1 Chapter 1

Sandland adalah tempat yang dipenuhi oleh pasir tempat ini selalu panas dan musim hujan hanya turun dua kali dalam enam bulan seluruh daratan ini berwarna putih kecoklatan bagi yang pertama kali melihatnya tempat ini sangatlah indah tapi bagi mereka yang sudah tinggal disini tempat ini sangatlah sulit untuk dihuni.

Meskipun sulit tapi para penduduk yang mayoritas sebuah suku dimana mereka bergantung atas hasil dagang mereka masih bisa hidup dengan layak meskipun mereka harus perpindah pindah.

Terdengarlah suara derapan kuda yang sangat bergemuruh jumlah mereka hanyalah tiga orang tampang mereka yang satu bertubuh sedang memiliki jenggot panjang dan rambut masih hitam dan berpakaian pendeta tao.

Yang satunya lagi bertubuh agak kurus dimana rambutnya sudah memutih tapi wajahnya masih terlihat segar pakaianya biasa saja dan membawa sebuah tongkat yang berukuran sedang dipinggangnya.

Dan yang terakhir bertubuh gemuk dengan kepala botak dia selalu tersenyum dan seperti tidak ada raut kesedihan dalam dirinya pakaianya sama seperti pada biksu pada umumnya.

"Hud-heng aku rasa kita sudah hampir tiba di markas para pemberontaj tersebut." Sahut pria yang berpakaian pendeta Tao tersebut kepada rekanya. "Agaknya kau benar To-heng lantas apa rencana kita sekarang?" kata Hwesio tersebut.

"Bagaimana kalau kita menantang sang pimpinan jelas bila kita berhadapan dengan keroco keroco tersebut kita yang akan menang tapi itu juga akan memakan waktu, jadi saranku lebih baik kita langsung mendobrak masuk saja kedalam bagaimana menurut kalian." Saran dari teman mereka yang bertubuh kurus tersebut.

"Boleh saja ayo kita tunjukan kepada mereka bagaiman kekuatan dari tiga dewa hahaha." Mereka lalu memacu kuda mereka lagi menuju benteng yang tak jauh lagi dari tempat mereka berada. Setibanya disana sang Hwesio yang berjuluk Dewa tertawa terun dari kuda yang dia naiki dan setelah itu dia langsung menghirup nafas yang dalam lalu berbicara.

Mulutnya bergerak perlahan tapi karena dia menggunakan tenaga dalam maka suara yang dihasilkan begitu teramat keras sampai sampai semua orang yang ada didalam sana menutup telinga mereka bagi mereka yang tidak kuat mereka jatuh pingsang.

Jurus ini bernama teriakan sianga. Tak lama setelah itu keluarlah segerombolan orang dari dalam. "Hai!!!siapa kalian kenapa kalian mencari ribut disini, apa kalian ingin mati hah!!!" Kata seorang yang merupakan pemimpin dari gerombolan tersebut. "Haha...maafkan temana pinto yang mungkin mengganggu ketenangan Sicu sekalian ini."

"Kami kemari hendak mencari orang yang bernama Guon Yi beserta kedua saudaranya."

"Aku adalah adik kedunya yaitu Guon Yu mau apa kau bertemu dengan kakak pertama?"

"Kami bertiga ini tiga dewa yang utusan sribaginda raja untuk meminta kalian bertiga untuk datanga menghadap beliau dikarenakan sudah membuat banyak keributa." kata dewa bijaksana. "Hah rupanya kalian tiga dewa yang terkenal itu ya jadi raja bodoh itu memerintahkan kalian untuk menangkap kami. Jangan harap itu akan mudah kau lakukan Hai pak tua."

Bersambung

avataravatar
Next chapter