1 Pernikahan

Farah seorang wanita berusia 25tahun, dengan rambut panjang bergelombang, dan tinggi semampai, terlahir sebagai anak pertama dari keluarga Gunawan, keluarga yang sederhana.

 

Adrian Wijaya usia 28 tahun, seorang Tuan muda dari keluarga Wijaya, pewaris tunggal sebuah perusahaan terbesar di dunia.

 

Mereka dipersatukan dalam sebuah pernikahan, Farah yang harus menikah dengan Adrian untuk membantu bisnis Ayahnya, sedang Adrian menikahinya karena sebuah dendam.

 

Farah diduga sebagai pembunuh Vania kekasih dari Adrian, alasannya karena dia berada di lokasi saat itu.

 

Dua hari yang lalu Farah diharuskan menikah dengan Adrian seorang Tuan muda yang sangat kejam.

 

Setelah menikah, hidupnya berubah, hari pertama menjadi pengantin, Farah menerima siksaan dari anak buah Adrian, dia menerima siksaan, pukulan, jambakan, oleh orang-orang Adrian.

 

Setelahnya dia lalu diguyur dengan air dingin, tidak sampai di situ dia tidak diberi makan dan minum, tetapi Farah hanya diam saja.

 

Matanya kosong dan rasa menyerah sudah menghantuinya, dia bahkan tidak berteriak meminta tolong saat dirinya disiksa.

 

Ayahnya bahkan tidak peduli dengannya karena Adrian memberikan uang untuk menopang bisnis keluarganya.

 

Saat kecelakaan satu bulan yang lalu, Vania wiratmaja, ditemukan sudah tidak bisa dikenali lagi jasadnya oleh tenaga medis dan kepolisian.

 

Mayat itu disimpulkan bernama Vania, karena mobil yang terbakar itu adalah miliknya, serta terdapat barang Vania yang ditemukan di samping jasad itu.

 

Polisi menyatakan jika kecelakaan itu murni karena kelalaian pengemudi, namun Adrian sama sekali tidak percaya.

 

Dia yakin ini disebabkan oleh Farah, karena dia sedang ada di lokasi waktu itu.

 

Adrian dan Farah satu kampus, bahkan mereka sudah sekolah di tempat yang sama semenjak SMA.

 

Farah terlalu pendiam dan tidak dekat dengan siapapun jadi Andrian tidak terlalu memperhatikannya.

 

Adrian mengetahui bahwa Farah menyukainya, dan Farah membenci Vania, karena Vania telah merebut Adrian darinya.

 

Awalnya Adrian tak mempercayai itu, tapi ada anak lain yang berkata padanya, bahwa Farah sering memperhatikannya dari jauh, terlebih saat Adrian tahu bahwa Farah ada di lokasi kejadian.

 

Saat Vania tunangannya itu kecelakaan. Semakin memperkuat dugaannya, bahwa Farah lah yang mencelakai Vania tunangannya.

 

Setelah Adrian menikahi paksa Farah dengan tujuan penyiksaannya, tidak akan tercium oleh siapapun. Adrian menyeret Farah ke kamar sampai Farah meringis kesakitan.

 

Farah tidak tahu kenapa dia tiba-tiba dinikahi, tapi dia bisa melihat jika Adrian marah, benci, bahkan Farah melihat dendam yang besar pada wajah Adrian,pria yang sangat dia cintai sejak SMA.

 

 Adrian menyelidiki soal kecelakaan waktu itu. Farah hari itu ditemukan tidak jauh dari lokasi kecelakaan, yang membuat kesimpulan bahwa Farah terlibat dalam kecelakaan, dan semua itu terjadi karena perasaan iri dan tidak sukanya pada Vania.

 

"Adrian Apa yang kau lakukan, tolong lepaskan aku!" teriak Farah mencoba melarikan diri.

 

Rasa sakit di kaki dan pergelangan tangannya, karena diseret paksa oleh Adrian membuat Farah takut pada Adrian.

 

"Diam kau perempuan hina, ini adalah hukuman karena menjadi manusia paling kotor di dunia!" berang Adrian menjatuhkan Farah kelantai.

 

Dia bahkan tidak membiarkan Farah tidur di kasur, karena bagi Adrian, Farah tidak pantas mendapatkan kenyamanan sedikitpun.

 

Adrian kemudian mencengkram dagu Farah begitu kuat sampai dagunya lebam.

 

"Kenapa kau membunuh Vania, Padahal kami sudah akan menikah, Kenapa?" teriak Adrian melepaskan amarahnya dan membuat Farah ketakutan Setengah Mati.

 

"A ... Apa maksudmu? aku tidak melakukannya, kenapa kau menuduhku secara sembarangan?" tanya Farah, dia bicara dengan nada bergetar karena ketakutan.

 

Farah tidak berani melihat ke arah Adrian yang begitu menyeramkan saat dia sedang marah.

 

"Hemm, kau berkilah, ada dimana kau saat kejadian itu terjadi?" tanya Adrian yang sekarang semakin menekan, dan nadanya semakin memekik membuat Farah meringis kesakitan, namun tak di hiraukan oleh Adrian.

 

"Aku tidak tahu, sungguh! waktu itu ada yang menelevon dan berbicara, bahwa Vania ingin bertemu, tapi saat aku berada di sana tak ada siapapun disana," ucap Farah menjelaskan, dia begitu gugup takut jika Adrian menyakitinya kembali.

 

 

"Jangan Bohong kamu!" teriak Adrian semakin membuat Farah ketakutan.

 

"Aku tidak membunuh Vania, sungguh Adrian, percayalah padaku." Farah memohon meminta tolong pada Adrian agar dia mau percaya padanya.

 

"Omong kosong! Aku akan memberimu pelajaran. Rasanya jika aku memenjarakanmu saja, hatiku tidak akan puas. Jadi aku akan membuat hidupmu menderita ... sampai kau sendiri yang akan memohon kematianmu padaku," bisik Adrian di telinga Farah. Dia menunjukkan senyum devilnya pada Farah.

Adrian percaya dengan kata-kata Vania, jika Farah sudah tidak suci lagi, karena sering pergi bersama lelaki yang berbeda.

 

"Wanita kotor sepertimu memang pantas dijadikan pelayan oleh para pria," geram Adrian dia begitu membenci Farah.

 

Farah yang melihat itu bergidik ngeri, tak bisa dia bayangkan akan seperti apa hidupnya nanti di tangan Adrian.

 

Farah yang pendiam dan polos kini berubah menjadi seseorang yang sangat takut melihat orang lain, apa lagi suaminya Adrian, padahal mereka baru menikah.

 

Bayangan Farah tentang hari bahagianya, menikah dengan Adrian. Orang yang selama ini diam-diam dia cintai sirna, namun Gadis itu tak pernah menyesali rasa cintanya pada lelaki itu.

 

"Hey, bodoh!" teriak Adrian memanggil Farah, namun Farah hanya diam saja.

 

Farah masih lemas sekali dia sudah tidak berdaya lagi untuk menghadapi Adrian.

 

"Selain bodoh, apa kau juga tuli?" Adrian mulai kehilangan kesabaran.

 

Farah berjalan mendekati Adrian dengan tertatih, rasa sakit dan perih dia rasakan di sekujur tubuhnya.

 

Adrian melihat itu dan tersenyum puas karena dia berhasil menyiksa Farah demi balas dendamnya pada wanita itu.

 

Farah hanya berdiri dengan menundukkan kepalanya, dia merasa takut pada Adrian.

Takut jika Adrian menyiksanya lagi.

 

Adrian melihat ke arah Farah, dia melihat wanita yang sekarang menjadi istri ya itu dari ujung kaki hingga kepala.

 

"Apa kau masih tak ingin bilang alasan kau membunuhnya," ucap Adrian, kali ini dengan nada bicara yang sedikit baik kepada Farah.

 

Lelaki itu sudah sangat lelah, seberapa keji dia menyiksa Farah tetap saja Farah tak mau berbicara.

 

Dimata lelaki itu, Farah adalah perempuan yang hina, dia teringat akan perkataan kekasihnya Vania, bahwa Farah sering pergi bersama banyak laki-laki, makin membuat Adrian menatap jijik padanya.

 

Adrian tidak habis fikir, kenapa Farah tega membunuh temannya sendiri, mereka berteman semenjak masuk di bangku kuliah karena mereka satu semester.

 

Farah tak pernah membayangkan hidupnya bisa tragis seperti ini, cintanya yang bertepuk sebelah tangan dengan Adrian, dan ayahnya yang sudah tidak peduli lagi padanya, hanya karena uang dan perusahaan.

 

Jangankan untuk menjenguknya, menanyakan kabarnya saja sudah tidak pernah.

 

Seolah dia tidak peduli lagi dengan nasib anak semata wayangnya itu, yang dia pedulikan hanyalah harta dan perusahaannya saja, hingga dia bisa setega ini dengan anaknya sendiri.

avataravatar
Next chapter