1 Pengabdi 1

Telah sebulan lamanya Rendy, seorang mshasiswa tampan rupawan, berkenalan dengan wanita paruh baya berumur tiga puluh tujuh tahun bernama Lisa. Perkenalannya dengan wanita istri seorang pengusaha sekaligus kepala kantor cabang sebuah bank swasta itu berawal saat mereka bertemu di sebuah department store dekat kios orang tua Rendy berada.

Ketika itu Rendy dengan tidak sengaja menolong seorang wanita yang mencari sesuatu yang terjatuh dari tas tangan yang dibawanya. Dari pertemuan itulah kemudian keduanya memulai hubungan persahabatan yang akhirnya menjadi istimewa.

Pemuda lajang yang berwajah tampan itu telah membuat Tante Lisa jatuh hati hingga tak dihiraukannya lagi status dirinya sebagai istri juga sebagai wanita karir dengan berprestasi cemerlang. Kebiasaan buruk dan kondisi keluarganya yang memang penuh pertengkaran akibat suami yang doyan menyeleweng seperti layaknya para pejabat dan pengusaha kebanyakan.

Pertemuan pertama yang begitu mengesankan bagi kedua orang itu telah membawa mereka mengarungi petualangan demi petualangan cinta yang dari hari ke hari semakin membuat keduanya mabuk asmara. Kencan-kencan rahasia yang selalu mereka lakukan di saat suami Tante Lisa melakukan tugas ke luar negeri telah menjadi sebuah jadwal rutin bagi keduanya untuk semakin mendekatkan diri.

Sebegitu besar nafsu seksual Tante Lisa yang meledak-ledak dan terpendam, menemukan tempat yang begitu dia impikan semenjak bertemu pemuda itu. Namun demikian keduanya bersepakat untuk tetap selalu menjaga kerahasiaannya hubungan mereka dengan sangat ketat. Bahkan tak seorang pun yang curiga atau mengetahuinya. Zaman canggih hubungan rahasia tidak terlalu sulit untuk dilakukan, karena komunikasi rahasia bisa tetap mereka jalin.

Sebelum mengenal Rendy, Lisa sudah sangat puas dengan permainan Om Anggoro. Walau hatinya tidak benar-benar puas, karena dia menginginkan laki-laki muda. Tante Lisa berkeyakinan jika lelaki muda bisa memberikan sesuatu yang lebih baik dari suaminya juga seorang Anggoro yang sudah berusia di atas 50 tahun.

Sebagai pemuda lajang yang sangat kalem, pendiam dan jarang bergaul namun memiliki libido seksual yang tinggi, Rendy pun tak kalah menikmatinya. Dia memang sangat terobsesi pada wanita-wanita yang usianya sebaya dengan almarhum mamanya.

Rendy merasa mendapatkan kasih sayang dan kepuasan batin yang sempurna ketika bisa membuat para wanita setengah baya yang lebih layak jadi ibunya itu menggelepar kepuasan dalam kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tiara.

Rendy bahkan sudah sejak SMA mulai merawat alat vitalnya agar tumbuh sempurna. Besar, panjang dan perkasa demi memuaskan para wanita itu. Tante Lisa bukanlah wanita pertama yang mendapatkan kepuasan dari kejantannya yang memang memiliki ukuran dan keperkasaan yang tidak biasa. Buah dari perawatan dan pengobatan.

Walau tujuan Rendy bukan materi semata, namun dia akui jika Tante Lisa selama ini memang banyak memberikan fasilitas pada dirinya. Selain mendapat kepuasan batin pemuda berusia 21 tahun itupun banyak mendapat kebahagiaan berupa materi yang sulit untuk dia sampaikan pada siapapun. Hanya dia yang bisa merasakannya. Rendy selalu menyembunyikan semua pemberian Tante Lisa karena dia tak ingin siapapun menaruh curiga.

Di belakang Tante Lisa, secara diam-diam Rendy pun kerap menyasar istri-istri pejabat atau pengusaha untuk dia selingkuhi. Semua dilakukan sebagai pelampiasan atas dendam pribadinya kepada para pejabat korup di negeri ini. Ditambah lagi dengan pesona tubuh wanita setangah baya sangat menggairhkan baginya. Terlebih Tante Lisa yang sangat sesuai dengan seleranya. Montok, bahenol dan berpayudara besar.

Postur tubuh Tante Lisa yang seksi dengan pantat, pinggul dan buah dada yang besar memang telah membuat Rendy menjadi gila seks. Hingga dalam setiap hubungan badan yang mereka lakukan selalu menemukan kepuasan batin yang hebat. Tante Lisa sangat terpuaskan dengan ukuran penis Rendy yang besar, panjang dan sangat kuat. Tidak mudah menumpahkan cairan nikmatnya, seperti suaminya yang sudah mulai tak menggairhkannya.

Batang kjantanan Rendy yang besar dan panjang diimbangi keperkasaannya hingga mampu menaklukkan nafsu kewanitaan Tante Lisa yang gairh selalu membara pada lelaki muda ganteng, perkasa dan jantan. Tante Lisa dan Rendy nyaris tak pernah bosan untuk bersetubuh kapan saja saat ada waktu dan tempat yang aman bagi keduanya.

Rendy meminta izin selama satu minggu pada ayah dan kakak perempuannya untuk berlibur. Sebenarnya dia telah merencanakan semuanya sebulan sebelumnya. Tante Lisa menyetujui ajakan Rendy untuk menghabiskan liburan di sebuah pulau kecil lepas pantai di pulau Dewata.

Rendy sangat menantikan moment tersebut karena dia sendiri belum pernah berlibur ke pulau yang sangat terkenal keindahannya hingga ke manca negara itu.

Pak Wijaya dan Widia pun tidak keberatan dengan keinginan anak bungsunya itu. Mereka justru mendukungnya karena anak lelaki satu-satunya itu memang selain kuliah, waktunya banyak dihabiskan di rumah atau di kios membantu usahanya. Apalagi Rendy tidak meminta uang sepeser pun untuk liburan mahalnya itu.

Sementara di lain tempat, suami Tante Lisa mendapat tugas ke luar negeri untuk jangka waktu yang cukup panjang. Dia pun telah mendapat cuti dari perusahaannya dengan alasan akan ikut suami ke Luar Negeri. Semua Tante Lisa lakukan demi memenuhi keinginan brondong kesayangannya untuk berlibur. Wanita kaier yang benar-benar sudah jatuh cinta pada pemuda itu merasa punya kewajiban untuk memenuhi semua permintaannya yang dia rasa sangat wajar.

Tante Lisa bahkan sudah dengan gemas membayangkan apa yang akan mereka lakukan di pulau kecil itu. Dengan kemewahan hotel berbintang lima yang eksklusif, tak tertahankan rasanya untuk segera melakukan hal itu. Di benaknya kian dipenuhi bayangan kebebasan seks yang akan ia tumpahkan bersama Rendy. Mahasiswa tampan rupawan yang orang lain mengenalnya sebagai remaja yang pendiam, kalem dan tak banyak tingkah.

Tiba saatnya mereka berangkat ke Bali. Keduanya bertemu di airport dan langsung berpelukan mesra sepanjang perjalanan. Tak terasa penerbangan satu jam lebih itu telah membawa mereka sampai di tujuan. Bagaikan sepasang pengantin baru keduanya begitu mesra hingga feri yang membawa mereka menuju pulau Nusa Lembongan itu telah merapat di sebuah dermaga kecil tepat di depan hotel tempat mereka menginap.

Rendy dan Tante Lisa langsung menuju lobby dan melakukan prosedur check in. Tergesa-gesa mereka masuk ke sebuah bangunan villa yang telah dipesan. Tante Lisa langsung menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, dan Rendy pun tak ketinggalan.

Dengan nafas yang terdengar turun naik itu keduanya langsung bergumul dan saling mengecup. Bibir mereka saling memagut disertai rabaan telapak tangan ke arah bagian-bagian vital tubuh mereka. Saat tangan Tante Lisa meraba punggung Rendy, pemuda itu dengan perlahan melepaskan bluose yang dikenakan Tante Lisa hingga terlepas.

Kini tampak tubuh putih mulus dan bahenol itu terbuka. Dadanya yang membusung ke depan dengan buah payudara yang besar masih dilapisi bra putih berenda itu terlihat semakin menantang dan membuat nafsu Rendy semakin tak tertahan. Disingkapnya bra itu ke bawah hingga buah dada Tante Lisa tersembul di hadapannya. Bibir Rendy langsung menyambut dengan kecupan.

"Aahh.., hhmm", desah Tante Lisa.

Kecupan Rendy membuatnya merasakan kenikmatan khas dari mulut pemuda itu saat Rendy mulai menyedot putngnya. Perempuan itu terus mendesah sambil berusaha melepaskan celana yang dikenakan Rendy, setelah berhasil melepaskan celana panjang itu tangan Tante Lisa langsung meraih batang penis Rendy yang telah tegang mengeras. Dirabanya lembut sambil mengusap-usap kepala penis yang begitu disukainya itu.

"Oohh.., Tante, oohh." Kini desahan Rendy terdengar menimpali desahan Tante Lisa.

Kecupan pemuda itu pun kini menuju ke arah bawah dada Tante Lisa yang terus-menerus mendesah menahan nikmatnya permainan lidah Rendy yang terasa menari di permukaan kulitnya. Perlahan pemuda itu menuju ke daerah bawah pusar Tante Lisa yang ditumbuhi bulu-bulu halus dari sekitar daerah kemaluannya.

Dengan pasrah Tante Lisa mengangkang membuka pahanya lebar untuk memberi jalan pada Rendy yang semakin asik. Jari tangan pemuda itu kini menyibak belahan kemaluan Tante Lisa yang menantang, dan dengan penuh nafsu ia mulai menjilati bagian dalam dinding vagina wanita paruh baya itu.

Rendy tampak begitu buas menyedot-nyedot kltoris diantara belahan vagina itu sehingga Tante Lisa semakin tampak terengah-engah merasakannya.

"Uuhh.., uuhh.., uuhh.., oohh.., oohh.., teruuss sedoot sayaang.., oohh pintaar kamu Rendy.., oohh." Tante Lisa setengah berteriak.

Pemuda yang sudah hampir dua tahun ditinggalkan mama tercinta untuk selama-lamanya itu makin terlihat bersemangat mendengar teriakan nyaring Tante Lisa yang begitu menggairhkan. Seluruh bagian dalam dinding vagina yang berwarna kemerahan itu dijilatnya habis sambil sesekali tangannya bergerak meraih susu Tante Lisa yang montok dengan gemas ia meremas-remasnya.

Kenikmatan itu pun semakin membuat Tante Lisa menjadi liar dan semakin tampak tak dapat menguasai diri. Wanita itu kini membalik arah tubuhnya menjadi berlawanan dengan Rendy, hingga terjadilah adegan yang lebih seru lagi.

Kedua insan itu kini saling meraih kemaluan lawannya, Rendy menjilati liang vagina Tante Lisa sementara itu Tante Lisa menyedot buah penis pemuda itu keluar masuk mulutnya. Ukuran penis yang besar dan panjang itu membuat mulutnya penuh sesak.

Tante Lisa begitu menyenangi bentuknya yang besar, penis yang selalu membuatnya haus. Buah penis itulah yang selama ini dapat memuaskan nafsu birahinya yang selalu membara. Dibanding milik suaminya tentulah ukuran penis Rendy jauh lebih besar.

Penis suaminya tak lebih dari setengahnya ukuran penis pemuda itu. Bahkan jika dibandingkan dengan penis Anggoro, milik Rendy masih tetap juaranya. Ditambah lagi dengan kemampuan dan stamina Rendy yang sanggup bertahan lama. Keperkasaan Rendy jauh kemana-mana bila dibandingkan Om Anggoro apalagi dengan suaminya paling hanya dapat membuat wanita itu ngos-ngosan.

Kepuasan batin yang belum pernah Tante Lisa rasakan dari lelaki manapun, bisa dengan mudah dia dapatankan dari Rendy pemuda bertubuh atletis, segar dan menawan. Lisa bahlan bisa dengan mudah mendapatlan orgasme berkali kali saat disetubuhi Rendy. Tak mengherankan jika wanita hyper seks itu untuk tidak bercinta lagi dengan lelaki manapun. Berssetubuhan dengan suaminya hanya sebuah kewajiban, sementara dengan Anggoro hanya sandiwara pelancar bisnisnya.

Belasan menit sudah mereka saling mempermainkan kemaluan masing-masing membuat keduanya merasa semakin ingin melanjutkan kebersamaannya yang bebas dan nikmat itu ke tahap yang lebih hebat. Tante Lisa bahkan tak sadar bahwa ia belum melepas sepatu putih yang dikenakannya dalam perjalanan.

Nafsu mereka yang telah tak tertahankan itu membuat keduanya seperti tak peduli akan hal-hal lain. Tante Lisa langsung menunggangi Rendy dengan arah membelakangi pemuda itu. Digenggamnya sejenak penis Rendy yang sudah tegang dan siap bermain dalam vaginanya itu, lalu dengan penuh perasaan menempelkannya di permukaan liang vaginanya yang telah basah dan licin.

Sreepp bleess, penis Rendy menerobos masuk diiringi desahan keras dari mulut mereka yang merasakan nikmatnya persenggamaan dengan pemuda tampan itu. persenggamaan yang sudah berulang kali namun selalu memiliki rasa dan kenikmatan yang tak pernah membosankan.

"Oo.., hh," teriak Tante Lisa histeris seketika merasakan penis itu menerobos masuk ke liang vaginanya yang selalu terasa sangat sempit untuk ukuran penis pemuda itu.

"Aahh.., Tanteee enaak…," balas Rendy sambil mulai mengiringi goyangan pinggul Tante Lisa yang mulai turun naik di atas pinggangnya. Mata Rendy menatap tubuh wanita itu dari belakang punggungnya. Tangan Rendy meraih pinggang Tante Lisa sambil membelainya seiring tubuh wanita itu yang bergerak liar di atas pinggang Rendy.

"Ohh Rendy.., oohh sayang.., enaaknya yah sayang oohh.., Tante suka kamu sayang oohh.., enaknya penis kamu enaak," desah Tante Lisa sambil terus bergoyang menikmati penis Rendy yang terasa semakin lezat.

Rendypun tak kalah senang menikmati goyangan wanita itu, mulutnya juga tak henti-hentinya mendesah nikmat. "Aauu.., oohh vagina tante juga nikmat, ooh lezatnya oohh Tante, oohh goyang terus Tan… aaaah…"

"Sini tanganmu sayang remas susu Tante." Tangan Tante Lisa menarik tangan Rendy menuju buah dadanya yang menggantung dan bergoyang mengikuti irama permainannya.

Rendy meraihnya dan langsung meremas-remas, sesekali putng susu itu dipilinnya. Tante Lisa semakin histeris

"Aaauu.., oohh enaak, remeess teruus susu Tante, Rendy.., oohh.., nikmat.., oohh Rendy.."

"Ohh Tante Lisa.., ooh enaknya goyangan Tante oohh terus goyang oohh sampai pangkal Tante oohh.., tekan lagi oohh angkat lagi oohh.., mmhh oohh vaginanya enaakk ohh," lenguh Rendy mengiringinya. Kamar villa yang luas itu kini penuh oleh teriakan nyaring dan desahan bernafsu dari kedua insan yang sedang meraih kepuasan seks secara maksimal itu.

Tante Lisa benar-benar seperti kuda betina liar yang baru lepas dari kandangnya. Gerakannya di atas tubuh Rendy semakin liar dan cepat, menunjukkan tanda-tanda mengalami klimaks permainannya. Sementara itu Rendy hanya tampak biasa saja, pemuda itu masih asik menikmani goyangan liar Tante Lisa sambil meremasi payudara wanita itu bergiliran satu per satu.

Lima belas menit saja adagan itu berlangsung kini terlihat Tante Lisa sudah tak dapat lagi menahan puncak kenikmatan hubungan seksual itu. Lalu dengan histeris wanita itu berteriak keras dan panjang mengakhiri permainannya.

"Ooh iihh, tante keluar gak tahaan Rendy ooh," teriaknya panjang setelah menghempaskan pantatnya ke arah pinggang Rendy yang membuat kepala penis pemuda itu terasa membentur dasar liang rahimnya. Cairan kental yang sejak tadi ditahannya kini muncrat dari dalam rahim wanita itu dan memenuhi rongga vaginanya.

Sesaat Rendy merasakan vagina Tante Lisa menjepit nikmat lalu ia merasakan penisnya tersembur cairan kental dalam liang kemaluan wanita itu, vagina itu terasa berdenyut keras seiring tubuh Tante Lisa yang mengejang sesaat lalu berbah lemas tak berdaya.

"Oh Ren, tante gak kuat lagi.., Istirahat dulu ya sayang," pintanya pada Rendy sambil melepaskan gigitan vaginanya pada penis pemuda itu.

"Baik, Tante cantik," sahut Rendy pendek, ia mencoba menahan birahinya yang masih membara itu sambil memeluk tubuh Tante Lisa dengan mesra.

Penis pemuda itu masih tampak berdiri tegang dan keras. Dengan mesra dicmbunya kembali Tante Lisa yang kini terkapar lemas itu. Rendy kembali meraba belahan kemaluan Tante Lisa yang masih basah oleh cairan kelaminnya, jarinya bermain mengutil titik kenikmatan di daerah vagina wanita itu.

Bibirnyapun tak tinggal diam, ia kembali melanjutkan jilatannya pada sekitar putng susu Tante Lisa. Sesekali diremasnya buah dada berukuran besar yang begitu disenanginya itu. Kemudian beberapa saat berlalu, Tante Lisa menyuruhnya berjongkok tepat di atas belahan buah dada itu, lalu wanita itu meraih sebuah bantal untuk mengganjal kepalanya.

avataravatar
Next chapter