10 KEDATANGAN PENDEKAR BERTOPENG HITAM

Di episode sebelumnya.

Telah terjadi keributan di Dao Bao Hu yang di sebabkan oleh seseorang yang bernama Chen Tong itu. Dia ingin menyerang Liu dikarenakan menurut kabar burung yang didengar Chen Tong bahwa Liu yang telah membunuh putranya bernama Chen Min.

Jadi Chen Tong datang untuk membalaskan dendam Chen Min yang telah tiada itu. Namun ketika hendak menyerang tiba-tiba serangannya dihadang oleh pendekar bertopeng yang juga tiba disana.

***

Masih di atas atap.

Hadang!

Kedua pedang mereka saling menghadang satu sama lain, dengan napas yang terdengar berderu-deru.

HIAACH ...

Pendekar bertopeng menekan dan mengambil alih keadaan. Boleh diakui jurus pendekar yang entah dari mana asalnya itu memang hebat.

Kedua pedang sudah saling terpisah. Chen Tong dan dia sama-sama terhempas ke belakang.

Pedekar bertopeng putih, mengatur napas berat-berat. Tidak ingin banyak membuang waktu dan tenaga.

Sssst ...

Cepat saja. Pedangnya diangkat. Diayunkan dengam cara zig-zag.

Yaaaaa!!!

Suara keras bergema di langit-langit Dao Bao Hu. Berlari cepat. Yang berada di bawah sampai bisa mendengar suara langkah kaki itu.

Teriakan Chen Tong yang juga tidak mau kalah. Pendekar bertopeng berlari menujunya untuk memberi serangan balik, maka dengan senang hati Chen Tong akan melayaninya.

Chen Tong tak ragu mengangkat senjata dan mengayunkannya untuk bisa mengimbangi pertarungan ini.

Atap seudah seperti jalanan biasa. Sedangkan ini bukan tanah yang datar, yang mungkin saja sulit untuk dipijaki.

Pedang kembali beradu. Sekarang tidak ada pemenangnya. Jurus dan tenaga dalam sama-sama seimbang, membuat keduanya terhempas jauh ke belajang.

Malam ini menjadi saksi. Bahwa telah hadir di negeri ini seseorang yang memiliki kekuatan besar melebihi kemampuan Chen Tong.

Pun begitu juga dengan Pendekar bertopeng yang merasa tertantang, sebab lawan yang ada di depannya tidak bisa dipandang remeh.

Kedua kaki mencoba untuk berhenti mendadak dan menahan tubuh mereka agar tidak jatuh dari atas atap.

"Ukhh," umam Chen Tong kesal, dirinya yang terpeleset ke belakang karena jurus pedang pendekar bertopeng sungguh hebat.

Dirinya hampir saja jatuh jika saja kedua kakinya tidak saling berkerja sama untuk menopang tubuhnya. Satu langkah saja dia bergerak, maka kemungkinan dia akan membentur tanah.

"Ekh, hem ...."

Pendekar bertopeng menelan berat-berat salivanya, seolah sedang menelan biji buah salak.

Tubuhnya juga hampir jatuh dari atap, jika saja salah satu pedangnya tidak menancap di sela-sela genting. Dia menjadikan pedang itu sebagai penopang tubuhnya agar tidak jatuh ke tanah.

Tidak dapat dipungkiri. Pendekar bertopeng mengakui jika jurus Chen Tong memang cukup hebat, melebihi Chen Min yang dirinya bunuh beberapa hari yang lalu.

"Menyebalkan. Mengapa juga jurusku bisa seimbang dengannya? Rupanya dia juga memiliki Chi yang cukup besar."

Dia bergumam. Tak bermaksud memuji, tetapi Chen Tong boleh dikatakan pria yang hebat, pikirnya demikian.

"Jadi kau kuat juga. Kau berhasil menahan seranganku, tapi tidak untuk yang setelah ini," kata Pendekar bertopeng. Tidak mau dianggap lemah, dia berusaha untuk berdiri tegap. Menguatkan kuda-kuda kembali.

Chen Tong tidak mau berleha-leha. Sudah cukup dia menelan kekalahan tadi. Masih ada dendam yang harus dirinya tunaikan.

Chen Tong pula menguatkan kuda-kuda serta memulihkan tenaa dalam yang memang tersisa sedikit itu.

"Aku marah. Aku kesal. Mengapa jurusku harus seimbang dengan penjahat murahan itu?"

Mengangkat kembali tangan kiri ini. Pedang tidak lagi menopang tubuhnya.

Pedang ini berwarna Emas lalu dipadu padankan dengan warna perak di bagian tengahnya, dan di bagian kepalanya berwarna abu-abu dengan bentuk kepala naga. Dari ujung kepala hingga ujung mata pedang di hiasi oleh sisik-sisik naga. Inilah pedang Xi Wang milik pendekar bertopeng.

Pendekar bertopeng menunjukan pedangnya yang lain, selain yang dia pakai tadi.

Chen Tong menelan saliva dengan berat. Dia tahu bahwa pendekar bertopeng itu ternyata memiliki satu pedang lain. Pedang itu sangat berbeda dari segi ukuran dan coraknya. Jika dilihat lebih lama lagi, itu adalah pedang legenda dari Negeri sebrang. Namanya pedang Xi Wang.

Sepertinya Chen Tong sedikit cemas karena sorot mata memandang sejuta takut melihat pedang yang kedua itu.

Meskipun pendekar bertopeng memiliki pedang Legenda, tetapi tekat Chen Tong sama sekali tidak luntur.

"Jika dia memiliki dua pedang, maka aku memiliki sejuta dendam. Yaaaaaaaaaaaa!"

Chen Tong berteriak dengan keras, disertai dengan berlari cepat menuju pendekar bertopeng.

Tentu dengan tersishnya tenaga Chen Tong ingin membuat serangan mengejutkan kepada Pendekar bertopeng yang telah membunuh Chen Min.

Sudah dikatakan sejak awal. Kedatangannya ke negeri ini untuk membasmi semua pecundang masyarakat yang meresahkan kerajaan.

Pendekar bertopeng bersiap dengan tubuh membungkuk ke depan. Kedua mata pedangnya dikibaskan dan diadu membuat simbol X.

DUMH ....

Cahaya terang berwarna putih terpancar dari kedua pedang yang saling beradu satu sama lain. Sinarnya mengarah cepet kepada Chen Tong.

Serangannya tanpa basa basi tepat mengenai tubuh pria satu anak itu.

BRUUSH ...

Chen Tong terlempar jauh ke belakang. Tubuhnya melayang di udara akibat serangan hebat itu.

Sudah dapat dipastikan, serangan itu membuat Chen Tong tidak sadarkan diri. Tiba-tiba datang sosok berjubah hitam dan memakai topeng pula. Kedatangannya entah dari mana?

Makhluk misterius yang seperti kekelawar hitam itu terbang melayang dan menangkap tubuh Chen Tong.

Setelahnya dia berpijak pada salah satu dahan pohon yang ada di sana. Dia berdiri gagah di dahan itu dengan kedua tangan yang membopong tubuh Chen Tong.

"Sudah lama kita tidak berjumpa." Dia mengatakan kalimat yang sangat aneh. Seolah dirinya pernah berjumpa dengan Pendekar itu.

"Siapa kau?" Pendekar bertopeng bereriak dari posisinya sekarang.

"Apakah kau mengenalku? Apa kita pernah berjumpa?" tanyanya dengan keras kepada sosok tersebut satu kali lagi.

"Sepertinya kau lupa padaku?" kata Sosok misterius itu di ujung dahan.

"Siapa kau? Aku tidak mengenalmu? Buka topengmu! Mari kita bertarung satu lawan satu!" Pendekar mengajaknya berduel one by one.

Tidak peduli siapa Dirinya? Faktanya dia telah menyelamatkan penjahat murahan itu---Chen Tong dari serangannya tadi. Itu berarti dia juga adalah sampah masyarakat yang harus dirinya musnakan dari negeri ini, seperti tujuannya diawal.

Amarah dan emosi pendekar bertopeng masih memuncak. Sebab penjahat murahan itu---Chen Tong belum musnah seutuhnya dari negeri ini, dan ditambah ada satu lagi sampah masyarakat yang harus dirinya musnahkan.

Pergelangan tangan diperkuat, diangkat tegak lurus kedua pedangnya lagi. Simbol X kembali diarahkan oleh pendekar bertopeng.

Beradu pedang Xi Wang dengan pedang yang lain. Menciptakan cahaya putih untuk yang kedua kalinya.

Sudh terarah dan melaju cepat pada sosok hitam yang sedang membopong Chen Tong di sana.

Seperti yang sudah diduga. Sosok seperti kekelawar hitam itu berhasip mengelak. Dia meloncat ke sisi dahan yang lain.

DWAR ....

Cahaya putih itu menghantam pohon yang ada di saba.

Suara dentuban keras terdengar jelas. Pohonnya mengeluarkan api yang nesar serta kepungan asap tebal.

Seharusnya serangan yang Istimewah itu di tunjukan kepada sosok berjubah hitam. Namun, sangat disayangkan serangannya meleset dan malah mengenai pohon.

"Ternyata kau seudah semakin tumbuh." Kata aneh itu terdengar kembali. Semakin menimbulkan rasa penasaran dibenak pendekar bertopeng putih.

"Tidak kusangka kekuatanmu semakin hebat saja," tutuenya memuji, dari atas sana.

Pendekar bertopeng menanggahkan kepala ke atas dan memandang dia yang ada di sana. Rupanya serangan itu tadi tidak mengenai dia.

Ternyata dia juga penjahat murahan yang cukup hebat dan teknik pertahanan. Gerakannya dapat dikatakan sangat sempurna, sebab berhasil menghindar dari jurus mematikan pedang Xi Wang.

Kesal, marah dan geram. Pendekar bertopeng tidak dapat menutupi kenyataan bahwa serangannya tadi meleset dan tak berhasil mengenai musuhnya.

"Aku tidak peduli dia sehebat apa? Aku harus mengalahkannya, jika ingin mendapatkan tubuh pria itu---Chen Min."

HUB ....

Dia meloncat meringankan tubuh untuk sampai pada musuhnya. Seiring dengan itu. Salah satu pedang mengayun dengan cepat. Kecepatannya tidak bisa terlihat oleh mata telanjang. Disebut jurus---seribu bayangan.

CLING ....

Tepat di depannya. Kali ini dia tak akan meleset untuk kedua kalinya.

Kendati sudah sangat cepat sosok itu berhasil membaca pergerakan pendekar bertopeng.

Dia juga tidak mau kalah. Meski bersusah payah akhirnya dia yang berjubah hitam berhasil mencabut pedangnya.

Apa yang diperbuat? Dengan tangan yang menopang Chen Tong, dia berhasil memgayunkan pedangnya. Membalikan serangan kepada pendekar bertopeng yang sok hebat itu.

Layaknya boomerang. Jurus itu kembali kepada pemiliknya.

"Aaaaa!" Suara wanita menyeruak dengan keras. Terempas jauh ke belakang akibat serangannya sendiri.

Seperti kilat yang menyambar langit di siang hari, secara tidak kasat mata Sosok hitam yang menyerupai kekelawar itu menghilang dari sana dan tidak ada satu pun yang melihat kemana dia pergi, seperti kedatangannya tadi.

Tubuh pendekar itu masih melayang di udara hampa dengan kedua mata yang sudah terpejam. Mungkin karena terkena serangannya sendiri.

HUKB ....

Seseorang meloncat dari bawah ingin hati membantu pendekar bertopeng yang terombang-ambing di tanpa gaya gravitasi itu.

avataravatar
Next chapter