1 BAB 1. SEDIH YANG TAK BERUJUNG

(Perawan Cinta)

Kurang lebih hampir Lima Tahun aku tak kembali ke Jakarta. Selama lima tahun aku menimba ilmu ke daerah Malang dengan berkuliah di Universitas Negeri Malang. Aku ambil fakultas Sastra. Setelah wisuda pada bulan lalu yang hanya ibundaku yang datang dan tak di temani ayahku yang terlalu sibuk dengan pekerjaan bisnisnya itu kata Ibuku yang selalu menutupi keburukan ayahku.

Sesampainya di rumah. Aku langsung masuk ke rumah. Namun aku melihat seorang gadis seusiaku sedang menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan ibuku menyuruhku untuk beristirahat di kamar bila lelah. Nanti bila sudah tak lelah lagi. Ibuku akan membangunkan aku ke kamarku. Sesampainya nya di kamarku. Aku melihat sekeliling ruang tidurku. Masih sama persis seperti dahulu sebelum aku berkuliah ke luar negeri. Lalu aku tertidur selama kurang lebih dua jam lamanya. Ibu mengetuk pintu namun tak ada jawaban dariku. Dan memasuki kamarku dan mencoba membangunkan aku yang sedang terlelap.

" Nak bangun,udah sore. Mandi yuk terus makan sore bareng" ucap Ibu sambil mengusap keningku.

Tak berapa lama kemudian aku terbangun. Dan memeluk ibuku seraya kangen dengan pelukan hangatnya yang selama lima tahun aku harus berjauhan dengan ibuku karena harus berkuliah di Malang.

" Iya,Bu. Aku mandi ya. Nanti aku bergabung makan bareng" ujarku bergegas ke kamar mandi.

" Iya ibu tunggu ya di bawah. Ibu mau ke bawah menyiapkan makanan ya" ucap ibu sambil meninggalkan kamarku.

Aku membersihkan tubuhku dan merias diri untuk makan malam bersama keluarga besarku. Sesampainya aku di ruang makan. Sudah ada ayah,ibu dan sosok wanita cantik seumuranku juga ikut bergabung dengan kami. Dia sedang menyiapkan makanan bersama ibu.

" Hai,sayang. Welcome back ke Jakarta. Ayah kangen banget sama kamu!!" ucap ayahku sambil menggendong anak balita berumur Tiga Tahun.

" Hmmm.. Kalo emang kangen Ama aku. Kenapa pas aku wisuda ayah gak datang" ujarku sambil duduk bergabung.

" Iya, maafkan ayah ya sayang. Ayah terlalu sibuk. Jadi gak bisa luangkan waktu buat kamu".

" Ah,ayah emang selalu begitu dari zaman aku sekolah di bangku sekolah dasar Ampe kuliah juga ayah gak berubah sama sekali. Tahunya aku di suruh jadi kebanggaan orangtua tapi gak pernah luangkan waktu sedikitpun" ujarku kesal.

" Udah sayang. Kita lagi lagi mau makan bareng jangan ribut." tegur ibuku.

" Oh ya. Ini perkenalkan ini istri baru ayah. Namanya Rafaela" ujar ayahku memberitahu.

" Halo,Lolita!! Salam kenal ya. Semoga kita bisa akrab" ujar Rafaela ramah.

" Apa?! Istri baru?! Kok enggak ngabarin aku soal ini sih,Bu?! ujarku terkejut.

" Iya maafin ibu,nak. Selama ini gak ngasih tahu kamu. Takut kamu gak fokus kuliah" ucap ibuku.

" Udahlah semua udah berlalu. Lagian ibumu juga udah ngasih ijin ke ayah buat nikah lagi" sahut ayah.

" Ah aku jadi gak nafsu makan" ujarku sambil pergi meninggalkan ruang makan.

Dan bergegas menuju kamarku sambil mengunci pintu kamarku. Agar aku tak di ganggu karena ingin menangis tak terima dengan kenyataan hidupku. Saat aku menangis terdengar ketukan pintu dari luar kamarku.

" Tolong bukain pintu,sayang. Maafkan ibu yang sudah berbohong sama kamu selama ini. Ibu dilema sayang. Ibu beneran enggak mau ganggu kamu kuliah. Terlebih lagi. Waktu itu Ayahmu sudah membawa Rafaela dalam keadaan hamil Lima bulan. Enggak etis kalo ibu membiarkan dia punya anak tanpa ada sosok ayahnya" ujar ibuku sambil menangis.

Saat mendengar cerita tersebut. Aku langsung membuka pintu dan memeluk erat tubuh ibuku.

" Kenapa ibu harus merahasiakan hal ini sama aku?! Kenapa enggak mau berbagi cerita sih Bu?! Kenapa hanya aku saja yang baru tahu tentang hal ini?!" ujarku sambil menangis dalam pelukan ibuku.

" Maafkan ibu ,sayang. Ibu gak mau ganggu kamu konsentrasi. Ibu juga stress pada saat tau hal ini. Tapi ibu gak mau nanti kamu jadi benci sama ayah kamu. Mau bagaimanapun dia tetap ayah kandungmu" ujar ibu sambil mengelus rambutku.

" Pantes aja tubuh ibu semakin kurus. Maafkan aku yang kurang perhatian sama ibu" ucapku sambil mengusap air mata ibuku.

" Tolong jangan benci sama Ayahmu. Bagaimana pun ini salah ibu yang membuat ayahmu berpaling dari ibu. Karena ibu kurang memuaskan ayahmu. Dan terlebih lagi ibu kurang memperhatikan penampilan di banding Rafaela"

" Udah Bu. Please,itu bukan salah ibu. Tapi salah Pelakor yang udah ngerebut ayah kita"

" Ibu berharap kamu gak balas dendam. Jangan melawan Ama ayahmu ya,sayang. Demi ibu kamu harus mengontrol emosi. Jangan cepat marah dengan keadaan dan situasi yang tidak kita harapkan"

" Iya bu" Ujarku.

Kamipun menangis berdua di kamarku. Dan tak terasa aku sampai aku terlelap tidur di pangkuan ibuku. Sedangkan ibuku meninggalkan kamarku menuju kamarnya. Dan keesokkan paginya. Aku terbangun. Lalu mandi dan merapikan rambut serta berhias. Aku berencana keluar rumah karena males melihat istri baru ayahku. Saat aku hendak keluar rumah. Tiba-tiba ayahku memanggilku saat sedang di ruang makan bersama ibu dan Rafaela.

" Hei,sayang sini sarapan bareng" teriaknya sambil melambaikan tangan kepadaku.

" Aku enggak lapar. Kalian habiskan saja makanan nya. Jangan sisakan. Aku mau makan diluar saja" ujarku ketus.

" Ibu masak makanan enak,sayang. Sini bergabung" rayu Ibuku.

Dan aku tak menghiraukan perkataan semua nya. Aku bergegas pergi dari rumah menunju rumah Mathilda. Temen sekolah aku dari TK sampai SMA. Aku berkabar dengannya baru balik dari Malang. Dan akan mencari kerja di Jakarta. Agar aku tak jenuh melihat kelakuan ayahku dan Rafaela. Aku memesan ojek online menuju rumah Mathilda.

Sesampainya di rumah Mathilda sudah tiba Lesley, Layla,Lylia,Miya dan Kagura. Teman satu Genk waktu kami bersekolah bareng dari TK sampai SMA. Dan mereka ada yang bekerja di kantor,buka usaha sendiri serta jadi ibu rumah tangga. Dan hari ini kami berkumpul untuk bersilaturahmi karena sudah Lima Tahun Lebih tak bersua dan tak bertatap muka langsung semenjak kami memutuskan untuk kuliah dan memulai karir masing-masing.

" Hei,Lolita apa kabar" ujar Mathilda sang pemilik rumah.

" Alhamdulillah baik. Kabar elu gimana?! tanyaku balik.

" Alhamdulillah baik. Kapan sampai Jakarta?!

"Kemarin gue baru sampai. Sekarang gue mau keliling Jakarta lagi. Udah kangen banget Ama suasana Jakarta. " ujarku sambil menyapa temen-temen yang lain.

" Kapan nikah?!" celetuk Lesley padaku.

" Ah belum mikirin nikah gue. Lagi mikir mau cari kerja. Gue kan baru juga abis wisuda." ujarku sambil bercengkrama dengan mereka.

" Hahaha.. jangan kelamaan jomblo. Ntar keburu tua loh" ledek Layla.

" wkwkwkkw.. ntar kalo udah mau nikah juga bakalan gue kasih undangan" ujarku

Dan kamipun mengobrol sambil mengenang saat dulu bersekolah bersama. Bernostalgia mengenang masa sekolah. Sambil melupakan kesedihan di rumah. Karena bila terus memikirkan akan menjadi sedih yang tak berujung.

avataravatar
Next chapter