webnovel

bab 2 KABAR DUKA

Ketika itu aku merasa kaget melihat orang-orang yang begitu banyak, karena sebelumnya aku tidak perna melihat begitu banyak orang yang melamar pekerjaan.

Hari pertama melamar pekerjaan, hasilnya nihil, satu lamaran pada saat itu tidak ada masuk keperusahaan. Aku dan Jery menunggu sampai jam satu siang baru pulang kerumah. Sebelum pulang aku tidak lupa berphoto sebagai kenang-kenangan dan ku abadikan di facebook ku.

***

Hari kedua aku dan Jery berangkat seperti biasa, pada saat itu salah satu perusaan menerima karyawan baru, dimana tempat Jery bekerja sebelum nya.

Ia mengantarkan ku perusahan itu dan ahirnya lamaran kerja ku diterima dan akan dipanggil jika memenuhi kualifikasi kata security nya. Aku merasa senang aja pada saat itu walau tidak langsung ikut test. Kami pun kembali menunggu di CC sampai siang belum ada panggilan juga.

Aku putuskan untuk balik kerumah dengan Jery, setelah sampai di rumah aku belum ganti baju, hp kecil berbunyi menanda kan ada panggilan. Sebelum aku mengangkat telepon pada saat itu aku merasa saat senang bangat, ku kira panggilan dari perusahaan, setelah aku melihat panggilan itu ternyata panggilan dari Mama ku.

"Hallo Ma," sapa ku dengan tenang

"Hallo juga nak,"sapa Mama ku agak sedikit lesuh dan melanjutkan pembicaraannya

"Gimana nak, apa kamu sudah dapat pekerjaan?" tanyak Mama ku

"Tadi udah masuk lamaran kerja si Ma, pi nunggu panggilan katanya tadi," ujar ku

"Yang sabar ya nak?"

"Iya Ma, gimana kabar orang Mama dikampung?" tanyaku

Mama ku terdian seketika pada saat itu.

"Kenapa Ma, ada masalahkah dikampung,"

Tiba-tiba Mama ku menangis, aku makin merasa kawatir ada apa sebenarnya.

"Mama kenapa nangis, ada apa sebenarnya," ucap ku begitu gugup.

"Adek mu nak," aku langsung memotong pembicaraan Mama ku.

"Kenapa dengan adek Ma?" tanyaku makin tak karuan.

"Adek mu masuk rumah sakit dan harus operasi." Mama ku sambil nangis

"Sakit apa Ma? kenapa sampai operasi? bukan nya dia lagi sekolah," jawab ku tapi pada saat itu batinku menjerit, sampai aku tak kuasa untuk menahan air mataku menetes.

"Adek mu harus operasi usus buntu, Mama sudah telepon abang dan kakak mu tapi tidak ada yang mengangkat teleponnya," ucap Mama ku.

"Mereka lagi sibuk kerja Ma, entar kalau da pulang aku sampai kan sama Kakak dan Abang," jawab ku sambil nangis dalam batinku.

'Ya Tuhan, mengapa cobaan ini selalu datang bertubi-tubi. Tunjukkan lah jalan mu ya Tuhan'

"Nak, kenapa kamu diam?"

"Tidak apa-apa Ma,"

"Uda dulu ya nak? Mama mau jaga adek mu dulu bentar," ucap Mama ku.

"Baik Ma, jangan lupa doakan anak mu ini supaya cepat dapat pekerjaan ya Ma?"

"Doa Mama selalu menyertai kalian semua," jawab Mama ku pada saat itu sambil memutuskan telepon.

Pada saat itu perasaan ku merasa tak karuan, semua y campur aduk.

Setelah selesai Mama ku bertelepon tak lama kemudian, tepatnya pukul tiga sore Hp ku berbunyi lagi. Pada saat itu aku semakin kawatir, dan aku berlari untuk memastikan itu panggilan dari siapa. Ternyata ada No baru masuk, aku langsung mengangkat nya.

"Hallo, dengan siapa," sapa ku secara spontan.

"Apa ini dengan Bapak Rey?" jawab dari seberang

"Iya betul, dengan saya sendiri." Ucapku penuh kebimbangan.

"Apa Bapak sekarang sedang bekerja?" ujar wanita diseberang.

"Belum Bu," jawab ku agak kebingungan,

"Baik Pak, Bapak boleh dang ke perusahaan NOK besok jam 8 pagi?"

"Baik Bu," jawab ku dengan penuh semangat.

"Baik Pak, jangan lupa mengenakan pakaian yang rapi ya Pak, dan membawa alat tulus juga, Terima kasih udah menggangu waktu nya Pak?"

"Sama-sama Bu," dan telepon nya pun terputus.

Pada saat itu aku merasa senang bangat, dan pada ahirnya aku dipanggil untuk dites terlebih dahulu. Ternyata Tuhan mendengar doa-doa ku, disaat aku kenak musibah seperti ini aku langsung dipanggil kerja.

Aku langsung menelepon Mama ku untuk menyampaikan kabar gembira ini.

"Hallo Ma, aku dipanggil untuk tes besok Mama," dengan begitu senang aku menyampai kan ucapan iru kepada orang tua ku.

"Syukurlah nak, nanti setelah kerja jangan lupa ya? adek mu masih dirawat dirumah sakit," ujar Mamaku.

"Baik Ma, doa kan anak mu ini besok semua berjalan dengan lanjar," dan terdengar suara dari seberang memanggil Mamaku.

Tanpa pamit Mamaku langsung mematikan telepon dan berlari menemui dokter.

"Iya Dok, ada apa dok?" ucap Mama ku

"Anak ibu harus segera di operasi bu, kalau tidak ini akan lebih bahaya lagi bu," ujar dokter

"Kira-kira berapa dana nya ya dok?" tanya Mamaku

"Kurang lebih 20 juta bu," jawab dokter itu.

"Baik dok, tunggu sebentar ya dok," Mamaku sambil keluar dari ruangan dokter dan menangis.

***

Keesokan hari nya aku begitu cepat bangun, karena takut nanti akan telat,.

Tepat jam 07.00 aku langsung bergegas ke persimpangan untuk menunggu angkot. Ahirnya angkot pun tiba,aku langsung naik angkot, dan aku sampai ke perusahaan sekitar jam 07.30 pagi.

Setelah sampai aku menelihat begitu banyak orang yang berpakain rapi pas didepan gerbang perusaan. Aku merasa kaku, karena pada saat itu adalah kali pertama aku ikut tes disuatu perusaan.

Tapi mengingat apa yang menimpa keluargaku, aku harus semangat.

Tepat pukul 08.00 kami masuk keruangan untuk dites tertulis dulu. setelah semua berkumpul, ada sekitar 100 orang untuk mengambil posisi yang aku lamar pada saat itu. Soal kertas dibagikan, aku merasa takut karena aku sudah 2 tahun tidak perna belajar sama sekali, dan yang membagikan kertas soal mengatakan, jawab sebisa kamu dulu, nilai yang lolos harus 80 dan orang diterima hanya 10 orang.

Aku makin merasa takut, sebelum aku mengerjakan soal aku tidak lupa berdoa terlebih dahulu. Setelah selesai aku berdoa dalam hati, aku ambil pena dan mulai mengerjakan soal yang diberikan. Ada 100 soal yang harus dikerjakan, dalam satu jam harus selesai pada saat itu.

Ahirnya nya waktu telah habis, semua harus mengumpulkan lembar jawabanya.

Pada saat itu, ada beberapa soal yang belum selesai aku kerjakan, tapi aku harus mengumpulkan lembar jawaban ku.

Lalu kami disuruh menunggu sekitar 15 menit untuk hasilnya.

Dada ku pada saat itu sangat tak karuan karena banyak saingan.

Setelah 15 menit berlalu kami disuru berkumpul lagi, semua nya berlari untuk di meja masih-masih.

"Bagi siapa nama nya tidak dipanggil boleh meninggal ruangan, dan buat yang terdi panggil tinggal diruangaan, ada 30 orang yang lolos ketahap berikutnya, dan dengarkan baik-baik ya?" kata salah satu yang membagikan lembar soal sebelum nya.

Semua nya pun terdiam, pada saat itu ruangan dengan seketika sepi dengan suara.

Next chapter