webnovel

Bencana yang tidak pernah kuduga

Hampir saja mata ku ini terjatuh ketika aku melihat notifikasi yang ada di layar HP ku, aku memang sengaja mematikan suara HP ku semalam, karena aku berjaga-jaga agar HP ku tidak disita oleh Ayah dan Ibu ku. Aku takut jika saat Ayah dan Ibu memarahiku semalam lalu tiba-tiba HP ku berbunyi, maka..... yang terjadi adalah aku harus menyerahkan sebagian nyawaku kepada Ayah dan Ibu saat itu juga. Jadi untuk menghindari hal itu terjadi lagi aku sudah mematikan suara HP ku saat aku dalam perjalanan pulang.

Kulihat satu persatu nama-nama teman yang menelpon ku dan juga pesan kepada ku, karena aku tahu setiap aku ada masalah dengan Ibu maka aku akan menjadi artis terkenal dalam 3 hari.

" Astaga.... !!! dia dapat nomor telpon ku dari siapa ?!" ucapku seakan tidak percaya dengan tulisan pesan yang ku baca saat ini.

Meskipun mata ku terpana melihat semua pesan dari Hansen mungkin saat ini hanya rasa syukur yang bisa aku ucapkan dengan semangat didalam hatiku karena masih ada sedikit keberuntungan yang ada di nasibku, karena HP ku tidak di sita oleh Ayah dan Ibu seandainya saja HP ku disita maka saat ini aku tidak akan bisa melihat pesan-pesan yang dikirimkan oleh Hansen kepada ku.

" Letta, kamu tidak apa-apa kan ?"

( jam 22:30 malam)

" Letta bagaimana kamu menghadapi kedua orangtuamu ?".

( jam 22:32 malam )

" Letta !"

( jam 23:35 malam )

" Letta ! tolong jawab aku..."

( jam 23:40 malam )

" Letta, apakah kamu sakit ? mengapa kamu tidak menjawab pesan ku ? jika kamu sudah membacanya tolong dibalas secepatnya ".

( jam 00:02 malam )

" Letta, aku berharap kamu baik-baik saja, selamat tidur, sampai ketemu esok pagi".

( jam 00:10 malam )

" Selamat pagi Letta, bagaimana tidurmu semalam ?"

( jam 6:30 pagi )

" Letta, apakah kamu marah kepadaku ?"

( jam 7:00 pagi )

" Letta, kamu tidak ada masalahkan ?! kenapa kamu tidak membalas pesan pesan ku ??"

( jam 7:05 pagi )

" Letta, kamu dimana ? hari ini ada berita yang harus aku sampaikan kepadamu !".

( jam 9:30 pagi )

" Letta, aku masih menunggumu disini, apakah kamu bisa datang ke sini ? ke kantin karyawan belakang, Letta aku harus bicara dengan mu !".

( jam 10:00 pagi )

" Letta, aku berharap kamu mau bertemu dengan ku... jawablah pesan ku ini !"

( jam 10:01 pagi )

Jujur saja, aku sungguh terkejut dengan semua pesan yang ditulis oleh Hansen, dan yang paling aku tidak pernah sangka adalah isi pesan yang dia kirim sungguh aku tidak bisa mengerti apa maksud dari semua pesan-pesan itu , apa yang sebenarnya dia ingin bicarakan dengan ku ? apakah dia masih belum jera melihat Ayah yang seperti itu ? dan lagi dia bisa mendapatkan nomor HP ku ini dari siapa ? apakah dia benar-benar mencari informasi tentang diriku sebegitu detailnya, sehingga dia benar-benar mengetahui semua tentang diriku ?!.

Isi kepala ku saat ini menjadi penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang ingin ku ucapkan kepada Hansen, karena dia meninggalkan pesan yang membuat kepala ku ini menjadi pusing dan tidak mengerti apa yang sebenarnya dia ingin katakan kepada ku, mengapa dia ingin bertemu dengan ku ? apa susahnya jika dia tulis semua keinginannya itu di HP saja !? sungguh aku benar-benar tidak mengerti isi kepalanya dan apa rencana dia sesungguhnya kepada diriku.

" Klik Klik.. !"

Tiba-tiba HP ku berbunyi, tanda ada pesan masuk baru untuk diriku.

" Letta !! Lo dimana ?? Lo nggak masuk hari ini kenapa ?? Bokap Lo lagi ada disini, lagi tanya sana sini tentang Hansen !! siapa itu Hansen, Gue bingung jawabnya..!!"

Setelah mendengar Voice Note dari Ami, tubuh ku ini terasa lemas seketika, karena aku tidak menyangka jika akan mendapatkan kabar yang sangat memalukan darinya. Aku benar-benar tidak menyangka dan tidak percaya apa yang barusan disampaikan oleh Ami, apakah ini sungguh benar-benar terjadi ?jujur saja rasanya jantung ini sudah berhenti berdetak karena aku masih tidak mempercayai apa yang telah Ayah lakukan di Mall dan juga apa saja yang Ayah tanyakan kepada teman-teman satu counter dengan ku.

Ku ulangi sekali lagi pesan Voice note dari Ami, kali ini aku mencoba untuk mendengarkannya pelan-pelan agar aku lebih paham dan mengerti apa yang di sampaikan oleh Ami kepada ku.

" Oh Tuhan !!" ucap ku dengan suara yang mulai lirih, rasanya aku lebih baik mati saja saat ini.

Karena aku kini mendengar dengan jelas jika Ayah di sana sedang mencari-cari Hansen.

Entahlah apa yang saat ini kurasakan aku sendiri sudah tidak bisa mengungkapkannya.

Jujur saja mata ini rasanya seperti sudah sangat gelap sekali dan rasanya aku ingin sekali menusuk jantung ku ini dengan pisau atau benda yang sangat tajam.

Karena saat ini aku benar-benar sudah tidak bisa lagi untuk berfikir dan sudah hilang rasanya semangat ku untuk hidup lagi.

Apa yang dilakukan Ayah di sana telah membuat aku sudah tidak mempunyai muka lagi di depan teman-teman tempat ku bekerja.

Bagiku Ayah sudah melakukan tindakan yang membuat dirinya menjadi terlihat bodoh dan aneh di mata teman-teman ku, untuk apa Ayah mencari Hansen di Mall saat ini ! dan juga apakah Hansen memang ada di Mall ?! aku sendiri tidak tahu siapa itu Hansen, namun ternyata Ayah dan Ibu memang tidak pernah mempercayai ku. Sungguh kecewa dan benar-benar sakit tidak terhingga rasa hati ini. Sakit bukan karena cinta tetapi aku sakit hati karena aku adalah anak yang tidak pernah dipercaya dan di berikan hak kebebasan dalam hidupku.

Jika aku memang melakukan hal yang di tuduhkan oleh Ayah dan Ibu, mungkin aku akan terima apa yang Ayah lakukan terhadap ku saat ini, namun sayangnya..... aku sama sekali tidak melakukan hal itu, namun Ayah bisa sampai melakukan hal yang membuat diriku malu dan sungguh-sungguh malu.

" Ami, Gue minta maaf... benar-benar minta maaf karena Gue sendiri enggak tahu gimana menjawab pertanyaan dari Lo, Gue hari ini gak bisa kerja karena saat ini Gue lagi ada masalah sama Ibu dan Bapak Gue, tapi ini semua enggak ada sangkut pautnya sama Hansen dan Gue juga enggak tahu siapa itu Hansen, karena Gue baru ketemu dan kenalan sama dia itu baru kemarin malam".

Dengan hati yang berdebar-debar aku mencoba untuk membalas Voice note Ami dengan Voice note dari ku, aku berharap Ami bisa mengerti keadaan ku saat ini, setelah dia mendengar balasan dari ku.

" Letta !! Gue seneng bisa denger suara Lo ! jujur saat ini Gue lagi takut banget sama Bokap Lo, bukan takut di mau dipukul tapi Gue takut jika Gue salah ngomong tentang Hansen ke Bokap Lo..!".

----->

Teman teman pembaca ku tersayang, saya mohon kepada kalian semua yang menyukai isi cerita ini, tolong bantu saya dengan Vote nya dan juga reviews nya,

agar saya semakin semangat untuk menulis cerita lagi ....

Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih

kepada kalian semua, Terima kasih untuk semuanya salam hormat dari Saya,

Chand.

NB :

Instagram : @Divanandadewi

Facebook : @Chandrawati2019