webnovel

AWAL MULA CERITA

Di sebuah desa yang bernama Desa Matahari terbit hidup seorang anak laki laki yang bernama Xin Fai, dia adalah anak seorang pemburu, karna terlahir dari anak seorang pemburu di usia nya yang baru menginjak 10 tahun dia sudah pandai berburu karna sejak kecil dia diajarkan oleh ayah nya untuk berburu hewan di hutan yang tidak jauh dari rumah nya.

"Xin'er apa boleh ibu minta tolong padamu" ucap ibu Xin fai sambil memberikan sepucuk surat pada Xin fan

"Tanpa ibu meminta tolong pun aku pasti akan membantu ibu selagi aku masih sanggup aku pasti akan melakukan nya" ucap Xin Fai sambil tersenyum kearah ibunya

"Kamu memang anak baik Xin'er, Oh iya tolong antarkan surat ini ke bibi Mei di desa embun yah" ucap ibu nya sambil mengusap rambut Xin fai dengan lembut

Tanpa banyak bertanya Xin fai pun pergi dengan perasaan gelisah, dia berjalan sambil sesekali memandang kearah rumah nya karna ntah kenapa perasaan nya tidak enak sedari tadi.

iiya terus memandangi rumah dan juga selalu terbayang wajah kedua orang tuanya.

Setelah berjalan cukup jauh akhirnya anak laki laki itu sampai di sebuah desa dan dia langsung menemui teman dari ibunya itu untuk memberikan surat yang ibunya berikan padanya.

Sesampainua dia di salah satu rumah dia pun mengetuk pintu

"Tok.. Tok...Tok"

"Bibi apakah bibi ada di dalam" ucap anak lelaki itu sambil berdiri di depan pintu masuk

Tidak berselang lama suara pintu terbuka bersamaan dengan itu muncul seorang perempuan yang umurnya sebaya dengan ibunya.

" Xin Fai ternyata itu kamu nak, ada perlu apa kamu jauh jauh datang kesini" ucap perempuan itu sambil membawa Xin Fai untuk masuk kedalam

"Bibi ini ada surat dari ibu katanya ini sangat penting makanya dia menyuruh aku datang kemari dan memberikan nya kepada bibi" ucap Xin Fai dengan tersenyum

Setelah mengangguk perempuan itu mebuka dan membaca isi surat dari ibu Xin Fan,

"Baiklah besok bibi akan kesana untuk menemani ibumu"ucap Perempuan itu sambil tersenyum kearah Xin Fai

"Ouh iya apakah ayahmu ada di rumah dan kenapa bukan dia yang memberikan surat ini"

"Ayah sedang pergi berburu bersama teman nya bibi karna itu aku tidak bisa lama lama karna aku tidak bisa meninggalkan ibu sendirian di rumah"

"Baiklah hati hati di jalan katakan pada ibumu bibi akan menemuinya besok"

Setelah berpamitan Xin Fai bergegas pulang karna ntah kenapa hari ini perasaan nya begitu gelisah padahal sebelum sebelum nya tidak pernah seperti itu.

Ketika hari menjelang sore akhirnya Xin Fai tiba di desanya, alangkah terkejutnya saat melihat seluruh desa hangus terbakar.

"Apa yang sebenarnya terjadi disini" Xin fai pun berlari sekuat tenaga kembali kerumah nya.

Setiba di rumah nya dia langsung berteriak dan menangis karna melihat rumah nya sudah habis terbakar dan sudah hampir rata dengan tanah.

sambil menangis dia bergegas masuk kedalam untuk memeriksa apakah ibunya ada di dalam atau tidak

Dengan sekuat tenanga sambil menahan tangis dia pun melangkah masuk kedalam rumah nya yang sudah hangus terbakar dan hanya menyisakan puing puing saja.

Setibanya dia didalam Xin fai mematung untuk waktu yang lama karna dia melihat dua sosok orang yang begitu dia kenali sedang terbujur kaku di tanah dengan luka bakar yang cukup parah.

"Ib---u , Ay---ah" ucap Xin fai dan tanpa sadar lututnya pun bergetar hebat tak berselang lama bersamaaan dengan air mata yang turun terdengar suara langkah kaki mendeka kearah Xin Fai

"Sudahlah untuk apa kita kemari bukan nya tugas kita hanya membakar seluruh rumah di desa ini saja" ucap salah seorang pria tidak jauh dari Xinfai.

Walaupun cukup dekat tapi kedua orang yang sedang berbincang itu tidak menyadari kehadiran Xin Fai yang sampai saat ini masih berlutu sambil menangis

"Aku tau tapi kita harus memastikan bahwa semua orang telah mati, apa kau mau mendapat hukuman dari Patriak feng" ucap salah satu dari mereka sambil menggelengkan kepala

Xin fai yang bisa mendengar pembicaraan mereka begitu marah terhadap orang yang di sebut sebagai Patriak Feng, walau begitu dia tidak mau gegebah dan berpura pura ikut menjadi korban kebakaran rumah nya.

Keesokan harinya dengan berat hati Xin fai memakamkan jasad kedua orangnya iyapun berlutut sambil berkata bahwa dia akan membalas kan dendam mereka, setelah semua nya selesai Xin fai berjalan hendak meninggalkan desa itu karna dia juga tidak mungkin tinggal di desa yang isi nya sudah terbakar.

Tanpa sengaja dia menemukan sebuah gelang dan kalung yang begitu indah tergeletak di tanah dan ketika dia mengambilnya terdapat sebuah surat yang berada tidak jauh dari sana..

"Xin'er Maafkan ayah dan ibu yang mungkin tidak akan bisa menjagamu lagi tapi percayalah kami selalu ada di dekat mu,,

bawalah gelang dan kalung ini karna hanya ini yang bisa kami berikan padamu,, jaga diri baik baik dan jadilah orang kuat supaya bisa melindungi orang yang kamu sayangi kelak, ayah dan ibu selalu menyayangimu" isi dari surat yang Xin Fai baca.

Xin fei Pun pergi dari desa itu menuju barat, karna di sebelah barat adalah Ibukota kekaisaran Han yang terletak lumayan jauh dari desa Xin Fai berada,,

Xin Fai berniat mencari Guru agar dia bisa menjadi seorang pendekar, karna dia tidak ingin kelak merasakan apa yang dia rasakan lagi,

Dengan penuh tekad Xin Fei pun memasuki sebuah hutan yang sering iya lewati bersama ayah nya ketika akan pergi berburu atau akan pergi ke tempat teman ayah nya berada ,,

Ketika baru memasuki hutan Xin Fei sudah di kejutkan dengan suara auman yang begitu keras yang membuat Xin Fei waspada, Walau pun masih terbilang muda Xin fei tau bahwa auman itu adalah auman singa

Dengan langkah hati hati Xn fei terus bergerak masuk kedalam hutan belum jauh dari tenpat dia tadi mendengar auman singa, sekarang di depan nya terdapat sepasang macan yang matanya berbinar binar menatap Xin fei.

Xin Fei yang melihat tatapan dua ekor macan didepan nya begitu ketakutan karna walau bagaimana pun Xin Fei tidak akan sanggup untuk mengalahkan singa singa itu.

Xin Fei pun berlari sekuat tenaga agar tidak menjadi makanan para singa itu, untung Xin Fei memahami jalan di hutan itu jadi Xin fei bisa sedikit lebih unggul dan meninggalkan singa singa di belakang nya,

Setelah singa singa itu tidak terlihat Xin fei menghela nafas panjang sambil melihat di sekeliling nya.

"Singa sialan karna mereka aku jadi tersesat" umpat Xin Fai dengan nada begitu kesal sebelum sebuah suara memanggil Xin Fei dari sebuah gua yang tidak jauh dari tempat dia berdiri

Next chapter