17 PERJANJIAN

Episode sekarang.

Akan ada kejadian yang akan membuat seluruh penghuni Dao Bao Hu terkejut. Apa itu?

*Sebelumnya.

Shangkuan Yun meminta para murid seniornya yaitu Feng Li Qian, Yu, Liu dan Zhao untuk datang menemui dirinya di ruangan pribadi.

___

Di ruangan pribadi milik Shangkuan Yun.

Ruangan luas dengan buku-buku dan kitab-kitab pusaka yang tersusun rapi dan beraturan dalam rak-rak besar yang mengelilingi setiap sudutnya.

Meja bundar besar berbentuk lingkaran dan beberapa kursi kayu yang mengelilinginya.

Di sudut itu Shangkuan Yun sedang berdiri gagah dan didampingi oleh dua orang gadis yang berpakaian seperti seorang pendekar. Mereka bertiga sedang menunggu kedatangan para murid senior itu.

"Paman Guru!" sapa bersamaan oleh mereka, ketika Feng, Yu, Liu dan Zhao yang baru saja memasuki ruangan secara bersama-sama.

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya mereka yang di tunggu-tunggu pun tiba.

"Ada apa paman guru memanggil kami?" tanya pertama Feng Li Qian pada Shangkuan Yun.

Keempatnya berdiri berdampingan di sudut kiri dari Shangkuan Yu, "Aku memanggil kalian ..." tata Shangkuan Yun, namun terpotong sejenak. Sebab Liu yang tiba-tiba berbicara di tengah-tengah perbincangan.

"Kau si pendekar bertopeng!" teriaknya. Dia terkejut jari telunjuknya menunjuk tegak lurus kepada seorang gadis yang berdiri di samping kanan Shangkuan Yun.

Pada awalnya kedatangan mereka tidak memandang gadis tersebut, semuanya tetap fokus pada Shangkuan Yu. Namun, sekarang sesudah Liu berteriak seperti itu, semuanya memandang ke arah gadis pendekar tersebut.

Semua pasang mata tertuju padanya, dan wajah itu sangat mereka kenal. Dia gadis yang waktu itu.

Malam kemarin dia yang telah melukai adik kedua, lalu seseorang yang telah membunuh Chen Min dan telah membuat Chen Tong terluka parah. Siapakah gadis ini, yang berpakaian seperti seorang pendekar itu? Pertanyaan besar terlintas di benak masing-masing orang.

"Astaga. Dia mengetahuinya," kata cepat salah seorang gadis dengan berteriak terkejut. "Bagaimana ini Ying'er, dia mengenali penyamaranmu itu?" berbisik pada teman wanitanya yang berada di samping kirinya.

Dia lah gadis yang dimaksud Liu adalah 'Si pendekar bertopeng'. Lalu wanita yang dimaksud itu hanya bisa diam tidak menjawab satu patah kata pun, dan memandangi keempat pria-pria tampan yang ada di hadapannya secara bersama.

"Perkenalkan dia Zhuge Liying," kata Shangkuan Yun, memperkenalkan Zhuge Liying pada Feng Li Qian, Yu, Liu dan Zhao.

"Dia akan menjadi guru baru disini, dan sekaligus komandan baru di sektor Lotus," kata Shangkuan Yun lebih lanjut.

"Apa?" terkejut Yu.

"Paman!" tegas Feng Li Qian.

"Benarkah?" Liu yang bertanya-tanya, dan " Hm?" Bergumam saja dari Zhao Yi.

keempatnya memberi tanggapan yang berbeda-beda. Semuanya menanggapi dengan heran atas ucapan tuan Shangkuan yang mengatakan bahwa 'Zhuge Liying' akan menjadi guru baru mereka.

"Paman Guru, kau tidak serius dengan ucapanmu bukan?" sambung Feng Li Qian satu kali lagi.

"Tentu saja aku serius dengan ucapanku. Ini sudah menjadi keputusanku," jawab Shangkuan Yun tanpa bertele-tele.

"Apa alasan paman guru untuk menjadikannya seorang guru di Dao Bao Hu? " Yu mempertanyakan keputusan Wen Huo Long itu.

Beberapa orang ini sangat mempertanyakan keputusan dari guru mereka. Namun, Zhuge Liying sendiri hanya memperhatikan keseluruh orang tersebut. Dia tidak ingin berbicara sebab bukan dia yang membuat keputusan sebesar itu.

"Aku yakin ini jawaban mereka. Namun, bukan aku lah yang menginginkan ini, tetapi dia--Shangkuan Yun yang telah mngajak diriku untuk datang ke tempat ini, dan dia juga yang telah telah memasukan diriku kedalam masalah ini." Zhuge Liying.

_______________FLASH BACK ON___________

Pagi ini di pasar tradisional. Setelah Zhuge Liying yang telah menurunkan pedangnya dari hadapan Shangkuan Yun.

POV ZHUGE LIYING ~~~

"Sudahlah. Aku tidak ada lagi urusan dengan dia!" kata tegasku kepada pria itu. Aku malas memandang dia untuk waktu yang lama, apa lagi berbicara empat mata dengannya. Bagiku itu hanya akan membuang waktu saja.

"Ayo. Yi'er!" Aku berkata dan mengajak Yue Yi untuk pergi.

"Tinggalkan saja pria lemah itu. Aku sudah tidak lagi memiliki urusan dengannya!" tutupku dan berakhir.

Aku memasukan pedangku ke dalam tempatnya, mengamankannya dari tangan-tangan jahat yang menguncarnya.

"Tapi, Da Jie! Apakah kita tidak bisa bertanya tentang keberadaan ayahmu kepada pria itu?" Yue Yi mengatakan sesuatu untuk menghadang langkahku, dan kata-katanya mencoba untuk membujukku untuk tidak segera beranjak dari tempat ini.

Akhirnya aku yang ingin pergi harus tertahan kembali sebab kata-katanya tadi.

"Tidak usah kau tanyakan!" Dinginku menjawab, dan aku memutuskan untuk melanjutkan saja langkahku ini.

"Tetap jalan, dan jangan pernah berbicara kepada siapa pun!" tegasku mengulang padanya."

"Tentang misi kita ini!" lanjutku dengan begitu dingin.

"Baiklah. Ying'er!" kata dia setuju tanpa adanya penolakan lagi. Kepala merunduk ke bawah. Dia diam dan menutup mulutnya.

Anak ini sangat baik dan sangat patuh di setiap kata-kataku. Jikaku berkata A, maka dia akan mematuhinya

Zhuge Liying telah melangkah, dan begitu pula dengan Yue Yi yang juga mengikuti langkahnya. Namun, sebelum beranjak lebih jauh.

"Tunggu!" Shangkuan Yun memanggil, dan terhentilah kedua langkah kaki itu.

"Tinggallah di tempatku! Telah lama aku mencari dirimu, dan kini kita telah bertemu. Apa kau tidak ingin menyapaku?" Pria paruh baya itu memanggilku.

TEK ...

Aku telah berhenti. Langkahku tidak ingin lanjut kembali. Mengapa? Aku beranya-tanya.

Ada Apa? Kenapa aku harus berhenti disini?

kedua mataku membulat, telingaku berdengung, dan dadaku terasa sesak ketika dia berkata.

Jantungku berdetak kencang tidak beraturan tubuhku lemas dan kuteringat kembali dengannya. Kasih sayang ibu yang tidak pernah kurasakan. Aku berbalik badan dan memandang kembali wajahnya itu.

"Tinggallah di tempatku, dan jadilah guru di perguruanku!" ungkap dia satu kali lagi untuk membujuk diriku.

Aku dan Yi'er mendengar teriakan itu. Aku diam sejenak. Namun, adik seperguruanku ini langsung menanggapi kata-kata itu, dan segera membujukku dengan rayuan mautnya.

"Dengar Zhuge Liying! Dia manawari kita untuk tinggal di tempatnya," dia ikut menawariku.

"Kau pikirkan saja kesempatan ini tidak datang untuk yang kedua kalinya. Kita baru di kota sebesar ini tanpa tahu pasti akan tinggal di mana, dan sampai sekarang kita pun belum mengetahui di mana ayahmu tinggal, dan seperti apa wajahnya itu? Kita tidak tahu bukan?"

Dia terus membujuk diriku dan mencoba menghipnotis diriku. Yue Yi sangat berisik. Dia memang manja dan suka mengeluh.

"Ayolah Da Jie!" Sejarang dia mulai mrengek.

"Jika kau tidak mau, maka sekali saja pikirkanlah aku. Aku sudah mulai lelah. Apa kau tidak merasa iba kepada adik seperguruanmu ini?" Dia mengeluarkan rayuan manja. Memasang wajah memelas seperti seseorang yang tidak memiliki orang tua.

Tangannya menggenggam erat pada tangan kananku. Aku bingung harus berbuat apa? Dia adik seperguruanku dan aku tidak akan membiarkannya kelelahan. Namun, jika ada pilihan yang lain maka aku ingin menolaknya.

Aku tidak ingin tinggal satu atap dengan pria tua itu. Aku menatap tajam dia dengan mataku ini.

"Terserah kau saja. Kemana pun kau pergi maka aku akan mengikuti di belakangmu!" Aku memilih pasrah, daripada aku harus menyakiti hati dia.

Sikapku memang selalu diam dan tidak banyak bicara. Perkataanku selalu dingin dan acuh kepada siapa saja. Namun, hatiku sangat lembut. aku tidak akan membiarkan orang yang paling berharga bagiku terluka. Aku akan berusaha agar sahabatku ini selalu bahagia.

"Benarkah? Astaga kau memang baik." Dia menyambut dengan bahagia dan ceria. Dia tersenyum lebar untuk mengexpresikan perasaannya.

Dia adalah adikku, jadi sudah menjadi tugasku untuk melindunginya walau dia terkadang cukup menyusahkan. Namun, dia tetap lah adikku, adik kesayanganku. Meski kami bukan sekandung.

Tangan kanan Zhuge Liying di genggam erat oleh Yue Yi yang tengah bahagia itu.

"Baiklah paman. Kakak pertamaku ini telah setuju untuk tinggal di tempatmu. Jadi di mana tempat tingga mu, Paman?"

Pun Yue Yi yang paling antusias. Bahkan Zhuge Liying tidak mengatakan apa-apa. Bukan dirinya yang lemah, tetapi Zhuge Liying mengesampingkan egoisnya, dan sebaliknya memilih mengiyakan saja.

Dan laki-laki yang bernama Shangkuan itu tersenyum kecil ketika mendengar sendiri jawab gadis belia tersebut. Hati kecinya tertawa bahagia.

Tidak banyak basa basi lagi, dan tidak ingin membuang waktu lagi, Shangkuan Yun segera berjalan menghampiri Zhuge Liying, serta Yue Yi.

"Ayo Mari ikuti aku!" ajaknya dengan sopan pada Zhuge Liying yang dingin dan Yue Yi yang ceria.

Tuan Shangmhan menunjukan jalan. Dia mulai melangkah untuk mengantar dua gadis ini ke kediaman dirinya.

Yue Yi segera mengikuti langkah laki-laki dewasa tersebut yang berjalan ke selatan. Namun, tidak dengan Zhuge Liying. Dia masih terdiam dan tertahan di sana.

Apa yang sedang mengganggu pikirannya, hingga dia masih enggan melangkah?

"Kami datang tanpa ada tujuan pasti. Kemana aku dan Yue Yi harus pergi? Siapakah yang harus aku temui? Tidak ada tujuan pasti dalam diriku ini. Aku hanya mengikuti kemana langkah kaki membawaku dan langkahku terhenti di tempat ini. Di kota ini dan disuasana ini." Zhuge Liying.

______________ FLASH BACK OFF*.

avataravatar
Next chapter