8 8. Menjadi pengasuh Saung.

Berapa jam Aera bekerja menjadi pengasuh di kediaman Myung, selama itu juga mereka tidak saling bertemu. hingga tanpa sengaja mereka bertemu saat tengah malam. Aera yang merasa haus mengambil air namun persediaan telah habis sehingga membuatnya turun ke dapur.

Keluar dari kamar terlihat sepi lampu-lampu telah di matikan dengan berlahan Aera menuruni tangga dengan hati-hati. setelah sampai di dapur Aera membuka lemari pendingin dan mengambil air untuk di bawa ke kamar Seung namun saat berbalik terlihat seorang pria berdiri dengan posisi tangan di lipat di atas dada tubuhnya yang bersandar di meja yang dapur. dengan perasaan yang bergerak Aera berlahan melangkah melewatinya, namun dengan sekali tarik tubuhnya bertabrakan dengan dada bidang Myung.

"Katakan siapa kamu yang sebenarnya?!"

"A.. aku, Aera tuan. maaf tidak memperkenalkan diri secara langsung." Area membungkuk di depan Myung.

"Katakan apa tujuanmu datang ke kota ini?!" Myung menatap wajah Aera yang terlihat sangat cantik jika di lihat secara dekat. entah kenapa hatinya tiba-tiba bergetar, aliran darahnya berubah menjadi mendidih saat tangannya menyentuh kulit tangan Aera. berlahan wajah Myung mendekati wajah Aera dan sebuah kecupan manis mendarat di bibir Aera.

Plakkk !!!

"Apa yang Tuan lakukan? aku bukan wanita murahan dan saya disini karena keinginan putra anda tuan, jadi jangan bersikap kurang ajar!!" Aera berkati meninggalkan Myung yang terpaku di tempatnya. Myung tidak menyangka dengan aksinya telah mencium Aera, entah kenapa melihat wajah Aera seperti melihat wajah Seung putranya, terlebih bibir dan mata mereka sangat mirip.

Myung mengejar Aera dan menarik pergelangan tangan Aera namun di tepis kadar oleh Aera.

"Maaf.. aku tidak sengaja, itu aku hanya terbawa perasaan."

"Apa? apa yang anda katakan tuan? terbawa perasaan? anda bersikap tidak sepatutnya pada saya. apakah Anda pikir saya adalah wanita yang murahan? maaf sepertinya anda salah tuan." Aera kembali melangkah, namun Myung menghalangi langkahnya.

"Aku minta maaf, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. berapa kali aku katakan jika yang aku terbawa perasaan hanya itu." Myung berusaha meminta maaf, dirinya bersalah atas apa yang di lakukannya.

"Ini untuk yang pertama dan terakhir kali Anda berbuat seperti ini pada saya tuan."

"Oke, aku berjanji. sekarang katakan siapa kamu yang sebenarnya?"

"Aku adalah Aera."

"Nama belakangmu?"

"Maaf Tuan, saya permisi Seung pasti mencari saya." Aera meninggalkan Myung yang menatapnya, dengan tatapan tajam.

'Siapa kamu yang sebenarnya? kenapa wajahmu sangat mirip dengan putraku Aera, aku pasti akan mencari tau siapa kamu yang sebenarnya. dan tujuanmu menerima menjadi pengasuh putraku. aku pastikan akan mengetahui siapa kamu yang sebenarnya Aera.'

Aera telah sampai di kamar Seung, tangannya meraba dadanya yang berdebar sangat cepat,

'apa ini kenapa hati ini berdebar? ciuman tadi kenapa aku enggan melepaskan, ahh perasaan apa ini? tidak ini tidak boleh terjadi tujuanku datang ke kota ini mencari keluarga Hyun, Tuan besar dialah kunci tentang anakku.'

Pagi menjelang aktivitas di rumah yang di terapkan dirinya, Aera terbangun bersiap untuk ke dapur, Aera terkejut saat berada di dalam kamar mewah dan seorang anak laki-laki yang berada di sampingnya. Aera tersenyum menatap Seung yang tengah bersiap pergi ke sekolah, semenjak kedatangan Aera, Seung lebih bersemangat untuk pergi ke sekolah. seperti pagi ini Seung yang telah bersiap menatap Aera yang tersenyum padanya.

"Sudah siap Seung?"

"Sudah Bibi, terima kasih Bibi berada di sini." Seung, memeluk Aera dengan erat.

"Ya, sayang. Bibi akan tetep disini bersama dengan Seung. ayo, kita pergi!" Aera berjalan di samping Seung dan membantunya membawakan tas milik Seung.

"Selamat pagi putra Ayah."

"Selamat pagi Ayah,"

"Bibi, aku ingin roti bakar."

"Bibi buatkan, kamu tunggu disini." Aera mengambil roti dan membakarnya.

"Bibi, mulai hari ini. Bibi Adalah ibuku. dan aku memanggil Bibi dengan panggilan ibu." Aera yang tengah mengoles roti dengan selesai, tiba-tiba pisau terjatuh dari tangannya.

"Ibu Aera kenapa? apa tanganmu berdarah Ibu?"

"Tidak, sayang. tanganku tidak apa-apa." Aera menetralkan detak jantungnya, saat Seung memanggilnya ibu.

"Kenapa kaget begitu? bukankah itu yang kamu inginkan?" Myung menatap tajam wajah Aera.

"Maaf Tuan Myung, saya tidak pernah meminta Seung memanggilku dengan panggilan ibu. anda salah paham."

"Bohong kamu!!"

"Cukup Ayah. jangan buat Ibuku ketakutan!!" Suara Seung tidak kalah dingin dan tegas seperti Myung.

"Seung, kau tahu sedang bicara dengan siapa?"

"Aku tahu, sangat tahu itu sebabnya aku minta jangan membentak Ibuku jika tidak?"

"Jika tidak apa Seung?"

"Aku akan marah pada Ayah."

"Seung selesaikan sarapan mu, setelah itu kita berangkat." Aera menghentikan perdebatan antara anak dan Ayah. melihat di antara mereka tidak ada yang mau mengalah membuat Aera memutuskan untuk membawa Seung pergi.

"Setelah mengantar Seung cepatlah kembali, ada yang ingin aku katakan padamu."

"Baik Tuan."

"Sekarang pergilah, aku menunggu di ruang kerja, kamu langsung saja kesana."

"Baik Tuan Myung." Aera meninggalkan ruang makan, menuju ruang tamu dimana Seung telah menunggunya.

"Sayang maafkan ibu, apa ibu terlalu lama?"

"Tidak Ibu, ayo kita berangkat." Seung mengandeng tangan Aera dengan erat, raut wajahnya sangat bahagia. mereka berjalan menuju mobil yang terparkir di depan pintu. tawa mereka menggema hingga ke ruang kerja, berlahan sudut bibir Myung tertarik keatas.

'Apa benar yang aku dapatkan ini tentangmu, Aera Jung Jun putri dari wanita bermarga Jun, aku akan menemui kakek dia pasti tau semuanya.'

"Tuan muda Myung," Asisten Yong Jin memandang Myung yang terlihat sangat lelah.

"Apa kamu yakin, dia orangnya?"

"Benar Tuan saya yakin dia orangnya.x Yong Jin mendudukkan tubuhnya di sofa.

"Jangan sampai A Young mengetahuinya. biarkan ini menjadi rahasia kita." Myung, kembali membuka berkas yang ada di atas meja kerjanya.

"Tentu Tuan, rahasia ini tidak akan keluar."

"Permisi Tuan Myung."

"Masuklah. Yong Jin tinggalkan kami."

"Baik Tuan permisi." Asisten Yong Jin meninggalkan ruang kerja Myung

"Duduklah."

"Maaf ada apa Tuan memanggil saya kesini?"

"Tidak ada, saya hanya ingin tahu bagaimana perkembangan Seung? Setelah kehadiranmu. Seung tidak datang ke kamarku untuk menanyakan apapun yang ingin dia tahu."

"Semua baik Tuan, anak seusianya sangat cepat mengerti. jika kita menjelaskan dengan sedikit kesabaran, lagi pula saya baru satu malam berada disini bagaimana bisa saya mengalihkan Seung dari anda?"

"Baiklah nanti malam ikutlah denganku, hari ini adalah hari ulang tahun Seung, aku ingin memberinya sedikit kejutan."

"Apa. hari ini hari ulang tahunnya?!" Aera menutup mulutnya, dirinya tidak percaya jika hari ulang tahun Seung yang bersamaan dengan ulang tahun dirinya.

avataravatar
Next chapter