3 Tiba di Penjara Bawah Tanah

Khaa! Kha! Kha!!

"Ohh!? Mereka sudah datang ya?!"

Dengan segera Andre mengambil senjatanya dan menodongkan ke arah suara itu berasal.

Ia sudah siap untuk menembak. Namun, keberaniannya sedikit menghilang setelah melihat para monster monyet itu.

"Aku... akan membunuh hewan? Tidak, aku tidak berani! Aku tidak mau!"

Para monster itu semakin mendekat.

(Tuan! Anda harus segera menyerangnya! Kalau tidak nyawa Anda akan terancam!)

Andre tetap terdiam dengan muka takut.

"..."

(Tuan!! Mereka itu bukan hewan! Tapi monster!)

Andre masih terdiam dan para monster itu sudah semakin mendekat.

(Tuan!!)

"Ahhhh...!!"

Ia takut akan membunuhnya.

Tapi demi kelangsungan hidupnya, tidak ada pilihan lain selain membunuh mereka!

Andre pun menembaknya dengan membabi buta.

"HUAAAAHHH!!!"

Drrrrrrrrrrrrrttt!!

Khaa! Kheaa!! Khaa...!

Suaranya yang seperti monyet itu membuat Andre tidak tega.

"Aaahh!! Sialan!"

Karena itu ia membuang senjatanya dan langsung berlari meloncat ke jurang yang ada di belakangnya.

"Wuuuu...uuuaAAAAA!!! TOLOONG!! AKU AKAN MATIII...!!"

Ketika ia hampir jatuh ke tanah, tiba - tiba dari samping ada balok besar menerjangnya. Sehingga Andre terpental dan menabrak pepohonan.

Saat sudah tergeletak di tanah, secara perlahan ia kehilangan kesadarannya dan akhirnya pingsan.

...

"Huhhh...?"

Andre membuka matanya sedikit demi sedikit. Ia terbangun dalam keadaan menghadap ke bawah.

"Apa...?"

Tangan serta tubuhnya terasa seperti sedang digantung.

Agar bisa melihat sekitar, ia mengangkat kepalanya.

"Di mana ini?"

Ruangan ini terlihat persis dengan penjara bawah tanah.

"Kalau tidak salah..."

Ia mengingat kejadian sebelum kehilangan kesadarannya, dan bertanya - tanya kepada diri sendiri.

"Kenapa aku bisa sampai sini?"

Untuk mengecek keadaannya, Andre ingin menggerakkan tangannya terlebih dahulu. Tapi,

Cting! Ting!

Suara rantai terdengar pada pergelangan tangannya.

Mata Andre melebar.

"Apa...?!"

Ia baru menyadari tentang keadaan dirinya saat ini.

Kedua tangannya yang digantung di atas dengan rantai. Kakinya tergeletak di tanah dengan ikatan rantai. Tubuhnya menggantung dalam keadaan duduk lemas.

"Pantesan ketika terbangun aku merasa sedang digantung! Ternyata memang benar!"

Tidak lama kemudian, terdengar suara perempuan dari samping belakangnya.

"Akhirnya kamu tersadar."

"?!!"

Andre terkejut dan buru - buru menolehnya.

Perempuan itu bukanlah perempuan yang menemuinya saat di atas tebing.

"Siapa kamu?!"

Ia membangkitkan diri dari tempat duduknya sebelum menjawab Andre.

"Siapa aku? Aku tidak peduli tentang itu. Yang terpenting adalah..."

Ia berjalan mendekatinya dengan tatapan sinis.

"... siapa kamu sebenarnya?"

Andre terdiam sejenak sebelum bertanya kembali dengan muka mengejek.

"Siapa aku? Aku tidak peduli tentang itu! Yang terpenting adalah..."

Lalu ia merengutkan mukanya dan berteriak.

"Leppaskan aku dari rantai ini!!"

Czzzzt!

Tiba - tiba tubuhnya terkena setruman bervolt tinggi.

"Aarghh...!"

Karena voltnya sangat tinggi, Andre sampai tidak bisa bergerak dan hanya bisa diam menahannya.

Tidak lama kemudian setrumannya berhenti, ia sedikit lega.

"Hah...!"

Seluruh tubuhnya lemas seolah - olah susah digerakkan.

Perempuan itu mengangkat kepala Andre dengan tangan kanannya.

"Itulah akibatnya kalau kamu tidak menjawab pertanyaanku."

Dengan kata lain, perempuan itulah yang membuatnya terkena setruman bervolt tinggi.

"..."

Andre hanya bisa terdiam sambil menahan menahan rasa sakit.

Lalu perempuan itu melepaskan tangannya dari kepala Andre.

"Dhah!"

Andre menghela nafas leganya sebelum perempuan itu dipanggil oleh perempuan lain dari luar.

"Nadine!"

Lalu perempuan itu menyahutnya dengan nada keras.

"Apa?"

"..."

Andre menyadari sesuatu setelah mendengar dan melihat reaksi perempuan yang sudah menyetrumnya, alias Nadine.

Kemudian perempuan yang di luar itu menyahutnya lagi.

"Ada yang perlu kubicarakan denganmu!"

"Oh, baiklah!"

Dengan segera Nadine pergi untuk menemuinya.

Tapi, sebelum keluar, ia dibuat terkejut oleh suara Andre yang lemas.

"Nadine. Ohh... jadi namamu Nadine ya."

"...!!"

Nadine terkejut dan buru - buru menolehnya.

"A- apa?! Kukira kamu sudah tidak bisa berbicara setelah kusetrum!"

"Hhah...! Hoi, hoi. Kamu kira aku selemah itu?"

Andre mengeluarkan tawa kecilnya.

Kemudian, secara perlahan Andre mengangkat kepalanya dan menunjukkan muka seriusnya.

"Lemah sekali!"

"Apa...?!"

Nadine merasa ketakutan saat melihat tatapannya yang serius itu. Ia ketakutan sampai seluruh tubuhnya gemetar.

"..."

Ia diam di tempat sambil ketakutan, hingga perempuan yang memanggilnya tadi berteriak memanggil lagi.

"Nadine?!"

"Oh, ah! Baiklah!"

Dengan segera ia berlari menuju perempuan yang memanggilnya.

Sedangkan Andre masih terdiam dalam rantaiannya.

Setelah suara langkah Nadine tidak terdengar lagi, Andre menghela nafas sedalam - dalamnya.

"... huhh...! Untung saja itu berhasil!"

Ia merasa sangat lega karena berhasil menggertak Nadine.

"Kalau saja tadi gagal, pasti aku sudah mati sekarang! Sungguh akting yang beresiko!"

(Tuanku memang hebat!)

"Yahh... aku memang bisa gitu dari dulu kok! Ehehe..."

Andre tertawa kecil sebelum bertanya dengan serius.

"Baiklah NPC, berhubung sudah tidak ada orang, bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari sini?"

(Ada dua cara untuk itu. Tapi,)

Andre menyipitkan matanya.

"Tapi?"

(Cara yang pertama ini sangatlah beresiko bagi Anda yang masih pemula.)

"Maksudnya masih pemula?"

(Anda belum lama ini, masih belum tahu apa - apa tentang kekuatan hologram Anda sendiri bukan?)

"Ohh... ya memang sih. Terus yang kedua?"

(Yang kedua, Anda harus pasrah diri kepada mereka yang menyiksa Anda.)

Andre menunjukkan muka datarnya.

"Hei, bukankah itu malah sangat beresiko?"

(Ini masih belum seberapa untuk cara yang pertama.)

"..."

Andre terdiam sambil merenungi pilihan yang tepat untuknya.

Jika ia memilih yang pertama, mungkin kalau gagal akan lebih menyakitkan yang kedua, tapi kalau berhasil ada kemungkinan tidak akan ada rasa sakit.

Jika ia memilih yang kedua, ya sudah pasti akan merasakan kesakitan yang sangat sakit.

"Hmph..."

Andre mengeluarkan senyumnya.

"Kamu sudah tau pilihanku yang mana kan, NPC?"

(Ya...)

"Pilihanku adalah..."

"Yang pertama!"

(Yang kedua!)

Mereka mengatakannya dengan serempak.

"Yang pertama woi!"

(Biasanya Anda memilih yang tidak beresiko.)

"Tapi kalau pilihannya sama - sama beresiko, sudah pasti aku akan memilih pilihan yang beresiko tinggi!"

(Kalau begitu Anda memilih yang pertama?)

"Benar!"

(Itu terlalu beresiko untuk Anda.)

"Tidak masalah!"

Andre mengatakannya dengan sangat yakin. Itu membuat NPC sedikit ragu untuk menjawabnya.

(Baiklah, untuk yang pertama, Anda harus melepaskan rantai yang ada di tangan Anda.)

"Melepasnya? Terlalu mudah!"

Andre memberdirikan dirinya lalu meludahkan tangannya agar bisa bergerak lebih licin di rantainya. Ketika ludahnya sudah menguasai rantai yang ada di tangannya, dengan segera ia menggigit bagian bawah rantainya, dan melepas tangannya dari rantai dengan cara menariknya.

Krinting! Krinting!

Pelepasan salah satu tangan dari rantai, telah berhasil.

"Tuhkan? Apa kubilang?"

(Tidak disangka Anda bisa melakukan hal itu.)

"Ini tentang memperkecil dan memperbesar gaya. Jadi ini sudah bisa kuatasi."

(Baiklah, sekarang keluarkan komputernya.)

"Sebentar."

Andre melepaskan tangan satunya dari rantai terlebih dahulu.

Kemudian ia mengeluarkan komputer hologramnya.

Sriing...

"Terus?"

(Keluarkan senjata Anda.)

"Buat apa?"

(Agar bisa melawan para penjaga di depan sel penjara Anda.)

Andre menyipitkan matanya.

"Dengan kata lain aku harus membunuh?!"

(Benar.)

"Aku tidak mau membunuh!"

(Tapi hanya ini satu - satunya cara selain menyerahkan diri.)

"..."

Andre terdiam sejenak untuk memikirkan cara lain. Tidak lama kemudian, sesuatu telah melintasi pikirannya.

"Oh!"

Ia melebarkan matanya sebelum bertanya.

"Bagaimana jika aku tidak membunuhnya?"

(Maksud Anda?)

"Aku tidak membunuhnya, melainkan menghilangkan kesadarannya."

(Hmm... ya, mungkin bisa.)

Andre mengeluarkan senyumnya.

"Kalau begitu..."

Ia bergerak mengetik di keyboard komputer hologramnya.

Taser Gun

Taser Gun bisa dibilang seperti stun gun atau alat kejut listrik, tapi bedanya Taser Gun ini adalah jarak penggunaannya. Jadi Taser pada umumnya berbentuk menyerupai pistol. Perangkat ini bisa melumpuhkan target dari jarak 4,5 meter sampai 6,4 meter. Kesimpulannya, Taser gun merupakan alat kejut listrik jarak jauh.

Andre pun mengenternya untuk memunculkan senjata tersebut.

Setelah itu muncul tulisan di hologramnya.

Taser X26P telah berhasil dimunculkan.

Andre sedikit bingung dengan tulisannya. Namun, tidak lama kemudian Taser Gun muncul di hadapannya.

Dengan segera ia menangkapnya.

"Woah!"

Mata Andre melebar.

"Memangnya Taser Gun sekeren ini ya? Texturnya mirip sekali dengan pistol. Taser Gun yang biasa kutahu itu seperti pistol mainan. Tapi, biarinlah! Yang penting dapet senjata!"

Kemudian NPC memberitahu kelanjutan rencananya.

(Untuk selanjutnya, Anda harus keluar dari ruangan dalam tanah ini.)

Di saat yang bersamaan, muncul layar peta di hadapan Andre yang menunjukkan denah ruangan dalam tanah.

"Ini denah mengenai tempatku berada saat ini?"

(Benar. Anda bisa keluar kalau melewati jalur yang kutunjukkan ini.)

Tiba - tiba ada jalur menyala warna pink di petanya.

Andre dengan segera memahaminya.

"Baiklah!"

(Anda bisa menggeser layarnya agar tidak mengganggu pandangan.)

Andre menggeser layar hologramnya secara perlahan.

"Ohhh!! Terima kasih NPC!"

Lalu dengan yakinnya ia berjalan menuju pintu penjaranya. Padahal kakinya masih belum terlepas dari ikatan rantainya.

Ketika Andre hendak berjalan, kakinya tersendat oleh rantai yang mengikatnya.

Ia terjatuh dan Taser Gunnya terlepas dari genggaman tangannya. Layar hologramnya juga ikut menghilang.

"Ahh! Sialan!"

Kemudian ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat.

Tuk... Tuk... Tuk...

"...!!"

Andre terkejut dan panik karenanya.

Dengan cepat ia bergerak melepaskan kakinya dari ikatan rantai itu. Caranya sama seperti ketika melepas ikatan di tangannya.

Tuk... Tuk... Tuk...

Suara langkah kaki itu semakin mendekat.

Muka Andre berkeringat sangat banyak.

"Buruan...!!"

Ia pun meludahi rantainya berulang kali agar bisa cepat melepasnya.

Krinting krinting...!

Akhirnya pelepasan rantai pada kaki telah selesai.

Dengan segera ia mengambil Taser Gunnya.

Namun, sepertinya itu sedikit terlambat.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

Andre terkejut oleh suara perempuan yang sedikit familiar, dan buru - buru menolehnya ke belakang.

Mata ia melebar.

"Kamu...?"

Benar, itu sudah tidak familiar lagi. Perempuan itu adalah orang yang pernah menemuinya di hutan.

"Si perempuan pembawa pedang?!"

avataravatar