3 03

Sepanjang perjalanan pulang dari masjid Rara  sebisa mungkin menguatkan hati nya, dalam hati ia tak berhenti beristighfar mendengar celaan dari ibu-ibu yang juga berjamaah di masjid tersebut.

Sesekali ia melirik sang suami yang diam seribu bahasa di sebelah nya, raut wajah nya datar.

"Bagaimana Haris, sudah di coba barang bekas nya"

Tes...

Akhir nya air mata itu terjatuh, ternyata hati nya tak cukup tangguh mendengar cacian itu.

Ibu-ibu bahkan perempuan sesusia nya ikut menyahuti.

"Nama nya juga penggoda, tau aja ya ama yang bening, kaya lagi"

"Orang alim kok dapet istri penggoda"

"Iya, semoga putra ku di jauh kan dari wanita wanita penggoda seperti nya"

Dan bla bla bla...bermacam cacian ia terima hingga akhir nya ia sampai di rumah nya barulah dapat bernafas dengan lega.

"Mas mau teh"tawar Rara  setelah menormalkan suara nya.

"Tidak"hanya itu, Rara  pun mengangguk mengambil mushaf kesayangan nya dan membawa nya ke  taman belakang, duduk di kursi yang biasa ia tempati.

Dari kamar Haris memandangi sosok istri nya dari pintu kaca kamar nya yang tidak di tutup kembali oleh Rara, membiarkan angin masuk dan menerpa wajah nya.

Siang tadi zahra mendatangi nya, menceritakan banyak hal tentang masalah nya saat ini. Tentang kecurigaan nya yang juga ia sampaikan pada Rara  pagi tadi.

"Ya allah maafkan hamba ya allah"desah Haris.

Ya, tak seharus nya ia memperlakukan Rara  yang tak lain adalah istri nya sedemikian rupa.

Bukan kah bagaimanapun juga Rara  adalah tanggung jawab nya, sebagai guru ngaji seharus nya ia faham kalau sikap nya terhadap Rara adalah salah. Apalagi tadi ia hanya diam saat istri nya di hina berbagai macam cacian.

Tak ada salah nya untuk mencoba percaya atau ia akan menyesal di kemudian hari ketika istri nya terbukti bukan lah sosok penggoda itu.

Apalagi tadi zahra sempat bercerita kalau istri nya itu tidak akan pergi selain diri nya menceraikan nya.

Ada perasaan dilema saat itu pada diri Haris di satu sisi sosok penggoda itu begitu menyerupai istri nya, namun di sisi lain saat melihat istri nya dan sikap nya ada keraguan kalau sosok penggoda yang berkeliaran itu adalah istri nya.

Sebagai imam bagi istri nya seharus nya ia yang mengambil sikap bukan malah mendiami istri nya berbulan bulan, bahkan ia sudah menyakiti istri nya, air mata itu jatuh karna nya.

"Astagfirullah ya allah, maafkan hamba ya allah"gumam Haris lagi mengusap kasar wajah nya.

Melihat pergerakan di kursi taman, Haris buru-buru menjauh dari pintu balkon.

Memperhatikan sosok sang istri melalui ekor mata nya, mulai dari wanita itu menutup pintu balkon, meletakan mushaf nya hingga merebahkan tubuh nya di sebelah nya.

Dan setelah sosok sang istri membelakangi nya barulah Haris leluasa memandangi nya.

Besok ia akan membicarakan persoalan ini dengan Rara baru pada kelurga nya, agar posisi sang istri di terima baik oleh ayah bunda nya.

________________

Sudah rutinitas nya setiap hari Rara  bangun di tengah malam untuk sholat tahajud, sejak kecil ayah nya sudah membimbing diri nya untuk membiasakan sholat sepertiga malam hingga sampai dewasa menjadi kebiasaan nya.

Saat usia nya masih anak-anak doa yang ia panjat kan ketika sholat tahajud selalu ia ceritakan pada ayah ibu nya, membuat kedua orang tua itu gemas dengan putri nya.

Pernah saat itu ia menceritakan pada ayah ibu nya kalau ia berdoa di sepertiga malam nya agar di belikan alquran terjemah dan sore nya sang ayah membawa diri nya untuk membeli alquran tersebut.

Namun saat mulai beranjak dewasa, Rara  tidak lagi menceritakan doa-doa di sepertiga malam nya.

Dan hal itu menjadi bahan godaan ayah ibu nya, kalau yang ia pinta adalah jodoh nya hingga Rara  di buat malu karna yang di tebakan orang tua nya benar.

Rara selalu berdoa di beri suami soleh seperti ayah nya, lelaki yang menjadi pengayom dalam hidup nya.

Melihat keromantisan ayah ibu nya kadang membuat ia iri dengan kesendirian nya.

Dan ketika ia telah bersuami, kisah nya harus di awali dengan kesalah fahaman seperti ini.

Akan tetapi Rara  tidak menyalah kan takdir, karena apapun yang terjadi saat ini adalah yang terbaik di mata allah.

Ia yaqin itu, tugas nya saat ini adalah sabar, berlapang dada dan mencari jalan keluar dari masalah ini.

Seusai sholat, berdoa dan mengaji Rara  tak lantas kembali ke tempat nya, ia memberanikan diri menghampiri suami nya sebelum suami nya itu bangun untuk melaksanakan sholat juga.

Dengan sangat hati-hati Rara duduk di tepi ranjang, memandangi Haris  yang tertidur wajah datar saat bangun itu membuat teduh hati nya ketika tidur, wajah itu sedikit tersenyum dalam tidur nya senyum yang tak pernah ia terima selama bersama.

"Rara akan mencari jalan keluar nya mas, ke ridhoan dari mas penting buat Rara. Apa arti Rara sebagai seorang istri jika tidak mas ridhoi, surga Rara ada pada mas"

Walau ragu bibir itu mendekat perlahan hingga mendarat dengan sempurna di kening Haris, cukup lama sampai akhir nya Rara  harus melepas kan kecupan nya takut sewaktu waktu sumi nya itu terbangun. Barulah Rara  kembali ketempat nya sekedar membaca novel islami kesukaan nya sambil menanti subuh tiba.

Haris yang sebenar nya bangun memilih berpura-pura tidur untuk beberapa saat agar istri nya tidak curiga, darah nya berdesir menyebarkan kehangatan ke seluruh rongga dada nya saat bibir mungil itu menyentuh mesra kening nya, perlakuan Rara  yang sedemikian rupa membuat diri nya mengingatkan sikap kasara nya satu bulan ini, bahkan ia melantangkan suara  yang seharus nya tidak ia lakukan terhadap sang istri.

Dan mulai sekarang ia pun tak mau tinggal diam, Rara  istri nya, tanggung jawab nya jadi sudah kewajiban nya mengungkap apa yang sebenar nya terjadi, kalau istri nya benar tidak seharus nya Rara  menanggung penghinaan ini.

Secepat nya harus ia dapat kan wanita penggoda itu agar tak meresah kan warga, keluarga dan rumah tangga nya.

Agar pula sang istri berhenti di terror tetangga dengan ucapan ucapan yang menyakit kan.

avataravatar