2 Pengabdi 2

Tante Lisa meraih batang penis Rendy yang masih tegang dan mulai mengulumnya, tangan wanita itu kemudian meraih payudaranya sendiri dan membuat penis Rendy terjepit diantaranya. Hal itu rupanya cukup nikmat bagi Rendy sehingga ia kini mendongak menahan rasa lembut yang menjepit buah penisnya.

Sementara itu tangan pemuda itu terus bermain di permukaan vagina Tante Lisa, sesekali ia memasukkan jarinya ke dalam liang kemaluan itu dan mempermainkan clitorisnya sampai kemudian beberapa saat lamanya tampak Tante Lisa mulai bangkit kembali.

"Hmm.., Rendy, kamu memang pintar sayang, kamu selalu paling bisa membuat tante puas dan nyerah, sekarang kamu buat tante kepingin lagi, aduuh benar-benar hebat kamu Rend," puji Tante Lisa pada Rendy.

"Aku rasa suasana ini yang membuatku jadi begini Tan. Aku begitu menikmatinya sekarang, gak ada rasa takut, kuatir ketahuan tente, keluarga atau Rendy. Tante juga kelihatan semakin menggairhkan akhir-akhir ini, aku semakin suka badan yang semakin montok ini."

"Ah kamu bisa aja, Ren, masa sih aku montok, yang bener aja kamu."

"Bener loh Tan. Aku begitu senang sama tante, belakangan ini rasanya kenikmatan yang tante berikan semakin hari semakin hebat dan maksimal."

"Mungkin tante yang semakin bersemangat kalau lagi main sama kamu, gairh tante seperti meledak-ledak kalau udah main sama kamu. Tapi, ayo dong kita mulai lagi, tante jadi mau main lagi nih kamu bikin. iih hebatnya kamu sayang," kata Tante Lisa sambil mengajak Rendy kembali membuka permainan mereka yang kedua kalinya.

Masih di atas tempat tidur itu, kini Rendy mengambil posisi di atas Tante Lisa yang berbaring menghadapnya. Tubuhnya siap menindih tubuh Tante Lisa yang bahenol itu. Perlahan tapi pasti Rendy masuk dan mulai bergoyang penuh kemesraan. Di raihnya tubuh wanita itu sambil menggoyang penuh perasaan.

Sepasang kemaluan itu kembali saling membagi kenikmatannya. Suara desahan khas mulai terdengar lagi dari mulut mereka, diiringi kata-kata rayuan penuh nikmat dan gairh cinta.

Rendy semakin garang meniduri wanita itu. Gerakannya tetap santai namun genjotan pinggulnya pada tubuh Tante Lisa tampak lebih bertenaga. Hempasan tubuh Rendy yang kini turun naik di atas tubuh Tante Lisa sampai menimbulkan suara decakan pada permukaan kemaluan mereka yang beradu itu.

Bibir mereka saling pagut, kecupan disertai sedotan di leher keduanya semakin membuat suasana itu menjadi tegang dan menggairhkan. Teriakan-teriakan nyaring keluar dari mulut Tante Lisa setiap kali Rendy menekan pantatnya ke arah pinggul wanita itu.

Beberapa saat lamanya mereka lalu berganti gaya. Tante Lisa menempatkan dirinya di atas tubuh Rendy, dibiarkannya Rendy menikmati kedua buah dadanya yang menggantung. Dengan leluasa kini pemuda itu menyedot putng susu itu secara bergiliran. Tak puas-puasnya Rendy menikmati bentuknya yang besar itu, ia begitu tampak bersemangat sambil sebelah tangannya meraba punggung Tante Lisa.

Buah dada besar dan lembut nan mulus itu pun menjadi kemerahan akibat sedotan mulut Rendy yang bertubi-tubi di sekitar putngnya. Sementara Tante Lisa kini asik bergoyang mempermainkan irama tubuhnya yang turun naik bergoyang ke kiri kanan untuk membagi kenikmatan dari kemaluan mereka yang sedang beradu.

Penis Rendy yang tegang dan keras bagai batang kayu jati yang tak tergoyahkan. Sekuat wanita itu mendorong ke arah pinggul Rendy sekuat itu pula getaran rasa nikmat yang diperolehnya dari kontol besar, panjang berurat milik pemuda itu. Lisa tahu jika Rendy sangat rajin merawat senjatanya itu. Dia bahkan merasakan kontol Rendy semakin lama semakin besar dan panjang, mirip senjata-senjata pemain film blue dari negara barat.

"Oohh.., oohh.., oohh.., enaknya Rendy.., oohh enaknya penis kamu sayang.., Tante ketagihan.., oohh lezatnya.., aahh.., uuhh.., sedoot teruus oohh sayang oohh," desah Tante Lisa bercampur jeritan menahan rasa nikmat dari goyang pinggulnya di atas tubuh Rendy.

Untuk kesekian kalinya sensasi kenikmatan rasa dari penis Rendy yang besar dan panjang itu seperti bermain di dalam liang vaginanya. Liang kemaluan yang biasanya hanya merasakan sedikit geli saat bersenggama dengan suaminya itu kini seperti tak memiliki ruang lagi oleh ukuran penis pemuda itu. Tante Lisa tak pernah merasa rugi menghabiskan uang untuk kebahagiaan Rendy dan pemeliharaan perkakasnya yang makin hari makin legit.

Seperti biasanya saat dalam keadaan tegang penuh, penis Rendy memang menjadi sangat panjang hingga Tante Lisa selalu merasakan penis itu sampai membentur dasar liang rahimnya yang paling dalam. Dan keperkasaan pemuda itu yang sanggup bertahan sangat lama hingga satu atau dia jam saat melakukan hubungan seks itu kini kembali membuat Tante Lisa untuk kedua kalinya mengalami ejakulasinya.

Dengan gerakan yang tiba-tiba dipercepat dan hempasan pinggulnya ke arah tubuh Rendy yang semakin keras, wanita itu berteriak panjang mengakhiri ronde kedua permainannya.

"Aahh.., ahh.., aa.., aahh.., tante ke.., lu.., ar laagii.., oohh.., kuatnya kamu sayang oohh," jeritnya kembali mengakhiri permainan itu.

"Oohh bu.., enaak oohh vagina tante nikmat jepitannya ooh," balas Rendy sambil ikut menggenjot keras menambah kenikmatan puncak yang dialami Tante Lisa. Pemuda itu masih saja tegar bergoyang bahkan saat Tante Lisa telah lemas tak sanggup menahan rasa nikmat yang berubah menjadi geli itu.

"Aawww.., gelii.., Rendy stop dulu, tante istirahat dulu sayang ohh gila kamu Ren, kok bisa kayak gini yah. Makin lama makin kuat, suamiku juga pernah minum ramuan itu tapi sepertinya gak berefek."

"Kan suami Tante udah tua, dan habisnya tante juga goyangnya terlalu bernafsu sih, jadi cepat keluar kan tantenya, hehehe."

"Gak tahu ya Rend, Tante kok nafsunya gede banget belakangan ini, sejak ngerasain penis kamu, benar-benar mabuk kepayang," kata Tante Lisa sambil menghempaskan tubuhnya di samping Rendy yang masih saja tegar tak terkalahkan.

"Sabar Tante, aku bangkitkan lagi deh..," seru pemuda itu sekenanya.

"Aku tak rela kalau kamu sampai berpaling ke wanita lain. Aku bisa buntuh diri Rend," ucap Tante Lisa sambil menciumi wajah Rendy yang ganteng.

"Aku hanya ingin bercinta dengan Tante, kok," ucap Rendy menghibur.

"Biar kamu puas sama pelayanan tante, biar adil kan? Sini tante karaoke penis kamu.., aduuh jagoanku.., besar dan panjang oohh.., hebatnya," lanjut Tante Lisa sambil beranjak meraih batang kemaluan Rendy yang masih tegang itu lalu memulai karaoke dengan memasukkan penis Rendy ke mulutnya.

Rendy kembali merasakan nikmat dari permainan yang dilakukan wanita itu dengan mulutnya, penis besarnya yang panjang dan masih tegang itu dikulum keluar masuk dengan buas oleh Tante Lisa yang tampaknya telah sangat berpengalaman dalam melakukan hal itu.

Sambil berlutut pemuda itu menikmatinya sembari meremas kedua buah payudara Tante Lisa yang ranum itu. Telapak tangannya merasakan kelembutan buah dada nan ranum yang begitu ia sukai. Dari atas tampak olehnya wajah wanita paruh baya yang cantik itu dengan mulut penuh sesak oleh batang penisnya yang keluar masuk. Sesekali Tante Lisa menyentuh kepala penis itu dengan giginya hingga menimbulkan sedikit rasa geli pada Rendy.

"Auuwww.., nikmat Tan, sedot terus aahh, aduuh enaknya".

"Hmm.., mm.," Tante Lisa hanya bisa menggumam akibat mulutnya yang penuh sesak oleh penis Rendy.

Rendy terlihat begitu menikmati detik demi detik permainannya, ia begitu menyenangi tubuh bongsor wanita yang berumur jauh lebih tua darinya itu. Nafsu birahinya pada wanita dewasa seperti Tante Lisa memang sangat besar. Ia tak begitu menyenangi wanita yang lebih muda atau seumur dengannya.

Sepuluh menit sudah Rendy di karaoke oleh Tante Lisa. Kemudian kini mereka kembali mengatur posisi saat wanita itu kembali bangkit untuk yang ketiga kalinya. Ia yang telah terkapar dua kali berhasil dibangkitkan lagi oleh pemuda itu. Inilah letak keperkasaan Rendy. Ia dapat membuat lawan mainnya terkapar beberapa kali sebelum ia sendiri meraih kepuasannya. Pemuda itu sanggup bermain dalam waktu panjang tanpa istirahat.

Sejenak mereka bermain sambil berdiri, saling menggoyang pinggul, mirip sepasang penari samba. Namun kemudian dengan cepat mereka menuju kamar mandi dan masuk ke dalam bak air hangat yang luas, sembari mengisi bak rendam itu dengan air mereka melanjutkan permainannya di situ.

Mereka masuk ke dalam bak dan langsung mengatur posisi di mana Rendy menempatkan diri dari belakang dan memasukkan penisnya dari arah pantat Tante Lisa.

Adegan seru kembali terjadi, teriakan kecil menahan nikmat itu terdengar lagi dari mulut Tante Lisa yang merasakan genjotan Rendy yang semakin nikmat saja. Diiringi suara tumpahan air dari kran pengisi bath tube itu suasana menjadi semakin menggairhkan.

"Aahh.., nikmat Ren, aahh.., oohh penis kamu sayang oohh enaak, mmhh lezaatnya oohh.., genjot yang lebih keras lagi dong.., oohh enaak," teriak Tante Lisa sejadi-jadinya saat merasakan nikmat di liang vaginanya yang dimasuki penis pemuda itu.

Rendy juga kini tampak lebih menikmati permainannya, ia mulai merasakan kepekaan pada penisnya yang telah membuat Tante Lisa menggapai puncak dua kali itu.

"Ooohh.., Bu.., vagina ibu juga nikmat sekali.., oohh saya mulai merasa sangat nikmat oohh.., mmhh.., Bu oohh, Tante Lisa oohh ibu cantik sekali oohh.., saya merasa bebas sekali," oceh mulut Rendy menimpali teriakan gila dari Tante Lisa yang juga semakin mabuk oleh nikmatnya goyang tubuh mereka.

Keduanya memang tampak liar dengan gerakan yang semakin tak terkendali. Beberapa kali mereka merubah gaya dengan beragam variasi seks yang sangat atraktif. Kadang di pinggiran bath tub itu Tante Lisa duduk mengangkang dengan pahanya yang terbuka lebar sementara Rendy berjongkok dari depannya sambil menggoyang maju mundur, mulutnya tak pernah lepas menghisap putng susu Tante Lisa yang montok dan besar itu.

Bunyi decakan cairan kelamin yang membeceki daerah pangkal kemaluan yang sedang beradu itu pun kini terdengar bergericik seiring pertemuan kemaluan mereka yang beradu keras oleh hempasan pinggul Rendy yang menghantam pangkal paha Tante Lisa.

Keduanya terus saling menggoyang sambil memuji kelebihan masing-masing, ocehan mereka berkisar pada kenikmatan seks yang sedang mereka alami saat ini. Rendy memuji kecantikan dan kemolekan tubuh Tante Lisa, sedang wanita itu tak henti-hentinya memuji keperkasaan dan kenikmatan yang ia dapatkan dari Rendy.

Beberapa saat berlalu, mereka kembali merubah variasi gayanya menjadi gaya anjing, Tante Lisa menunggingkan pantatnya ke arah Rendy lalu pemuda itu menusukkan kemaluannya dari arah belakang. Terjadilah adegan yang sangat panas saat Rendy dengan gerakan yang cepat dan goyang pinggul yang keras menghantam ke arah pantat Tante Lisa. Wanita itu kini menjerit lebih keras, demikian pula dengan Rendy yang saat ini mulai merasakan akan menggapai klimaks permainannya.

Rendy mempercepat gerakan pinggulnya menghantam pantat Tante Lisa untuk meraih kenikmatan maksimal dari dinding vagina wanita itu. Kepala penisnyapun mulai berdenyut menandakan puncak permainannya akan segera tiba. Buru-buru diraihnya tubuh Tante Lisa sambil membalikkan arahnya menjadi berhadapan, lalu kemudian ia mengangkat sebelah kaki wanita itu ke atas dan dengan gesit memasukkan buah penisnya kembali ke liang vagina Tante Lisa.

"Ooh Tante, aku juga mau keluar. Kita pakai gaya ini yah?! Saya mau keluarkan sekarang juga.., aauuhh Tante Lisa sayang.., oohh.., enaakk.., oohh, enaak," teriak Rendy diambang puncak kenikmatannya, ia begitu kuat merasakan cairan seperma yang sudah siap meluncur dari penisnya yang dalam keadaan puncak ketegangannya itu.

Kemaluannya terasa membesar sehingga vagina Tante Lisa terasa makin sempit dan nikmat. Wanita itupun merasakan hal yang tak kalah nikmatnya, vaginanya seakan sedang merasakan nikmat yang super hebat dan membuat wanita itu tak dapat lagi menahan keluarnya cairan kelamin dari arah rahimnya.

"Oohh.., aahh.., Tante keeluuaarr laagii.., aahh enaakk.., Rendy…," teriak Tante Lisa mengakhiri permainannya, disaat bersamaan Rendy juga mengalami hal yang sama.

Pemuda itu tak dapat lagi menahan luncuran cairan sepermanya, hingga penisnya pun menyemprotkan cairan itu ke dalam rongga vagina Tante Lisa dan membuatnya penuh, dinding vagina itu seketika berubah menjadi sangat licin akibat dipenuhi cairan kelamin kedua manusia itu. Rendy tampak tak kalah seru menikmati puncak permainannya, ia berteriak sekeras-kerasnya.

Akhirnya kedua insan itu ambruk dan saling mendekap dalam kolam air hangat yang sudah penuh itu. Mereka berendam dan kini saling membersihkan tubuh yang sudah lemas akibat permainan seks yang begitu hebat. Mereka terus saling mencmbu dan merayu dengan penuh kemesraan.

"Rendy sayang..", panggil Tante Lisa.

"Ya, Tan.".

"Kamu mau kan terus main sama Tante?"

"Maksud Tante?"

"Maksudku, kamu mau kan terus kencan gini sama Tante?"

"Oh itu, yah jelas dong Tan masa sih aku mau ninggalin wanita secantik Tante, asal janji jangan layani lagi si Anggoro tua bangka itu," jawab Rendy sambil memberikan kecupan di pipi Tante Lisa.

"Tante janji, hanya mungkin gak bisa sekarang-sekarang ini. soalnya masih ada kontrak kerja sama. Tante juga ingin segera lepas dari dia. Gak ada yang bisa memuaskan birahiku selain kamu.

Keduanya terus bercmbu rayu hingga saat beberapa puluh menit kemudian mereka mengeringkan badan lalu beranjak menuju tempat tidur. Di sana lalu mereka saling dekap dan hanyut dalam buaian kantuk akibat kelelahan setelah permaian seks yang hebat itu. Merekapun tertidur lelap beberapa saat kemudian.

Masih dalam keadaan telanjang bulat keduanya terlelap dalam dekapan mesra. Dua jam lamanya mereka tertidur sampai saat senja tiba.

Mereka terbangun dan langsung memesan makan malam di kamar.

^^^

avataravatar
Next chapter