2 PROLOG

Siang ini cuaca sedikit mendung, dosen yang mengajar begitu membosankan. Alice harus menahan rasa kantuknya sepanjang kelas. Tidak jauh berbeda dengan mahasiswa yang lain, terkecuali mereka yang memilih duduk di depan untuk mendapatkan nilai plus di mata Profesor Han Bin.

Handphone Alice bergetar, layarnya menyala menunjukkan ada sebuah pesan masuk.

" Udah kelar kelas belum? "

Segera Alice langsung mengetik balasan,

"Belum, gak usah nungguin. Gue pulang sendiri"

" Dek.."

" Kak.. plisss sekali aja turutin mau gue. Sebelum lo balik ke indo kan lo udah setuju."

" yaudah. Hati-hati di jalan. Sebelum jam delapan harus udah ada di rumah."

Alice menaruh kembali handphonenya di meja lalu kembali memperhatikan Profesor Hanbin yang masih menjelaskan materi di depan kelas.

"ada apa sih Al?" Tanya yeri yang duduk tepat di sebelahnya, perempuan itu sedari tadi memperhatikan Alice yang tidak fokus.

"gak ada apa-apa." Jawab Alice sekenanya,

Yeri hanya mengangguk namun tidak puas dengan jawaban temannya itu, ia sangat kenal Alice, jika ada sesuatu mengganggu, ia akan menunjukkan dengan jelas di wajahnya. namun Yeri enggan bertanya dan lebih memlih diam sampa Alice memberi tahu dengan sendirnya.

"kelar kelas anterin gue ke perpus dulu yuk." Bisik Yeri,

Alice mengacungkan jempolnya tanda setuju.

Alice memang jarang bicara, tapi Yeri tahu persis meskipun Alice terlihat dingin dan wajahnya selalu terlihat tanpa emosi, ia adalah perempuan yang sama persis seperti dirinya, semakin Yeri mengenal perempuan itu Yeri jadi semakin tahu jka Alice tak ada bedanya dengan Yeri. Ia sama-sama rapuh,jika Yeri adalah perempuan yang selalu menunjukkan perasaannya, mencurahkan isi hati dan keluh kesahnya. Berbeda dengan Alice yang selalu berusaha menutupinya dengan segala sikapnya agar terlihat menjadi perempuan paling tangguh di dunia.

Welcome to Alice world, dunia yang selalu ia anggap menyebalkan dan menyedihkan. Dunia yang selalu menjadi alasannya ingin segera mengakhiri apapun, dunia yang ia anggap hanya bisa memberikannya rasa sakit da penyesalan, dunia kejam yang egois mengambil segala sesuatu yang ia punya, dunia yang membuatnya membenci segala sesuatu karena membuatnya serba salah.

-

avataravatar
Next chapter