webnovel

Prologue: “AWAL KEHIDUPAN YANG DAMAI”

Di sebuah jalan yang ramai, pada 1 Maret 2015

kendaran yang tak terhitung banyaknya berlalu lalang. Jalan itu bisa dibilang sangat berisik

Ditengah keramaian yang memekakkan telinga, seorang bocah berusia 12 tahun itu berjalan sambil membawa koper-koper yang terlihat berat. Bocah itu tidak sendirian, disebelahnya terdapat seorang gadis yang memakai baju lolita. 

Gadis itu sangat cantik,diusianya yang saat ini ia bagaikan berlian yang paling murni di dunia. Kulit porselen nya ditambah raut wajahnya menambah kecantikan gadis itu. 

Gadis itu berjalan sembari memegang tangan bocah itu, ia berjalan seolah-olah ada mahluk mistis yang mengikutinya. mungkin ini hal wajar, karena jika berada di tempat asing seperti ini, pasti anak kecil akan merasa ketakutan dan menangis

Namun berbeda dengan bocah itu, bocah itu terus berjalan tanpa ragu, raut wajahnya selalu tenang seolah-olah mengatakan "Tenang saja, semua akan baik-baik saja. Aku akan melindungi dari apapun itu, karena itu percayalah padaku" wajah tampan yang menenangkan itu memberi gadis itu sedikit rasa aman

Lalu tiba-tiba langkah bocah itu berhenti saat melihat sebuah rumah, bocah itu tampak tersenyum puas

Lalu ia berbicara                                                       

"Akhirnya.....kita sampai ya"  bocah itu berkata seolah-olah melihat rumah baru yang terletak sangat jauh dari rumah sebelumnya  

Gadis itu langsung menoleh dengan bingung seolah-olah berkata  "Apa kita sudah sampai?"           

Bocah itu menoleh kearah gadis. Lalu seakan-akan paham apa yang disampaikan wajah gadis itu, bocah itu berkata

"Ya, kita sudah sampai" Bocah itu berkata lirih

Langsung gadis itu tersenyum bahagia, ia lalu tersenyum puas dengan apa yang didengar nya

Bocah itu mulai berjalan mendekati rumah kosong yang berada di depannya. Ia lalu  mengambil sebuah kunci yang diletakkan di sakunya

Setelah memasangkan kunci itu pada pintu, ia memutar kunci ke arah kanan. Pintu itu pun terbuka, dan gadis serta bocah itu memasukinya

Di dalam rumah yang telah ditinggalkan belasan tahun itu, semua nampak rapi dan bersih. Seperti sudah dibersihkan seseorang sebelumnya

Saat melihat itu. pikiran bocah itu hanya bisa memikirkan satu pelaku       

"Paman ya?...padahal sudah kubilang untuk fokus saja pada urusan negara"

Namun meski mengeluh, bocah itu tersenyum bahagia, lalu melanjutkan langkah nya

Mereka melepaskan sepatu lalu menutup pintu, dan mulai menjelajahi rumah kosong itu

Mereka berjalan di lorong rumah yang sepi, dalam 5 langkah mereka sudah sampai pada sebuah ruang yang kosong. Mereka pun memasuki ruang itu, dan ternyata ruang itu adalah ruang makan beserta dapur, lalu saat mengecek ruang yang berada di sebelah ruang dapur itu, ruang itu adalah ruang keluarga. Ruang itu berisi sofa, meja, serta TV.

Dan tentu saja semua dalam keadaan berkualitas

Lalu mereka pun keluar dari ruang keluarga dan lanjut memeriksa ruang lainnya. Saat mereka keluar. Pandangan mereka langsung tertuju pada sebuah tangga yang mengarah ke atas

Mereka pun saling menoleh dan melihat kembali tangga itu seakan-akan sepakat akan hal yang sama.  Mereka berjalan mendekati tangga itu dan naik keatas karena penasaran ada apa di atas sana.

Setelah sampai, mereka melihat sebuah pintu yang tertutup, mereka membuka pintu itu. Disaat mereka membukanya, terlihat sebuah ruangan yang gelap karena minim sinar matahari. Tapi yang lebih aneh, ruangan itu tampak bersih, tak ada suara-suara tikus atau kehadiran laiinnya.

Saat memasuki ruangan itu, bocah itu langsung membuka tirai dari ruangan itu. sinar matahari langsung memenuhi ruangan itu.

Hal pertama yang mereka lihat adalah meja yang cukup panjang, meja itu menghadap ke jendela kaca yang menjadi sumber masuknya sinar matahari.

Lalu saat bocah itu membalikkan badannya ke belakang, ia melihat sebuah kasur yang cukup luas untuk dua orang.

Lalu saat menoleh ke kanan, mereka melihat lemari besar yang terbuat dari kayu.

Ruangan itu adalah kamar standar pada umumnya

Saat melihat itu semua, bocah itu langsung mengklaim bahwa kamar itu adalah miliknya.

Gadis itu awalnya sempat menolak, tapi karena keegoisan bocah itu membuat gadis itu mengalah.

Mereka pun mulai mengelilingi semua yang ada di rumah itu.

Malam hari sudah tiba

Saat ini gadis dan bocah itu sedang berada di ruang makan, mereka sedang mengisi perut mereka yang kelaparan. Ditengah-tengah makan mereka, bocah itu menghentikan makannya lalu memanggil gadis itu

"Ver"

"Ya?"

"Mulai sekarang, ayo kita hidup damai bersama"

"Ya" ucap gadis itu dengan mengangguk sembari tersenyum bahagia

Mereka pun melanjutkan makan malam nya

Dan mulai saat itu, kehidupan damai mereka terus berlanjut

Next chapter