Ayah akan sangat rindu Ranna, baik-baik yah di sana. Raka pasti jagain kamu," Tyo merenggangkan pelukan Iranna, menangkup kedua pipi Iranna. "Jadilah istri yang baik, maafin Ayah karena terlalu cepat menikahkan kalian." Ucap Tyo merasa bersalah setelah melihat raut ceria Iranna yang mulai memudar.

"Ranna percaya, ini yang terbaik buat Ranna selagi Ayah senang maka Ranna rela lakuin apa pun." Seru Iranna meyakinkan Tyo.

Tyo kembali memeluk Iranna lebih erat dari sebelumnya, ia akan sangat jarang melihat wajah putri nya.

Dimas menghampiri Tyo dan Iranna setelah berbicara dengan Raka.

"Putri Papi uda siap dengan kehidupan baru? Papi titip Raka yah." Dimas berujar dengan tawa ringan, mencairkan suasana melow Ayah dan anak itu.

"Iyah Pi, Ranna usahain." Sahut Iranna,

🍁🍁🍁

Suasana baru, lingkungan baru dan hidup baru Iranna harus bisa menyesuaikan diri terlebih lagi ia sudah memiliki tanggung jawab sebagai seorang istri. Beberapa barang sudah berada di dalam ruangan, Iranna mulai berfikir untuk menata ruang tamu sedemikian rupa.

"Hm. lebih baik kamu keluar atau kemana daripada menghalangi mereka bekerja." Ujar Raka datar, Iranna tersentak karena terkejut mendapati Raka sudah ada dibelakangnya.

"Maaf kalau aku ganggu, aku kebelakang aja." Seru Iranna kemudian meninggalkan Raka.

Raka menghela nafas panjang, mengusap hidung nya yang terasa gatal.

"Kapan terakhir kali mereka membersihkan rumah ini," gumam Raka pada dirinya sendiri, Raka kembali ke halaman depan untuk memastikan para pekerja nya.

Iranna menemukan kebun kecil di halaman belakang, tak luas tetapi cukup untuk beberapa jenis tanaman bunga. Iranna mulai memilah tanaman mana yang bisa ia tanam kembali dan yang telah rusak seutuhnya. Di sudut kebun terdapat keran air yang mulai berkarat mungkin Iranna perlu menggantinya.

"Jangan kesana," suara bazz Raka menghentikan langkah Iranna pada keran tersebut Iranna menoleh, menautkan kedua alisnya. "Bisa saja ada ular atau hewan melatah lainnya di semak itu," lanjut Raka seperti mengerti akan tatapan Iranna.

"Kamu tau dari mana kalau disitu berbahaya?" Tanya Iranna, Raka tak menjawab pemuda itu mala meninggalkan Iranna sendirian.

Iranna tercengang, "Gila yah tuh cowok." Kesal nya, Iranna menghentakan kaki nya dan menyusul Raka ke dalam rumah mereka.

Rumah itu terkesan minimalis dengan dua kamar, ruang tamu dan pantry. Sangat pas untuk di huni oleh mereka, tak mewah tapi sangat nyaman. Raka mulai merapikan barang-barang di ruang tamu mulai dari sofa hingga lemari hias, ini memang keinginan Raka sebelum nya kedua orang tua nya sudah menyarankan agar mereka menempati rumah yang sudah siap pakai tanpa harus menata dan membersihkan nya kembali. Namun Raka menyangkal nya ia berkata ia tak ingin merepotkan mereka lagi.

"Raka," seru Iranna, menyodorkan masker untuk menghindari debu yang berhamburan.

"kamu aja," tolak Raka masih tak memandang Iranna.

"pakai, aku uda pakai juga kita bersihin rumah ini sama-sama yah." Saran Iranna tetapi Raka masih mengabaikannya.

Iranna semakin kesal, gadis itu memasang masker pada Raka dengan sangat memaksa awal nya Raka ingin menolak tetapi ia memang sangat membutuhkan benda itu untuk saat ini. Setelah selesai Iranna memandang wajah Raka sejenak.

"Lebih baik dari sebelumnya, wajah kanebo kering nya gak keliatan." Ujar Iranna dengan cengiran khas, tak ingin mendapatkan tatapan menusuk milik Raka maka gadis itu segera menjauh dan membereskan ruangan Pantry.

Spam Koment untuk lanjut!

Thanks for reading!

avataravatar
Next chapter