webnovel

Bab 1

panasnya matahari sangat lah terik, namun tidak meluruhkan semangat pedagang pasar untuk terus mencari nafkah. Bahkan sebagian mereka masih banyak yang berteriak menjajakan dagangannya.

"sayurannya neng, masih seger-seger" itu hanya sebagian kecil teriakan yang di dengarnya. Belum lagi teriakan para ibu-ibu pedagang daging, ikan, dan masih banyak yang lainnya. Namun, bukan itu tujuannya datang ke pasar. Melainkan untuk mengunjungi rumah seorang pasiennya yang beberapa hari lalu harus keluar rumah sakit karena ketidak adanya biaya.

Seorang gadis dengan setelan formal dan hijab simple serta sebuah tas berukuran sedang di tanga sebelah kananya, berjalan menyusuri padatnya pasar serta teriknya siar mentari. Sesekali gadis itu menyunggingkan senyum tatkala beberapa pedagang menyapanya. Tak heran, karena gadis manis itu memang sering berbelanja di pasar untuk sekedar menemani ibunya berbelanja kebutuhan rumah tangga. Kenapa harus ke pasar? Kenapa tidak ke supermarket saja? Kan lebih enak, juga tidak akan ke panasan. Itu sebagian pertanyaan dari beberapa orang yang menanyainya. Namun, apa jawabannya? Belanja di pasar itu lebih enak, bisa bersosialisasi, harganya juga lebih miring, dan untungnya bisa di kelola lagi oleh pedagangnya. Kalo belanja di supermarket untungnya bukan untuk orang kita. Tapi, untuk orang lain lagi. Dan rata-rata minimarket atau supermarket yang ada di Indonesia itu bukan milik orang lokal tapi milik orang asing. Kalau kita belanja di sana, maka kita memperkaya orang Asing bukan orang kita sendiri.

Setelah beberapa saat menyusuri jalanan pasar, akhirya gadis itu sampai di depan rumah yang sangat sederhana. Perlahan ia mengetuk pintu yang terbuat dari triplek itu seraya mengucapkan salam.

"assalamu'alaikum"....

"wa'alaikum salam" bunyi sahutan dari dalam rumah. Dan tak lama pintu terbuka

"ya Allah, ada nak Aisya to. Mari, masuk nak. maaf rumah ibu ya kaya gini" sapa ramah seorang wanita paruh baya.

"ndak apa-apa buk, yang penting rumah itu bisa membuat keluarga bahagia itu sudah lebih dari cukup, rumahku syurgaku"

"bapak mana buk? Saya mau periksa bapak, sudah dua hari saya ndak sempet ke sini karena di rumah sakit lagi banyak banget pasien yang mau di operasi."

"ya Allah nduk, ndak apa-apa to, wong bapak juga udah mendingan karena di urusin sama si nduk. Kalau ndak ada si nduk, ibu ndak tau gimana nasib bapak" kata wanita paruh baya itu dengan raut wajah sedih.

"semuanya sudah takdir Allah buk, Allah yang menakdirkan saya bertemu dengan keluarga ibu, dan Allah juga yang menggerakkan hati saya untuk menolong ibu dan keluarga, jadi ndak usah merasa membebani saya. Karena saya ikhlas bantu ibu dan keluarga" jawab si gadis dengan memeluk wanita paruh baya itu seraya memberinya kekuatan.

#Nanti kan kelanjutannya hanya di sini ya😀

kritik dan saran sangat membantu penulis dalam memperbaiki tulisan

salam kenal dari penulis Lafina📝