1 Chapter 1 Yang kai

Pagi hari. Saat langit mulai terlihat terang namun separuh Kota Bintang Putih masih dalam mimpi indah mereka, menunggu sang fajar membangunkan mereka.

Kediaman Klan Keluarga Yang.

Seorang pemuda yang sedang tidur pulas bereaksi terhadap cahaya matahari yang masuk melalui sela-sela jendela. Dia melemparkan selimutnya yang nyaman, melompat dari tempat tidurnya dan memakai bajunya. Pada waktu seperti ini, orang-orang keluarga Yang dan bahkan sebagian pelayan masih tertidur.

Pemuda ini terlihat berusia sekitar 13-14 tahun, dengan bentuk tubuh kurus namun berotot dan wajah yang polos dan naif. Wajahnya tidak bisa disebut tampan, tetapi tidak bisa dibilang jelek juga, kira-kira standar. Namun satu hal yang membuat dia tampak menarik adalah matanya. Matanya cerah dan penuh dengan semangat juang.

"Hahaha! Sedikit lagi aku akan berhasil masuk Dasar Pondasi tingkat 3! Dengan begitu aku akan menjadi murid dalam di keluarga utama Yang, aku mau lihat begaimana cara mereka membully ku!"

Pemuda itu bernama Yang kai, beberapa bulan yang lalu dia datang dari sebuah desa bernama Desa Sungai Biru, salah satu anggota cabang Keluarga Yang dan berhasil masuk kedalam keluarga utama Keluarga Yang dengan bakatnya dan penampilannya.

Di Desa Sungai Biru, dia merupakan jenius yang tak tertandingi. Dia berhasil masuk Dasar Pondasi tingkat 2 lebih dulu daripada remaja lainnya. Semua orang didesa mengatakan dia adalah jenius 100 tahun sekali, dan mereka menaruh harapan dan masa depan desa Sungai Biru kepadanya.

Walaupun dia dipanggil jenius, tetapi dia tidak bisa besar kepala sebab dia yang paling tau betapa kerasnya usahanya untuk mencapai apa yang mereka bilang jenius 100 tahun itu.

Setiap 4 tahun sekali Keluarga Utama Yang akan mengambil 3 murid dari tiap-tiap Keluarga Cabang, untuk dibina dan diberikan sumber daya untuk praktik beladiri mereka. Masing-masing anak yang berasal dari desa Sungai Biru antara lain adalah Yang kai, Yang Wan, dan Yang Hua.

Yang Wan merupakan pemuda jenius kedua di Desa Sungai Biru, bisa dikatakan bakatnya sebenarnya menyamai Yang kai, namun usaha mereka berada pada tingkat yang berbeda. Dia berhasil memasuki Dasar Podasi tingkat 2 tepat satu bulan setelah Yang kai.

Selanjutnya Yang Hua. Dia merupakan seorang gadis jenius nomor satu di desa. Sedikit sekali anak-anak perempuan yang mau berlatih beladiri karena berpikir hanya membuang-buang waktu. Mereka beranggapan bahwa pada akhirnya mereka akan berakhir mengurus rumah tangga.

Yang Hua bercita-cita ingin melihat dunia luar yang luas, sehingga dia berlatih beladiri dengan giat. Jika dibandingkan dengan Yang Wan, Yang Hua lebih berbakat. Dia berhasil memasuki Dasar Pondasi tingkat 2, setengah bulan setelah Yang kai

Setelah mereka bertiga pergi meninggalkan Desa Sungai Biru menuju Keluarga Utama Yang, mereka penuh dengan semangat. Terutama Yang kai, dia penuh dengan semangat bertarung. Dia ingin menunjukkan kemampuannya di Keluarga Utama dan memamerkannya.

Namun terkadang langit bisa begitu tidak adil. Saat mereka sampai di Keluarga Utama Yang, mereka harus menelan ludah melihat banyak jenius yang memiliki bakat diatas mereka. Saat itulah ia menyadari, bahwa selama ini ia hanya seekor katak di dasar sumur. Hanya mengetahui bahwa langit hanya sebesar mulut sumur.

Jika di desa, hanya ada 100 lebih penduduknya dengan 9 atau 10 yang seusianya. Sedangkan di Keluarga Utama, ada lebih dari 10.000 anggota keluarga dengan lebih dari 1.000 anak yang seusianya, dan mereka semua adalah jenius.

Hanya dari jumlah orang yang tinggal didalamnya kita sudah bisa membayangkan betapa besarnya Kediaman Keluarga Utama Yang ini, kira kira perbandingannya 1:100 dengan besar klan cabang Keluarga Yang di Desa Sungai Biru.

Jika didesa dia dianggap jenius terbaik, maka disini dia berada di level terbawah. Dia hanya akan menerima pembinaan sebagai murid luar rendahan.

Di Klan utama ini ada banyak sekali anak-anak seusianya yang sudah berada pada Dasar Pondasi tingkat 3, bahkan ada jenius absolut yang berhasil mencapai Dasar Pondasi tingkat 4. Yang lebih mengejutkannya adalah kabar bahwa 3 jenius teratas di keluarga utama Yang berhasil mencapai Dasar Pondasi tingkat 5 .

Melihat kenyataan ini, Yang kai mulai menyadari betapa bodoh dan naifnya dia. Dia selama ini beranggapan dia adalah jenius terhebat, namun setelah ia datang kesini ia tidak ada apa-apanya dengan para jenius yang sesungguhnya.

Bahkan Yang Wan yang sebelumnya tampak sangat bersemangat dan mengatakan dia akan mencoba menghajar jenius dari keluarga cabang lainnya, sekarang merasa terpuruk karena tiap harinya dia dijadikan samsak latihan oleh para jenius lainnya. Ya, sungguh malang. Memang niat jahat tidak akan pernah berjalan baik.

Berbeda dengan Yang Hua. Setelah dia datang ke keluarga utama, matanya selalu memancarkan api semangat yang membara. Sepertinya dia tidak akan membuang begitu saja cita-citanya. Sama seperti Yang kai, dia setiap pagi pergi berlatih dengan giat. Bahkan kemarin dia berhasil mencapai Dasar Pondasi tingkat 3, yang berhasil membuat dirinya masuk sebagai murid dalam.

Sekarang, Yang kai semakin putus asa dan membuatnya berusaha lebih keras lagi pada masa pembinaannya.

Ia sudah membulatkan tekatnya! Menjadi yang terkuat di seluruh Kota Bintang Putih, dan menjelajahi dunia luar!

***

Selesai merapikan diri, Yang kai pergi membersihkan diri. Dia mengambil napas panjang, dan berlari dengan kencang menuju lapangan latihan beladiri Keluarga Utama Yang.

Hah! Hep! Hyaah!

Yang kai melakukan gerakan dasar Pukulan Harimau Besi yang merupakan teknik dasar yang sangat umum di Keluarga Utama Yang. Walaupun hanya teknik dasar, tetapi berkat usaha dan kerja kerasnya, sekarang ia sudah masuk dalam pemahan master untuk teknik ini.

Di dunia beladiri terdapat 6 tingkatan dalam teknik beladiri, yaitu dasar, rendah, tengah, tinggi, puncak, dan absolut. Biasanya, semakin tinggi tingkatan dalam teknik beladri, semakin tinggi juga kekuatan yang dihasilkan dan semakin baik pula pemahaman dalam pembinaan teknik beladiri.

Teknik beladiri tingkat dasar, berguna untuk memperkuat tubuh dan aliran darah seseorang, namun kekuatan yang dihasilkan sangat sedikit sehingga dianggap tidak berguna jika seseorang sudah memiliki teknik beladiri yang lebih tinggi. Tetapi dengan identitas Yang kai yang berasal dari desa, sebenarnya dia tidak memiliki kemampuan khusus apapun, sehingga membuatnya sangat sulit untuk melatih teknik beladiri dengan tingkat yang lebih tinggi.

"Hah...aku sudah terjebak dalam Dasar Pondasi tingkat 2 selama 3 bulan dan aku bahkan tidak bisa menerobosnya. Padahal hanya butuh sedikit dorongan lagi..."

Setelah merasa cukup berlatih, Yang kai menghentikan latihannya dan memilih istirahat. Wajahnya penuh dengan keringat dan nafasnya juga tidak teratur.

Sebenarnya keahliannya tidaklah buruk. Hanya saja dia tidak bisa mengejar ketinggalannya dari yang lain di sebabkan dia tidak memiliki teknik beladiri yang lebih tinggi. Ia juga tidak kaya, tidak seperti anak-anak dari keluarga utama yang sanggup membeli obat yang bisa meningkatkan praktik beladiri dengan pesat.

Dia sering mendengar bahwa orang-orang dari keluarga utama sejak lahir sudah diberikan obat-obatan seperti ini sehingga sebelum mereka berusia 10 tahun sudah berhasil masuk ke Dasar Pondasi tingkat 1. Ini adalah keuntungan khusus seorang dari keluarga utama.

Pada saat ini, Yang kai merasa dia sudah jauh tertinggal dari yang lain.

Setengah jam dia habiskan beristirahat sambil memandangi lapangan beladiri yang semakin ramai. Banyak orang-orang yang datang pada waktu ini, namun saat mereka melihat Yang kai, hanya ada penghinaan di mata mereka. Seakan-akan mereka itu adalah makhluk superior, tapi itulah kenyataannya.

Sebenarnya, tatapan itu bukan untuknya saja, tetapi untuk semua orang yang berasal dari keluarga cabang. Di hadapan mereka yang bukan dari keturunan langsung, mereka merasa lebih istimawa dan terhormat.

"Huu...sudah saatnya kembali." Yang kai mengambil pakaiannya yang sudah basah oleh keringat.

Ketika dia hendak melangkah pergi, sebuah suara yang akrab ditelinganya terdengar.

"Hei lantai! Berhenti!"

Bakh!

Sebuah tangan menariknya mundur, nyaris membuatnya terjatuh ke tanah.

"Sudah kuduga, tidak mugkin akan sedamai itu waktu-waktuku..." Yang kai melihat pelaku yang telah menariknya mundur.

Seorang pemuda dengan pakaian serba hijau. Tubuhnya yang lumayan besar dengan otot yang kekar membuat dia terlihat seperti sebuah pohon raksasa yang tidak akan bisa ditumbangkan. Matanya memancarkan sinar keangkuhan.

"Yang Ah, apa-apaan ini?" Yang kai bertanya dengan nada tidak senang.

Saat Yang kai dan yang lainnya datang kekeluarga utama yang, mereka berdua punya sedikit masalah. Saat itu, Yang Ah menghina orang yang bukan dari keluarga utama Yang dan jelas bahwa Yang kai tidak suka akan hal itu.

Yang Ah selalu mengganggu Yang kai di setiap kesempatan, seakan-akan dunia akan kiamat jika dia tidak mengganggu Yang kai.

"Hei, lihat. Mereka berdua mulai lagi. Menurutmu siapa yang akan menang?"

"Apa maksudmu? Sudah jelas Yang Ah yang akan menang, dengan kekuatannya sepuluh jurus sudah cukup untuk menumbangkan Yang kai!"

"Tidak. Aku bertaruh 1 koin perak jika Yang Ah akan mengalahkannya hanya dalam 3 gerakan!"

Orang-orang tampak ramai membicarakan Yang kai dan Yang Ah. Mereka sudah sering melihat pertikaian mereka berdua.

"Hahaha...kalian merendahkan ku, Yang Ah! Aku hanya membutuhkan 1 gerakan untuk mengalahkannya!" kata Yang Ah menimpali mereka yang sedang membicarakannya.

1 gerakan!

Itu penghinaan!!

Nafas Yang kai memburu, tetapi dia tidak cukup bodoh untuk bertarung dengan Yang Ah.

"Aku lelah hari ini. Aku tidak akan bisa melawanmu. Biarkan aku beristirahat beberapa hari, dan aku akan bertarung denganmu," Kata Yang kai sambil memasang wajah datar.

Hal ini mengejutkan semua orang!

"Baiklah. Aku akan mengasihanimu, pergilah. Tapi ingat ini dilain hari kau pasti tamat," kata Yang Ah meninggalkan lapangan beladiri.

Kerumunan orang yang sebelumnyapun ikut bubar, hal yang mereka tunggu-tunggu tidak akan tiba hari ini.

"Huh...dasar Yang Ah. Dia sengaja ingin mempermalukan diriku!" Yang kai pun pergi meninggalkan lapangan beladiri.

Hanya 1 gerakan! Siapa yang mengetahui jika Yang Ah begitu sombong!?

Jelas sekali dia tidak akan melepaskan Yang kai dengan mudah.

Setelah meninggalkan lapangan beladiri, Yang kai langsung pulang menuju rumahnya.

Saat Yang kak pergi ke Klan Keluarga Utama Yang, orang tuanya juga mendapatkan kebanggaan karena mereka bisa ikut dengan putranya. Ini adalah hadiah yang begitu indah bagi kedua orang tuanya.

"Aku pulang!"

Seorang pria paruh baya sambil tersenyum tipis menyambutnya. Dia adalah ayah Yang kai, Yang Li.

"Ayo masuk, ibumu sudah memasakkan makanan kesukaanmu," kata ayahnya dengan tenang.

Yang kai masuk ke rumah dan langsung menuju meja makan, dia melihat ibunya yang sibuk membawa makanan dari dapur sambil tersenyum kepadanya. Ibunya bernama Yang Hai, wanita terhebat yang Yang kai tau.

Setiap ia pulang, ia bisa merasakan cinta dan kehangatan ini.

***

"Terima kasih bu! Ini sangat enak-!" Yang kai menyantap makanannya dengan lahap. Namun dia menyadari ada sesuatu yang salah dengan cara orang tuanya memandangnya.

"Ada masalah apa bu?"

Ibunya memandangi ayah Yang kai.

"Biar aku saja.... begini kai'er. Tadi siang seorang tetua datang memberikan sebuah surat pemberitahuan."

Yang kai mengerutkan dahi mendengar hal ini.

"Apa isi suratnya?"

Kedua orang tuanya kembali saling menatap, senelum ayahnya kembali melanjutkan.

"Nak, orang-orang dari Keluarga Utama telah membuat sebuah peraturan baru, yang mana setiap anggota yang tidak bisa mencapai Dasar Pondasi tingkat 3 sebelum berusia paling kurang 13 tahun, maka mereka tidak akan diperbolehkan untuk ikut ke Pertandingan Keluarga."

Yang kai diam mendengar itu, dan kemudian meletakkan sumpit di tangannya dan tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya.

"Aku ingin keluar mencari udara segar..."

Yang kai pergi keluar tanpa memandang kearah kedua orang tuanya.

Ayahnya yang melihat ini mencoba menghentikan Yang kai, "kai'er-"

Istrinya menahan tangannya dan menggeleng pelan, anaknya membutuhkan waktu untuk menenangkan pikirannya.

***

Daerah barat Hutan Kematian, dekat perbatasan Kota Bintang Putih.

Yang kai terlihat sedang berjalan-jalan sambil sesekali mengumpat dan menendang batu-batu kecil disekitar jalannya.

"Hah...bagaiman caranya aku bisa mencapai Dasar Pondasi tingkat 3 sebelum berusia 13 tahun?"

Dia terus berjalan dihutan hingga berhenti di depan sebuah pohon raksasa yang ukurannya bukan main. Tingginya sekitar 30 meter dengan diameter 3 meter.

"Hm? Aku baru pertama kali melihat pohon ini." Yang kai mendekati pohon itu sambil memperhatikannya dengan seksama.

Begitu dia sampai, dia menyentuh batang pohon itu, "Kasar...".

Whuuushhh.....

Angin bertiup kencang menyebabkan dedaunan berterbangan sehingga pandangannya menjadi terhalangi.

"Apa-apaan angin ini?!" Yang kai melindungi kedua matanya dengan menepatkan kedua tangannya di depan wajahnya.

Fhuuushh...

Angin yang kencang tiba-tiba berhenti, dan apa yang membuat jantungnya juga ikut berhenti...itu adalah pohon besar sebelumnya...telah hilang...lenyap bagaikan tak pernah ada sebelumnya. Bahkan tanah bekasnya saja tidak ada sama sekali.

"Ha..haha...sial...aku tidak percaya aku malah mengalami hal semenakutkan ini." Yang Kai bersiap untuk melakukan teknik terpendamnya, langkah bayangan, saat sesuatu tertangkap oleh kedua matanya.

"Hmm..itu...buku?".

Ya, buku. Tempat dimana pohon raksasa itu tadi berada kini digantikan oleh sebuah buku usang dan tua yang tidak terlalu tebal. Karena penasaran, Yang kai pun pergi mengambil buku itu dan membuka isinya.

'Kitab Kaisar dewa naga?.

Itulah yang tertulis pada halaman buku itu.

"Kitab Kaisar dewa naga? Hal konyol apa ini?"

Saat akan membuka lembaran selanjutnya, tanpa sadar tangannya teriris oleh ujung buku yang terbuat dari sejenis logam. Darahnya menetes mengenai buku itu, dan tiba-tiba buku itu bersinar terang, cahayanya sangat terang hingga membuat Yang kai harus menutup kedua matanya.

JDuar!!

Terjadi ledakan. Karena ia menutup kedua matanya, Yang kai tidak mengetahui bahwa buku usang itu yang meledak dan ledakan itu mengenainya.

Fhuuussh...Bumm!!

Yang kai terlempar 20 meter dan menabrak sebuah pohon dengan punggungnya, kesadarannya mulai turun, dia mendengar sebuah suara pria pelan di telingannya.

"Semoga beruntung....nak...".

Begitu kalimat itu selesai, Yang kai pun pingsan tak sadarkan diri.

.

.

.

.

.

.

.

#Bersambung

avataravatar