1 BAB. 1

Aku adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara aku di lahirkan di keluarga broken home di mana ayah dan ibu ku sudah bercerai dan sekarang aku tinggal bersama ayahku.

Di usiaku yang beranjak 21 tahun aku memutuskan untuk ikut kursus pendidikan PAUD. Pada saat itu aku mengikuti kursus bimbingan menjadi seorang guru selama satu tahun. Setelah lulus aku di tawari bekerja di luar kota tapi saat itu aku bingun dan sedih harus meninggalkan ayahku, Karena saudara pertama sudah menikah dan saudara ke dua ku tinggal dengan ibuku jadi cuma aku seorang yang tinggal bersama ayahku.

Pada saat itu aku minta tolong kepada koordinator di tempat aku kursus untuk berbicara dengan ayahku, awalx ayahku kuatir namun koordinator ku itu meyakinkan ayahku hingga ayahku menyetujuinya dan mengizinkan aku pergi. aku langsung berpamitan dengan ayahku, keadaanku saat itu sangat sedih meninggalkan ayahku.

Tiba saatx aku berangkat di kota tersebut dimana aku tidak mengenal siapa pun di sana . Setelah sampai aku tinggal di mes yang gedungnya bertingkat dua dan lantai pertama itu tempat kerja aku, di situ aku bekerja menjadi pendidik di sebuah sekolah taman kanak-kanak dan lantai kedua tempat aku tidur.

Hari pertama bekerja aku sangat senang karena dari dulu aku sangat menyukai anak- anak bagiku itu mereka sangat polos dan lucu. pertama bekerja tidak ada halangan sedikitpun semua berjalan lancar, setelah itu aku di perkenalkan dengan rekan kerja yang ada di situ dan ternyata mereka juga dari kota lain , ada dari Madura, Lombok dan Purwokerto, akhirnya kami saling berkenalan.

Hari terus berlalu dan kami menjadi akrab dan boleh di bilang kami kaya bersaudara dan selalu bekerja sama, saling membantu. Hidup sebatang kara di kota orang itu ada susah dan ada senangnya. pertama yang susahnya dulu aku ceritakan hidup di kota ini semua sangat mahal , jadi bagi aku aku hidup di kota ini harus berhemat karena gaji aku sebagian aku tabung untuk kebutuhan ayahku. Aku mempunyai cerita tentang rekan kerja aku, dia itu orang Lombok selama tinggal bersama mereka cuma dia yang selalu berhura - Hura. kalau sudah terima gaji dia itu selalu ajakin aku pergi ke mall, pantai, bioskop. Awalx aku tidak mau karena takut uangku tidak cukup untuk kehidupanku di sini tapi mereka memaksa dan bilang kamu harus nikmatin hidup kamu selama di kota ini dan sayang kan kalau cuma tinggal di mes aja. Karena aku takut tidak ada teman dan takut di bilang pelit akhirx aku ikut mereka. Sampai-sampai tak terasa aku jarang menabung lagi jadi setiap habis gajian aku dan mereka pergi bersenang- senang.

Tak terasa sudah 5 bulan aku hidup di kota ini. Aku sangat senang di kota ini tapi aku tidak bisa menghindari rekan kerjaku yang kerjanya cuma menghabiskan uang dan suka hura-hura. Aku sangat menyesal karena selama aku ikut dengan mereka uangku selalu habis, sampai - sampai aku perna kehabisan uang belanja kebutuhanku, dan pada saat itu gajian masih lama. Aku jadi pusing tapi untunglah ada teman aku yang dari Madura meminjamkan aku uang dan pas gajian aku akan menggantikannya.

Tak terasa sudah bulan ke enam aku hidup di kota ini dan aku menjadi bosan dengan hidupku seperti ini karena tujuan aku kerja di kota orang aku ingin sukses tapi ternyata aku gagal dengan semua itu. Aku memutuskan untuk berhenti di tempat kerjaku ini dan aku langsung membuat surat berhenti bekerja dengan alasan aku rindu orang tua ku. aku menyerahkan surat tersebut kepada ketua yayasan ku dan ketua yayasan ku menyetujuinya dan akhirnya aku berhenti bekerja.

Pada sore itu aku pergi membeli tiket untuk pulang di kampung halamanku dan setelah aku membeli tiket aku berpamitan dengan semua rekan kerjaku, pada saat itu mereka semua sangat sedih dan marah kepada ku, ia berkata kamu jahat kenapa kamu tiba - tiba ingin pulang ke kampung halamanmu dan aku cuma menjawab maafkan aku saudaraku karena aku sangat rindu dengan ayahku. Setelah itu aku langsung ke bandara . Pada saat itu hatiku sangat sedih tapi ada senangnya juga karena aku kembali di kampung halamanku.

Dan tidak terasa pesawatku sudah tiba di kampung halamanku dan aku sangat senang karena yang menjemput ku adalah ayahku. pada saat itu aku menangis dan memeluk ayahku dan aku memohon maaf kepada ayahku , aku berkata maafkan anakmu ini ayah aku gagal menjadi anak yang berbakti, tapi ayahku cuma berkata tidak apa - apa anak ku rezeki sudah di atur oleh Allah sang pencipta jadi kamu jangan putus asa karena kamu sudah mempunyai pengalaman bekerja di kota lain dan pengalaman itu bisa kamu gunakan di kampung halaman kita. Aku sangat senang dengan ucapan ayahku dan akhirnya aku menjadi sangat semangat menjalani hidupku di kampung halamanku.

" BERSAMBUNG "

avataravatar