1 Lelaki di Death Valley

Pada suatu tempat yang terhimpit oleh dua kerajaan. Kerajaan Huntara di bagian utara Benua Kastia dan Kerajaan Westya yang berada di bagian baratnya. Di sana terdapat sebuah lembah yang dinamai Death Valley.

Lembah tersebut merupakan hutan lebat yang sangat luas, di mana monster-monster buas hidup di dalamnya. Monster dari rank satu hingga rank raja ada di sana, bahkan ada kabar burung yang mengatakan kalau monster yang berada di atas rank raja pun hidup di kedalaman hutan Death Valley.

Selama ratusan tahun, para tentara kerajaan hingga para adventurer berusaha membasmi dan menjadikan wilayah Death Valley sebagai bagian dari kekayaan mereka. Namun usaha ratusan tahun itu tidak pernah membuahkan hasil.

Death Valley menjadi tempat paling mengerikan yang ada di Benua Kastia. Tempat terlarang di mana hanya orang gila dan mereka yang nekat untuk mendapatkan peruntungan besar mau masuk ke dalam hutan mematikan tersebut.

Dan di sinilah, di tempat di mana sudah jutaan nyawa menghilang, seorang lelaki terbaring lemas melihat rindang dedaunan yang menutupi sinar matahari, sehingga hutan selalu gelap selama dua puluh empat jam.

Lelaki tersebut terbaring dengan mata kosong, mulut kering sedikit menganga, dan wajah pucat nan kurus kering seperti sudah tidak makan berhari-hari.

Lelaki itu bernama Cien Millard, seorang lelaki berumur 43 tahun yang telah terjebak di dalam Death Valley selama sepuluh tahun.

Kini Cien sudah tidak sanggup lagi meneruskan hidupnya, sinar di matanya sudah menghilang. Seluruh keteguhan dirinya untuk bertemu keluarganya telah pudar. Cien hanyalah manusia yang sudah tenggelam dalam keputusasaan.

Sudah lebih dari sepuluh hari dia tidak menyantap apapun. Semenjak dirinya diserang oleh monster rank lima sepuluh hari lalu dan berhasil kabur dengan kedua kakinya yang patah. Cien hanya bisa terbaring tanpa bisa melakukan apa-apa.

Sepuluh hari dia terbaring dan kini bisa merasakan kalau nyawanya hanya tersisa dalam hitungan detik.

Napasnya sudah mulai terdengar samar, kedua matanya yang memandangi dedaunan tanpa memikirkan apapun sudah mulai buram.

Mendekati kematiannya, yang dia sesalkan hanyalah ketidakmampuannya bertemu dengan keluarganya. Dengan istri dan putrinya. Dia tidak tahu bagaimana kondisi mereka? Bagaimana situasi mereka?

Apa mereka masih hidup? Apa mereka hidup senang? Apa mereka tidak melupakannya? Apa putrinya sudah menjadi dewasa?

Semua pertanyaan terngiang di kepalanya seiring ajal menjemput. Pada akhirnya, harapan sepuluh tahun dirinya bertahan hidup di Death Valley demi melihat senyum keluarganya pun sirna.

Cien meninggal menyisakan satu tetes air mata yang dipenuhi penyesalan.

Bzzt!

Suatu benda tiba-tiba bergetar dari saku celana Cien yang telah compang camping dan kotor. Sebuah benda yang merupakan suatu jimat yang selalu dibawanya ke mana-mana. Karena benda itu merupakan satu-satunya hal yang telah ada bersamanya sejak dirinya dibuang semasa bayi, dan ditinggalkan di depan kediaman Baron Millard dari Kerajaan Westya.

Cien tidak tahu siapa orang tua aslinya, dan hanya benda itulah yang bisa membuatnya sedikit terhubung kepada orang tua aslinya, yang telah membuangnya dengan alasan yang belum diketahui hingga sekarang.

Benda kotak hitam dan pipih dengan satu bagian berlapis kristal. Cien tidak pernah tahu apa fungsi dari benda tersebut. Selama ini dia hanya menggunakannya sebagai jimat semata.

Dan saat inilah, saat di mana nyawa Cien telah tiada. Benda misterius tersebut tiba-tiba bergetar dan menyala terang dari dalam celana lusuhnya.

Pada satu bagian yang berlapis kristal, bagian tersebut menyala terang layaknya lampu, di sana dapat terbaca suatu tulisan.

[Terdeteksi nyawa pengguna mulai naik ke Nirvana.]

[Jalankan prosedur darurat…]

[Menghidupkan kembali pengguna…]

Bzzt!

Tiba-tiba benda kotak hitam tersebut menyalurkan gelombang kejut ke tubuh Cien. Jantungnya yang tadi telah berhenti berdetak, sedikit demi sedikit mulai berdetak kembali.

Benda tersebut terus mengeluarkan gelombang kejut, berusaha menggagalkan malaikat maut mengangkat nyawa Cien ke Nirvana.

Bzzt! Bzzt! Bzzt!

Semakin lama, tubuh Cien mulai bercahaya. Seiring dengan keluarnya gelombang kejut, tubuh lelaki itu pun tampak berdegup layaknya jantung. Hingga pada akhirnya suara erangan pun terdengar.

"Ugggh…"

[Penghidupan kembali sukses!]

[Memulai prosedur pemulihan kondisi tubuh pengguna…]

Cien yang baru saja tersadar kembali, tiba-tiba merasakan tubuhnya seperti terendam dalam air yang sangat sejuk.

Entah mengapa, semakin lama staminanya yang telah sirna kini kembali. Cien mengangkat tangan kanannya, dan melihat luka-luka kecil di tangannya secara ajaib mulai menghilang dengan sendirinya.

"… A-Apa yang terjadi?"

Cien mulai kebingungan. Dia termenung merasakan kondisi tubuhnya yang mulai kembali ke kondisi prima, seperti semua luka yang ada pada dirinya selama sepuluh tahun terakhir adalah suatu kebohongan.

"!!!"

Cien terkejut, bahkan kedua kakinya yang telah patah dan lumpuh akibat serangan monster rank lima pun kini sudah bisa dia rasakan kembali.

Dengan energi yang sudah kembali, Cien bangun dan duduk melihat kedua kakinya yang kini kembali seperti sedia kala. Dia bahkan sudah dapat menggerakkan kedua kakinya tanpa rasa sakit sedikit pun.

"Ini… apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah aku seharusnya sudah mati?"

Cien benar-benar tidak mengerti. Dan pada saat inilah, dia melihat saku celananya yang lusuh itu menyala. Kedua matanya terbuka lebar, dia tahu benar benda apa yang ada di dalam sakunya tersebut.

Dengan segera dia merogoh sakunya, dan mengambil benda yang sudah menemaninya sepanjang masa hidupnya.

Terkejut Cien ketika melihat satu sisi benda tersebut menyala terang dengan huruf yang tidak dikenalnya terpampang pada sisi menyala tersebut.

Cien mencoba mengamati benda misterius itu, memahami apa yang sebenarnya terjadi. Instingnya mengatakan kalau jimat misteriusnya inilah yang menghidupkannya kembali dan membuat kondisi tubuhnya kembali sehat.

[Pemulihan kondisi tubuh sukses!]

[Memulai prosedur pengembalian memori pemilik di kehidupan sebelumnya…]

Cien melihat tulisan yang tidak dikenalnya itu berubah, dia mengernyit, merasakan kalau perubahan tersebut mungkin akan memicu suatu reaksi lain. Karena baginya setiap ada aksi disitu pasti ada reaksi.

Cien menunggu reaksi akan perubahan tulisan di sisi menyala tersebut.

Dan benar saja, tidak butuh waktu lama sebelum dirinya dapat merasakan kepalanya seperti diremas kuat oleh seseorang.

"ARGGHH!!!"

Cien menjatuhkan jimat misterius kesayangannya. Dirinya meringis kesakitan dengan tangan memegangi kepala.

Rasa nyeri yang tidak terbayang hinggap di kepalanya. Menyertai rasa sakit tersebut, suatu memori yang telah terlupakan kembali sekaligus.

Memori yang merupakan ingatan akan dirinya yang merupakan seorang manusia dari Bumi. Tempat di mana dirinya hidup di zaman teknologi dan meninggal pada tahun 2020 karena suatu pandemi virus.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Cien yang telah mengingat semua hal yang ada di kehidupan sebelumnya di Bumi, kini terbaring lunglai di tanah.

Seluruh tubuhnya basah oleh keringat karena menahan rasa sakit. Sinar di mata yang tadinya telah sirna kini mulai kembali hidup.

"Haa… haa… haa…"

Napasnya terasa berat, dadanya terlihat bergerak kembang kempis. Cien lalu meraba-raba tanah di sisi kirinya di mana dia tadi menjatuhkan jimat kesayangannya.

Jimat yang membuatnya tersenyum kaku, karena kini dengan ingatan yang telah kembali, dia tahu benar benda apa yang telah menjadi jimatnya itu.

"Seriusan… smartphone? Selama 40 tahun lebih, aku membawa smartphone di dunia penuh sihir dan monster. Heh."

Cien tertawa kering di dalam hatinya. Matanya melihat layar yang kini tulisan pada layar tersebut sudah dapat dibacanya, karena tulisan tersebut menggunakan huruf alphabet inggris yang digunakan secara umum pada kehidupan masa lalunya di bumi. Bukan menggunakan huruf Kastia yang umum digunakan di dunia tempat sekarang dia hidup.

[Pengembalian memori sukses!]

[Memulai pengundian aplikasi untuk pengguna…]

'Aplikasi?'

Cien bingung melihat tulisan yang ada di layar, karena dia tidak mengerti untuk apa ponselnya tiba-tiba harus mengundi suatu aplikasi.

Layar berubah dan kini dia dapat melihat suatu papan roulette terpampang di layar. Terdapat berbagai jenis genre yang ada di papan, dari RPG, gacha, casual, action, horror, simulasi, dan lain sebagainya.

Jarum pada meja roulette mulai berputar cepat, dan di bawah papan terdapat tulisan yang memerintahkan dirinya harus menekan layar untuk menghentikan jarum.

Melihat cepatnya jarum, Cien tidak yakin kalau dia bisa menghentikan jarum pada tempat yang diinginkannya. Hal yang paling dia inginkan tentu saja role-playing game. Cien fokus, walau tidak yakin, bukan berarti dirinya harus menyerah.

Dia perkirakan kemungkinan jarum itu berhenti di tempat yang diinginkannya. Lalu, menekan layar dengan cepat.

Dengan jantung yang cukup berdebar dia melihat jarum yang perlahan berhenti dan menunjukan kolom yang tepat berada di sisi role-playing game.

'Simulasi…'

Melihat kolom yang terpilih Cien agak kecewa, namun rasa kecewa itu harus dia hilangkan segera karena setelah jarum berhenti. Layar berubah lagi, kini di layar terdapat sepuluh utas tali yang menggantung.

[Tarik satu tali dengan menggesernya ke bawah!]

Melihat perintah tersebut, Cien tidak ambil pusing, dia pilih tali ketiga dari kanan dan menariknya. Semerta tali tertarik, suatu kain dengan tulisan mulai terlihat.

'Aplikasi pemilik toko…'

Ding!

[Selamat! Aplikasi yang terpilih oleh pengguna adalah permainan pemilik toko!]

[Memulai memasang aplikasi permainan…]

Cien melihat ponselnya yang dengan sendirinya menginstal aplikasi. Pemilik toko, Cien tidak tahu alasan ponselnya tiba-tiba menyuruhnya melakukan pengundian tersebut, dan sekarang setelah tahu aplikasi yang didapatnya, dia semakin tidak mengerti apa yang harus dilakukannya dengan permainan pemilik toko.

Apa dia harus bermain permainan ponsel di tengah Death Valley yang mengerikan ini?

[Pemasangan selesai!]

Ding!

[Silahkan daftarkan nama toko anda!]

[Nama : … ]

Cien melihat layar kursor yang kedap kedip di kolom dia harus memberikan nama tokonya. Sejak dari tadi, dia sudah mencoba menekan tombol kembali, tombol opsi, home, dan volume. Namun semua tombol itu tidak berfungsi!

Cien hanya bisa melakukan apa yang diinstruksikan ponselnya.

'Apa yang sebenarnya diinginkan oleh ponsel ini?'

avataravatar
Next chapter