2 Jodoh untuk Ayunda

Reza teringat Tama yang selalu menjadi tempat curhatnya selain Ayunda. Reza segera menghubungi kakak sepupunya dan mengatur janji bertemu.

*****

Reza's Cafe pukul 19.00 WIB

"Masuk, Mas Bro!" Sambut Reza begitu melihat sosok Tama masuk ke dalam cafe miliknya.

"Tumben ngajak nongkrong, pasti galau masalah cewek nih," goda Tama yang membuat Reza tersenyum malu.

"Oh iya, mau pesan apa, Mas?"

"Apa aja yang enak di sini, kamu keluarkan semua deh!"

"Siap," Reza segera memanggil karyawannya dan menyuruhnya membawakan minuman dan makanan favorit cafe miliknya.

"Jadi, aku sudah sayang banget sama sahabatku ini sejak SMP. Tapi, aku nggak pernah ngasih tahu dia tentang perasaanku." Reza menarik napas panjang, sementara Tama manggut-manggut menyimak cerita Reza.

"Rencananya, aku mau nembak dia setelah pengumuman kelulusan. Rencanaku terpatahkan karena ide gilanya. Bantu aku cari solusi ya, Mas!"

"Ide gilanya apa?"

"Dia mau cari suami mapan yang mau membiayai kuliah dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Rasanya aku down banget dengar dia mau nikah sama orang lain apalagi cowoknya belum jelas. Aku khawatir dia salah pilih, bukannya bahagia malah sengsara karena ide gilanya."

"Biarin aja lah, cewek matre gitu mau kamu perjuangin kayak nggak ada cewek lain aja."

"Beda. Dia beda dengan cewek lainnya. Dia bukan matre tapi realistis. Dia ingin kuliah, dia ingin jadi orang sukses. Aku bakalan jadi orang yang dukung mimpinya, Mas. Apa aku aja ya yang ngelamar dia? Masalahnya aku aja cuma punya usaha cafe kecil-kecilan. Apa aku coba bicara sama Mama ya, Mas?"

"Aku yakin, tante Hera nggak bakalan setuju." Wajah Reza tampak semakin lesu.

"Maaf, kalau aku yang melamar dia. Kamu keberatan nggak, Rez?"

"Mas Tama serius?" Tama hanya mengangguk.

"Aku setuju, aku yakin Mas Tama bisa jagain dia seperti aku. Tapi, kenapa Mas mau melamarnya?"

"Pertama, aku mau bantu kamu. Kedua, aku bantu diriku sendiri,"

"Maksudnya?"

"Kamu kenal wataknya Mamaku, kan? Dia maksa aku buat segera nikah. Aku mau dijodohkan sama anak temannya. Aku pikir kenapa nggak aku coba sama sahabat kamu aja. Jadi, sekali tepuk dua masalah terselesaikan."

"Mas Tama, nggak keberatan membiayai kuliah dan biaya hidupnya?"

"Enggak."

"Gini aja, Mas. Anggap aja aku hutang ke Mas Tama, setiap bulan bakalan aku cicil semua biaya yang Mas keluarkan. Mas jagain dia sampai aku sukses, setelah itu aku bakalan ambil dia dari Mas Tama. Setuju?"

"Enggak. Pertama, kamu nggak perlu mengganti uang yang nantinya aku keluarkan buat dia. Kedua, aku nggak janji soal itu, deal or no?"

"Kenapa?"

"Nggak ada yang tahu, bagaimana ke depannya hubunganku dengan dia. Keputusan dia tetap bersamaku atau kembali sama kamu, aku serahkan ke dia. So, deal or no?" Reza tampak berpikir sejenak. Dia tidak mau salah mengambil keputusan. Akhirnya dia memutuskan untuk menerima tawaran dari Tama. Reza yakin jika Ayunda bukan tipe Tama, jadi pasti ada peluang besar untuk mengambil Ayunda kembali.

"Deal."

avataravatar
Next chapter