webnovel

BAB 30. SABAR

( PERAWAN CINTA)

Esok harinya saat aku dan Thamus sedang sarapan di ruang makan dekat dapur. Tiba-tiba miya datang dengan membawa anak-anak nya masuk ke rumah Thamus dengan mata bengkak karena menangis dan berlutut di hadapan aku dan Thamus yang sedang menikmati hidangan sarapan pagi.

" Maaf kalo aku mengganggu pagi-pagi sekali saat kalian sedang sarapan. Semalaman aku tak bisa tidur memikirkan suamiku,mas Valir yang kini di kantor polisi dan di tahan oleh polisi karena telah bertindak kurang ajar terhadap Lolita. Aku mohon tolong cabut laporan BAP( Berita Acara Pemeriksaan) di kantor polisi" ujar mba Miya berlutut sambil menangis di hadapan aku.

" Jangan seperti itu mba. Tolong berdiri" Ujarku sambil membantu mba miya untuk berdiri.

" Tolong Lolita!! Maafkan mas Valir!! Tolong bantu mas Valir keluar dari penjara!! Anak aku butuh sosok ayahnya!!" ujar mba Miya menangis.

" Itu terserah dari mas Thamus mba. Karena mas Thamus yang melaporkan mas Valir ke kantor polisi" ujarku.

" Tolong Thamus!! Keluarkan mas Valir dari penjara. Aku akan berjanji sama kamu kalo aku dan mas Valir akan pindah dari sini. Aku berjanji dan bertanggung jawab penuh atas mas Valir untuk tidak akan mengganggu Lolita juga keluarga kecil kalian" ujar mba Miya memelas.

" Ya gimana ya?!! Ini bukan kejadian sekali doang. Tapi sudah ketiga kali mas Valir bikin Lolita syok dan trauma" ujar Thamus marah.

" Aku tahu sikap mas Valir salah dan suka mengganggu Lolita. Karena dia merasa bersalah dengan bayi yang telah Lolita lahirkan. Yang sekarang jadi anak kalian. " ujar mba Miya menjelaskan.

" Kalo memang merasa bersalah harusnya mikirin perasaan kamu miya dan anak-anak kalian. Bukannya malah menjadi menyakiti Lolita secara terus-menerus" ujar Thamus kesal.

" Iya aku minta maaf dengan sangat. Dan berjanji kalo mas Valir tidak akan mengulangi lagi perbuatannya terhadap Lolita dan keluarga kalian" ujar miya menangis.

" Aku sudah bosan dengar semua janji palsu . Dan aku lelah selalu memaafkan. Dan mba miya mudah berkata maaf tanpa pernah mengerti di posisi aku" Ujarku marah.

" Iya maaf banget kalo dulu aku salah menilai kamu. Aku pikir kamu Pelakor yang suka merebut mas Valir dari aku karena wajah tampan dan materi harta. Tapi Ternyata kamu tak seperti itu" ujar mba Miya meminta maaf.

" Makanya jangan menilai orang hanya dari kulit luarnya tanpa tahu kepribadian dan hatinya. Belum tentu apa yang kita lihat buruk itu belum tentu hatinya buruk Dan saat kita lihat baik belum tentu hatinya juga baik" ujar Thamus ketus.

Selama hampir satu jam mengobrol di ruang makan. Akhirnya aku ambil keputusan.

" Tolong mas Thamus. Cabut laporan mas Thamus di kantor polisi. Mba miya sudah tulus meminta maaf Atas nama mas Valir. Kita juga enggak boleh egois. Karena mas Valir dan mba miya juga punya anak-anak yang harus mereka rawat bersama" Ujarku bijak.

" Tapi kan sayang. Ini udah tiga kali mas Valir berbuat tidak baik terhadap kamu!!" ujar Thamus kesal.

" Inget mas. Meski orang lain berbuat tidak baik secara terus-menerus bukan berarti kita harus balik membalas nya dengan hal yang tidak baik pula. Tapi kita harus buktikan sama mereka dan menyadarkan mereka bahwa perbuatannya selama ini salah" Ujarku memberi nasihat.

" Maaf sayang. Aku harus banyak belajar lapang hati seperti kamu. Makanya aku enggak salah pilih kamu untuk jadi istriku. Baiklah nanti siang saya akan cabut laporan saya di kantor polisi" Ujar Thamus bijak.

" Terimakasih banyak atas kebaikan Lolita dan Thamus. Maafkan kalo aku dan mas Valir berbuat salah selama ini terhadap kalian. Aku akan tepati janji untuk pindah ke malang dan menjual rumah kami" ujar miya dengan wajah senang.

" Iya. ini terakhir kali aku kasih kesempatan sama mas Valir. Aku berharap kamu menepati janji kamu untuk pindah rumah. Dan jangan berpamitan ke rumah ini. Karena aku sudah tak Sudi lagi melihat wajah mas Valir" ujar Thamus kesal.

" Iya aku bakalan tepati janji aku sama kamu" ujar miya sambil pergi dari rumah Thamus.

" Aku tunggu dan aku pantau kamu. Awas aja kalo kamu bohong akan berakibat fatal dan tak akan ada maaf bagi kalian berdua" ujar Thamus mengancam.

" Iya aku janji sumpah demi Allah" ujar miya sambil mengacungkan kedua jarinya.

Siang harinya Thamus datang ke kantor polisi untuk mencabut laporannya soal kejadian yang telah menimpaku. Dan saat itu juga mas Valir di bebaskan tanpa syarat. Setelah mas Valir bebas Akhirnya Miya dan mas Valir menepati janji dengan pindah ke malang dan menjual rumahnya di Jakarta. Malam harinya setelah Thamus pulang kerja.

" Assalamualaikum,aku pulang" ujar Thamus saat masuk ke rumah.

" Wa alaikum salam sayang" Ujarku sambil cium tangan Thamus.

" Sulthan lagi apa?!" tanya Thamus kepadaku.

" Lagi sama bibi Ijah. Sekarang bibi Ijah menginap disini buat nemenin aku" Ujarku sambil tersenyum.

" Iya Alhamdulillah syukur lah. Kamu ada temennya. Biar tak ada lagi kejadian yang tidak di inginkan. Meski aku udah pasang banyak cctv di rumah ini tapi aku selalu cemas kalo kamu hanya berdua aja dengan Sulthan" ujar Thamus sambil masuk ke kamarnya.

" Kamu mau makan dulu atau mandi dulu?!" tanyaku.

" Aku maunya kamu" ujar Thamus yang kemudian mengunci kamar tidur kami.

" Ih kamu genit banget mas" Ujarku bercanda.

" Lah biarin aja aku genit kan sama istriku yang cantik,baik hati dan tidak sombong" ujar Thamus memujiku.

" Ah bisa aja nih merayunya. Pasti ada udang di balik batu ya. Ada maksud tersembunyi saat merayu" Ujarku tersenyum.

" Mumpung Sulthan lagi sama bibi Ijah. Boleh dong aku manja sama kamu" ujar Thamus sambil mencium keningku.

" Hahaha.. ceritanya kamu cemburu nih aku sekarang lebih perhatian ke Sulthan daripada kamu" Ujarku meledek.

" Ho oh. Aku cemburu banget sama Sulthan" ujar Thamus bercanda.

Dan kemudian Thamus mencumbu bibirku hingga ujung kaki. Secara perlahan-lahan membuka baju aku dan bajunya. Dan mengajak berhubung intim berdua bersama di atas ranjang kami. Lalu setelah berhubungan intim Thamus menarik tanganku sambil mengajak aku mandi bareng di kamar mandi. Dan setelah mandi bersama. Kamipun melanjutkan obrolan dengan makan malam.

" Makasih sayang tadi udah manjain aku" ujar Thamus sambil menikmati makan malam.

" Iya sama-sama mas sayang. Yang selalu cemburu sama Sulthan" Ujarku meledek.

" Cemburu sama anak sendiri mah enggak Masalah. Asal jangan cemburu sama laki-laki lain. hahahaha.. bercanda aku sayang" ujar Thamus.

" Gimana kerjaan kamu di rumah sakit?!" tanya aku.

" Alhamdulillah lancar sayang " ujar Thamus.

" Alhamdulillah syukur lah kalo engga ada masalah di rumah sakit" Ujarku.

" Weekend kita ke rumah kamu yuk sekalian bawa Sulthan maen" ujar Thamus.

" Iya boleh juga tuh weekend pergi ke rumah orang tua aku" Ujarku sambil tersenyum.

" Iya kan udah lama enggak maen kesana sekalian silahturahmi" ujar Thamus.

Next chapter