6 Hanya Ada Lucifer

Aku sedang duduk sendirian di kantin sewaktu jam istirahat. Karena tidak memiliki uang, maka aku sedang menatap gelas yang berisi air. Lalu kucek kembali pesan di HP-ku. Kulihat pesan terakhir yang berisi salam Namaste sebanyak tiga kali.

Far sebenarnya berjanji mentraktirku bakso hari ini. Namun nyatanya, ia butuh waktu lebih untuk berziarah ke makam orangtuanya. Dan ia baru akan pulang, besok atau lusa. Well, Paling tidak sekarang, aku memiliki setidaknya tiga atau empat kontak perempuan di HP-ku! Dan kutelan itu untuk membuatku tetap kenyang. Atau mungkin tidak. Aku sedang kelaparan!

Lalu kubuat otakku tetap bekerja agar cadangan lemakku menjadi gula. Aku sedang mengingat – ingat kembali tentang hal yang terjadi kepada perempuan bernama Farhah Ayunisa R.

Aku menarik kembali benang merah kusut dari malam itu. Waktu itu Far menginjak kelas enam SD. Dan dia berasal dari keluarga miskin karena ulah dari ayahnya yang seorang bajingan. Lalu kedua orangtuanya adalah petinju yang handal. Lebih tepatnya, mereka menggunakan Far sebagai samsak tinju untuk melampiaskan amarah mereka. tetapi Far tetap menyayangi mereka. mungkin itu kesimpulan pertama.

Lalu kedua, ibu Far yang telah muak dengan hidup melarat mereka, mencoba jalan pintas. Ia mengajak suaminya untuk pergi ke dukun paling terkenal di desa yang nyatanya seorang pedofil. Pedofil dan mesum atau brengsek dan lubang pantat anjing! Si dukun memberikan penawaran kepada orangtua Far yaitu, melakukan jalur pesugihan dengan bantuan tuyul. Tetapi sebagai syaratnya, Far harus ditiduri oleh si lubang pantat anjing ini pada malam jumat kliwon.

Lalu si dukun datang ke rumah Far. membawa serta peliharaan miliknya, yaitu si tuyul yang akan ia berikan kepada orangtua Far usai hadiahnya telah ia ambil. Tetapi tindakan "pembelaan diri" yang dilakukan oleh Far kepada si dukun itu, membuat ia pergi dan tak ingin memberikan si tuyul kepada kedua orangtua Far. kedua orangtua Farpun marah. Dan melakukan latihan tinju melawan anaknya sendiri yang tidak dapat melawan.

Hal yang keliru pada saat itu adalah nyatanya si tuyul tersebut tidak ikut bersama majikannya pulang. Ia tetap di rumah itu. melihat kondisi Far yang mengalami K.O. Tuyul itu merasa bersimpati kepada Far dan ingin membantunya.

"bunuh dia untukku!"

"aku tijak bica mengambil nyawanya. Cecapi aku bica mengambil jantungnya."

"kalau begitu, ambil!"

"tapi kau halus menukalkan jantung uncuk itu."

"tidak masalah. Akan kulakukan!" Dan kontrak pertama itupun dimulai.

Keesokan paginya, warga desa digemparkan dengan berita dukun milik mereka yang mati secara mendadak dan berita itu membuat Far senang. Iapun memilih berdiam diri di kamar satu hari penuh. Menunggu waktu dimana penderitaannya terbebas dengan kematian. Namun, hari itu pernah terjadi. Malah, pada suatu pagi, kedua orangtuanyalah yang tak pernah bangun dari tempat tidur mereka. Merekalah yang terbebas dari penderitaan dan meninggalkan Far sendiri.

Penyesalan, amarah dan kesedihan...

Lalu berita tentang nasib malang seorang gadis kecil yang miskin yang hidup sebatang kara, tersebar bagaikan kilat di langit badai. Berita itu tersebar hingga ke kota dan terdengar oleh telinga seorang paru bayah yang juga telah hidup sendirian ditinggal istrinya dan tanpa keturunan. Ia menjemput Far.

Ia diselamatkan dari siksaan itu. Well, paling tidak Far di bawah jauh dari rumah yang traumatik itu. Namun, meskipun kau jauh dari rumah, ingatan tentang rumah selalu membekas. Dan ingatan Far tentang rumah, hanya tentang perasaan bersalahnya kepada kedua orangtuanya. Perasaan bersalah yang menghancurkan hati Far. Mengubah sikapnya dan membuatnya terjebak di dalam rantai bayang – bayang kematian Ayah Ibunya di pagi itu. Ia tidak ingin makan dan iapun jatuh sakit.

Untungnya, Ayah angkatnya dengan sabar merawatnya ketika ia sakit. dan untuk pertama kalinya dalam hidup Far, ia merasakan kehangatan dari orangtua. Hal itu membuatnya tersentuh. Seorang pria paru baya yang mengadopsinya nyatanya begitu tulus. Far merasa bersalah. Setelah ia sembuh, ia hendak berubah. Ia ingin membalas budi kepada Si Ayah angkat. Ia ingin menjadi anaknya seutuhnya. Maka iapun kembali bersekolah dan itu membuat ayahnya bahagia.

Tetapi saat SMP itulah yang krusial. Pada masa itulah seorang anak tengah berkembang dan menjadi remaja. Mereka dalam masa beradaptasi dengan hormon yang meledak – ledak. Mereka sedang tidak stabil dan begitulah yang dialami oleh Far.

Ketika ia tengah mencoba melangkahkan kaki menuju dunia yang baru, mencoba menjalin hubungan pertemanan yang dipercaya dapat memberikan kenangan indah. Tetapi kakinya ditarik oleh dua pasang tangan kegelapan. Mereka adalah ingatan rasa bersalah dan penyesalan karena orangtua yang mati. Mereka muncul ketika Far sedang marah. Mereka menghancurkan Far, ketika ia tengah bersedih. Dan Far tak dapat lari dari itu. Far tak bisa melepaskan itu. ia hanyalah gadis polos yang senang mentraktirku makan bakso. Dia mungkin, tipikal perempuan yang susah Move On.

Lalu kenangan pahit itu menyerang psikis, lalu memberikan penyakit fisik. Dan membuat Far menjadi pelanggan tetap Rumah Sakit. Hari – hari berkabung itu terus datang. Tetapi Far ingin terlepas, namun ia tidak dapat melepaskan. Maka di hari – hari kelabu itulah, muncullah Sang Pangeran yang hendak menyelamatkan Cinderella dari siksaan ibu tiri.

Si tuyul datang dengan kereta kencana atau lebih tepatnya, dengan kontrak selanjutnya.

Entah apa yang dipikirkan oleh Far pada waktu itu, sedangkan karena si Tuyul sendiri yang membuat ia menjadi begini. Apakah Far telah terbuai oleh ketampanan dari si pangeran tuyul atau setan ini yang terlalu manipulatif? Atau mungkin, Far sendirilah yang labil disini. Dan itulah jawabannya.

Far penuh dengan kontrakdiksi.

Dia adalah gadis yang dibesarkan dengan siksaan. Dia sebenarnya ingin melawan tetapi rasa cinta seorang anak kepada kedua orangtuanya selalu menghalangi. Maka iapun bertahan dengan rasa cinta itu. Namun ketika ayah ibunya sendiri tega menjadikan anaknya sebagai bayaran kepada si dukun. Ia menjadi hancur dan kekerasan yang ia alami dari orangtuanya setelah si dukun menolak membantu, membuatnya frustasi. Ia sudah lelah dengan hidupnya. Hidup ini absurd dan selalu menuju nihil! Dia ingin melampiaskan amarahnya dan terbebas dari hidupnya yang nihil akan kasih sayang.

Itulah alasan kenapa ia menerima tawaran pertama dari si tuyul. Karena itu adalah skenario yang sempurna. Seseorang ingin melampiaskan amarahnya. Lalu setelah itu, dia ingin mati. dan ia berharap saat ia mati nantinya, kedua orangtuanya sadar betapa mereka sangat kehilangan anaknya. Dan itu akan menjadi hukuman terbaik untuk mereka berdua. Hidup dalam penyesalan.

Konyolnya, hanya pelampiasan amarah itu yang berhasil. Sedangkan yang mati adalah kedua orangtuanya dan dialah yang menerima hukuman penyesalan itu. namun itu tak berlangsung lama, saat ia berlarut – larut dan hendak mati dalam penyesalan, ia akhirnya menemukan bukti bahwa kasih sayang itu nyata melalui ayah angkatnya.

Tetapi batu sandungan itu sudah terlalu besar. Dia sadar bahwa hidupnya yang sekarang adalah sesuatu yang patut disyukuri. Tetapi benarkah dia berhak bersyukur? Itulah yang menganggu pikirannya. Dan hal itulah yang berubah menjadi tangan – tangan kegelapan.

Dia kembali terjebak dalam sesuatu yang nihil. Dia menemukan kasih sayang itu ada. Tetapi apa gunanya kasih sayang , jika ia tidak bahagia? Maka iapun mencoba untuk bahagia. Tetapi ia tidak melawan ketakutan di masa lalunya itu. dia malah lari dan membuang sesuatu yang dia anggap sebagai "masalah utama". Itulah alasan kontrak kedua terjadi.

Tetapi usaha tersebut menjadi sia – sia. Dia menjalani hidup dengan senyuman, tetapi itu berasal dari perasaan yang bohong. Dia berpikir untuk bersyukur tetapi hatinya menjadi tersiksa. Dia kembali hampa. Dia tidak pernah menemukan kebahagiaan itu. dia kembali terjebak dalam dunia absurd. Usahanya kembali nihil.

Konyolnya, setelah itu ia berhenti berusaha dan malah pasrah dengan hidupnya yang tersiksa. Diapun berpikir bahwa hidupnya adalah karma. Dia menyalahkan takdir sedang dia sendiri yang membuat keadaannya menjadi seperti itu. Dia bergantung kepada tuyul dan menjadikannya sebagai kambing hitam di dalam hidupnya. Well, mungkin seperti itulah kapasitasnya dalam berpikir. Maka itulah kita butuh sudut pandang dari orang lain. namun hal itu tak pernah terjadi dalam hidupnya.

Dan ia sudah terlanjur tertutup. Dia memiliki tuyul untuk menyelesaikan masalahnya. Namun ia sadar tetapi ia tidak bergerak, dan ia menjadi pasrah dalam kebohongan yang nyata.

...

Bel panjang berbunyi, tanda jam istirahat berakhir. Aku mengembalikan gelas itu ke tempatnya dan bergegas menuju kelas. disepanjang perjalanan, aku terus memikirkan cerita dari Far. Lucu ketika kusimpulkan : nyatanya dewa itu benar – benar tidak ada! Atau mungkin ada! Tetapi yang jelas, hanya ada Lucifer disini.

"uhuhahaha...."

avataravatar