1 Gunung

Senja terlihat di ufuk barat,terlihat sebuah rumah mungil yang dihuni oleh satu keluarga.Walaupun masih musim dingin tetapi mereka terlihat tersenyum bahagia.Sang Ibu yang bernama Haruno selalu tersenyum walaupun mereka hidup dalam keadaan yang pas-pasan,dengan raut wajah yang sudah mulai keriput,walaupun wajahnya terlihat lebih tua daripada umurnya.

Tak lama datanglah saudara pertama dan kedua yang bernama Kamadou Tanjirou dan adiknya yang bernama Gyomei Himejima,mereka baru saja pulang mencari kayu api yang akan dijual untuk penduduk yang berada dikaki gunung.

"Ibu,aku dan adik kedua akan pergi untuk menjual kayu bakar ini." kata Tanjirou

"Baiklah, berhati-hatilah selama dalam perjalanan"jawab sang Ibu sambil tersenyum.

sementara itu Gyomei sedang berkemas untuk bersiap turun gunung menemani kakaknya Tanjirou.

Jika dilihat wajah Tanjirou dan adiknya Gyomei terlihat sangat mirip,walaupun mereka bukan saudara kembar tetapi mereka tetap saja terlihat seperti saudara kembar.Hanya saja yang paling mencolok adalah warna rambut dan sikap mereka Tanjirou sendiri memiliki warna rambut yang merah pekat layaknya darah,sedangkan warna rambut Gyomei berwarna biru tua.

"Kak Tanjirou,ayo cepat.Kita harus cepat turun gunung dan menjual semua kayu bakar ini" kata Gyomei. Tanjirou hanya tersenyum dan mengangguk. Saat mereka akan pergi datang lah adik ketiga,keempat dan kelima. Lalu mereka berkata "belikan oleh-oleh untuk kami kak" ujar mereka serentak. Tanjirou menjawab "Baiklah,kakak akan membelikan sesuatu yang enak untuk kalian" dan ketiga adiknya pun tertawa mendengar jawaban Kakaknya itu.

Tanjirou dan Gyomei pun pergi turun gunung,saat dalam perjalanan Tanjirou berkata "Kira-kira apa yang di inginkan oleh Neko,Ryo dan Hamura?"

"Belikan saja makanan mereka pasti akan senang" jawab Gyomei. Walaupun memiliki sikap yang tidak sabaran dan mudah marah tetapi Gyomei sangat menyayangi saudara-saudaranya,berbeda dengan Tanjirou yang memiliki sikap sabar dan tidak mudah menyerah.

Saat hari mulai gelap kayu bakar mereka pun habis terjual,dan mereka memutuskan untuk pulang kerumahnya. Tapi saat hendak naik gunung mereka di hentikan oleh penduduk yang tinggal sendiri di sebuah rumah yang agak jauh dari penduduk desa lainnya.

"Apakah kalian hendak kembali ke gunung?" tanyanya

"Betul,kami hendak kembali ke gunung"jawab Gyomei.

"sebaiknya kalian menginap dirumahku dulu malam ini,karena saat malam hari sangat berbahaya" jawab penduduk tersebut

"Tidak apa,kami harus bergegas kembali ke gunung"jawab Tanjirou "Selain itu aku memiliki penciuman yang tajam dan Adikku juga memiliki pendengaran yang tajam" tambah Tanjirou.

"Tidak sebaiknya kalian menginap dirumahku dahulu" tegas penduduk tersebut dia terlihat sangat gelisah.

Karena terus dipaksa maka Tanjirou dan Gyomei adiknya pun menuruti kemauan bapak tersebut.

"Sebaiknya kalian makan dulu,makanan sudah aku siapkan.Dan juga ada teh,harap segera diminum sebelum dingin" "Baiklah."jawab keduanya serentak.

Setelah selesai makan sambil meminum teh Tanjirou pun bertanya "kenapa bapak terus melarang kami untuk kembali ke gunung?"

"Apakah kalian tidak tahu? bahwa saat malam hari adalah saat para iblis yang memakan manusia berkeliaran" jawab bapak itu.

Gyomei terlihat merinding saat mendengar jawaban itu.Kemudian dia pun bertanya "Apakah ada sosok iblis yang memakan manusia?" "Tentu saja ada,dan hal itu sudah sejak jaman dahulu ada." jawab bapak itu lagi. "Sudah, sebaiknya kalian segera tidur.Aku sudah menyiapkan tempat tidur untuk kalian berdua" tambahnya lagi.

Di ufuk timur langit sudah terlihat cerah, matahari mulai menyinari hari menggantikan malam.

Tanjirou dan adiknya pun sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya.

"Terimakasih banyak" kata Tanjirou

"Kami akan pulang ke rumah dulu" tambah Gyomei. Mereka berdua pun begegas kembali ke gunung.

Saat sudah mendekati rumah nya Tanjirou pun berhenti

"Kenapa kakak berhenti?" tanya Gyomei

"Bukankah rumah kita sudah hampir sampai?" tambahnya

"Aa..a..aaku mencium bau amis" Jawab Tanjirou

Gyomei pun langsung bergegas berlari kerumahnya.

Tanjirou pun menyusul di belakang adiknya.

Saat sampai di depan rumah mereka berdua langsung terdiam,seolah pagi yang cerah terdapat petir yang menyambar.

"Ibu....Neko.....Ryo.....Hamura..." teriak Tanjirou dan Gyomei hampir bersamaan.

Semua kebahagiaan yang mereka rasakan selama ini tiba-tiba hilang,saat mereka melihat ibu dan adik-adiknya berlumuran darah. Walaupun dalam keadaan linglung Tanjirou masih sempat mencium aroma asing tetapi dia tidak tahu apakah itu binatang buas atau bukan.

"Apa yang terjadi dengan mereka kakak?" Teriak Gyomei yang sedang menangis tak karuan. Tanjirou sendiri bingung harus menjawab apa. Dia sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. sambil bertanya dalam hati "binatang buas kah yang melakukan ini" tanya Tanjirou pada dirinya sendiri.Tapi saat melihat tubuh Ibu dan adik-adiknya itu adalah suatu hal yang aneh jika binatang buas yang melakukan nya.

Saat menjelang siang Tanjirou dan Gyomei pun selesai memakamkan jenazah Ibu dan ketiga adiknya. Tak lama setelah mereka selesai datang lah seorang pemuda yang membawa katana atau pedang. Wajahnya terlihat murung dan sedikit menyesal.

"Maafkan aku,aku terlambat datang."kata pemuda tersebut. Dilihat dari wajah nya dia masih terlihat muda dan baru berumur dua puluh tahun,dia memiliki wajah yang cukup tampan dan tetap terlihat tenang walaupun dia menyesal karena terlambat datang. Kemudian Gyomei bertanya

"apa yang terjadi,apakah kamu tahu siapa yang melakukan ini?"

"ini adalah perbuatan iblis pemakan manusia" jawab nya.

Tanjirou pun merasa dunia berhenti berputar,ternyata apa yang dikatakan oleh bapak yang tinggal sendirian tadi pagi ternyata benar.

"Apa yang harus aku lakukan?" "kami tidak memiliki keluarga lagi" ujar Gyomei. Tanjirou yang sedang syok pun tak bisa berkata apa-apa,dua hanya terdiam.

Pemuda itu pun terlihat sangat sedih melihat dua bersaudara yang menjadi sebatang kara. "pergilah ke gunung Nikiri,ada seorang guru yang bisa mengajar kalian disitu" "katakan kepadanya Rengoku Kyojuro yang mengutus kalian"ujar Rengoku.

Walaupun enggan,tetapi mereka berdua tetap ingin membalas dendam kepada iblis pemakan manusia tersebut,tetapi mereka sadar jika mereka pergi sekarang untuk balas dendam mereka hanya akan mengantar nyawa mereka saja. Jadi mereka berdua pun menuruti perintah dari Rengoku Kyojuro.

Saat hendak pergi mereka menatap rumah kecil yang dulu mereka tinggali yang sekarang hanya sebuah kenangan saat mereka bersama dengan Ibu dan ketiga adiknya yang sudah meninggal.Dengan langkah yang pasti Tanjirou dan Gyomei pun pergi ke gunung Nikiri tempat yang dikatakan oleh Rengoku Kyojuro.

avataravatar
Next chapter