webnovel

Menaikkan Level Dengan Membunuh

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Shi Yan tidak lagi bisa mengontrol rasa haus darah yang ada di dalam hatinya. Dia menarik nafas dengan kasar lalu terbang ke bawah dari rimbunan dedaunan pohon itu. Inti energi yang berada di tangan kanannya seperti ombak yang bergejolak. Sebuah aura jahat yang kuat dan tangguh, kejam dan ganas bagaikan hendak keluar dari lengannya dan menjadi badai.

"Gawat! "

Raut wajah Ksatria yang hati-hati itu tiba-tiba berubah. Dia segera menengadahkan kepalanya lalu berteriak dengan panik. Kepala Shi Yan seperti sebuah pedang yang tajam mengarah ke mereka. Kabut samar-samar yang mengelilingi tangan Shi Yan menerjang ke arah mereka terlebih dahulu, seketika menutupi seluruh kepalanya.

Rasa benci, putus asa dan emosi negatif lainnya yang tak terhingga, tiba-tiba memasuki mulut dan hidung Ksatria itu. Saat ini,dia merasa dirinya sendiri berada di dalam gelombang lautan darah. Ada begitu banyak iblis jahat hingga tak terhitung jumlahnya sedang naik ke tubuhnya dan menjerat tubuhnya dengan erat, tekadnya terkoyak, bahkan ia juga tak mampu untuk memikirkan menyerang balik.

Kepalan tangan Shi Yan dengan keras menyerang kepalanya, terdengar bunyi tulang retak yang nyaring. Orang ini hanya bisa berteriak kesakitan dengan menyedihkan, saat itu juga dia kehilangan nyawanya. Seluruh energi vital yang ada di tubuhnya tanpa terkontrol masuk ke dalam titik akupuntur yang ada di dalam tubuh Shi Yan.

Ksatria lainnya yang bernama Zheng Tie tercengang, dia segera sadar dan menembakkan peluru asap biru ke atas langit, peluru asap biru itu terbang sampai di tengah-tengah udara tiba-tiba meledak, sekumpulan cahaya biru yang samar-samar terlihat bercahaya seperti matahari kecil.

"Disana!"

Semangat Mo Yanyu berkobar, tanpa berpikir panjang dia segera berputar balik mengejar ke arah tembakan peluru asap biru. Kalu terlihat ragu sejenak, sambil tertawa dingin kemudian mengikuti dari belakang.

"Bocah, kau tidak akan bisa melarikan diri lagi!" Setelah Zheng Tie melepaskan peluru asap biru itu, ia menatap Shi Yan dengan tajam sambil tertawa dingin lalu berkata: "Aku sudah menunggumu begitu lama, kau akhirnya keluar juga. Kali ini aku akan melihat kau bisa kabur sampai ke mana!"

Shi Yan menarik nafas dengan kasar, kedua bola matanya penuh dengan aura negatif, pikiran membunuh yang ada di dalam hatinya bergejolak bagaikan ombak. Energi vital dari Ksatria yang sudah mati itu masuk ke dalam tubuhnya menambah aura negatif yang begitu bengis dan kuat di dalam tubuhnya. Seperti ada sebuah suara yang ada di dalam tubuhnya yang tidak berhenti memaksa dia untuk segera membunuh secara membabi buta.

Zheng Tie sangat merasa puas dalam hatinya ketika melihat Shi Yan hanya menarik nafas dan sama sekali tidak segera bergerak. Dia kemudian memperbesar jarak sepanjang sepuluh meter dari Shi Yan, lalu dengan dingin berkata : "Bocah, sebentar lagi nona Mo dan guru Kalu akan segera datang, kamu sudah pasti akan mati!"

Shi Yan meraung dengan suara rendah seperti monster yang keluar dari sangkar lalu tiba-tiba menerjang ke arah Zheng Tie. Dari tangan kanannya muncul sebuah kabut putih yang samar-samar tampak seperti seekor ular panjang, dia menembakkan kabut tersebut ke arah tengkuk leher Zheng Tie.

Zheng Tie sudah mempersiapkan diri dari awal dan sama sekali tidak melawan Shi Yan, dia hanya mundur ke belakang lagi sejauh sepuluh meter.

Kabut putih yang seperti ular panjang sama sekali tidak berhenti mengejar. Di saat Zheng Tie mundur ke belakang, kabut putih itu tetap saja mengejarnya tanpa henti, seperti ingin melilit seluruh tubuh Zheng Tie.

Zheng Tie dalam hati terkejut lalu mendengus dingin. Pisau tajam yang ada di tangannya kemudian terbang mengarah ke ke arah kabut putih itu.

Kabut putih terbelah menjadi dua karena pisau itu, tetapi sepertinya kabut putih itu masih tetap mengejarnya bahkan sekarang masing-masing kabut yang terbelah berada di tangan kanan dan kiri Zheng Tie. Dua pikiran yang luar biasa jahat itu masuk ke dalam otak Zheng Tie, seluruh tubuhnya bergetar, kedua bola matanya penuh dengan aliran darah segar, Dia merasakan kekuatan yang ada di tubuhnya tidak bisa lagi keluar.

Shi Yan menerjang ke depan, tangan kanannya penuh dengan kekuatan dari seluruh tubuhnya. Satu pukulan tangannya dengan keras memukul wajah Zheng Tie. Dari dalam inti energi, sebuah perasaan haus darah, liar dan tidak sabar melesat keluar dari kepalan tangannya, dengan liar masuk ke dalam otak Zheng Tie.

Seluruh tujuh lubang yang ada di kepala Zheng Tie keluar darah, di dalam kedua bola matanya terpancar rasa ketakutan dan ketidakpercayaan, kaki dan tangannya dingin seperti es, lalu jatuh dengan wajah menghadap ke atas, seluruh energi vital yang ada di tubuhnya mengalir keluar.

Kedua mayat Ksatria itu pelan-pelan mengering, secara perlahan tidak lagi tampak adanya aliran darah di tubuhnya, seluruh energi vital di tubuhnya terkuras habis.

Hasrat haus darah yang ada di dalam hati Shi Yan tidak berhenti meluap, dia berusaha untuk menahan dirinya untuk tidak membunuh secara membabi buta. Dengan tenang dia mengambil semua makanan dan koin kristal kedua orang itu. Seperti monyet liar dia memanjat pohon, kemudian di dedaunan yang lebat itu dia bersembunyi, sambil menjaga dirinya sendiri untuk tenang.

Pikiran haus darah yang ada di dalam hatinya masih ada, sambil menggerakan inti energi, inti energi yang mengalir di lengan tangan kanannya pelan-pelan di simpan ke dalam perutnya, tangan kanannya pelan-pelan kembali stabil.

Bernafas dengan teratur, Shi Yan membuat energi negatif yang ada di dalam tubuhnya satu per satu masuk ke dalam titik akupunturnya, bahkan aura negatif yang ada di kedua bola matanya pelan-pelan menghilang, dengan tenang ia mengawasi dari celah dedaunan ke bawah.

Tidak beberapa lama kemudian, satu per satu bayangan tubuh orang muncul di bawah pohon, yang pertama kali datang adalah dua Ksatria dari keluarga Mo yang sama seperti Zheng Tie berada di level setelah kelahiran tingkat dua, inti energinya juga masih belum bisa mengalir keluar. Wajah mereka berdua berubah menjadi waspada setelah datang, selalu mengawasi sekeliling mereka, takut Shi Yan akan turun tangan lagi.

Beberapa saat kemudian, Mo Yanyu dan Kalu masing-masing datang. Setelah Mo Yanyu datang, dia mengarahkan pandangannya ke arah Zheng Tie dan Ksatria yang satu lagi, lalu dengan pasti berkata: "Ini benar dia!" pandangan matanya terlihat dingin, Mo Yanyu lalu bergerak ke sekelilingnya untuk mencari jejak kaki Shi Yan. Dengan teliti dia mengamati ranting pohon di sekeliling dengan detail.

Jika Shi Yan sebelumnya melarikan diri dengan panik, seharusnya pasti akan mematahkan ranting pohon atau meninggalkan jejak kaki yang dalam. Karena masalah waktu, dia sudah pasti tidak mungkin menghilangkan jejak itu.

Gagasan Mo Yanyu memang tidak salah.

Sayangnya Shi Yan berada di atas pohon, sama sekali tidak pernah meninggalkan tempat itu. Mo Yanyu dengan cepat mencari di sekeliling tempat itu, sayangnya sama sekali tidak berhasil, wajahnya yang cantik terlihat kesal lalu berkata: "Sial, benar-benar kurang ajar! Dia sama sekali tidak meninggalkan jejak apapun!"

Kalu mengelus dagunya, sambil menyipitkan matanya menyapukan pandangan ke sekeliling mereka. Tiba-tiba dia mengangkat kepalanya ke arah langit, lalu tertawa dingin dan berkata: "Bocah, masih tidak ingin keluar? Kau kira bisa terus bersembunyi?"

Dalam hati Shi Yan terkejut, bola mata hitamnya mengkilat. Aura negatif yang setengah mati berusaha di tahannya itu tiba-tiba mengalir keluar!

 "Ternyata benar di atas!" Kalu tertawa dingin, segumpal cahaya hitam aneh keluar dari dalam kedua tangannya. Dalam cahaya aneh itu terlihat titik-titik cahaya suram bersinar. Kalu menembakkan cahaya itu ke arah tempat persembunyian Shi Yan. 

 "Bocah sialan! Aku ingin lihat kau mau kabur kemana!" Mo Yanyu menggertakkan giginya, dalam "Sayatan hijau bulan sabit" terlihat aliran listrik di dalamnya kemudian menerjang ke atas, melesat ke arah daun pohon tempat Shi Yan berada. 

Shi Yan keluar dari dalam dedaunan pohon, sama sekali tidak melihat ke arah Kalu dan Mo Yanyu, setelah turun ke tanah dia kemudian berlari sekuat tenaga menuju semak belukar yang ada di dalam hutan.

Baik Mo Yanyu atau Kalu, mereka berdua mempunyai tingkat level bawaan lahir. Dua orang ini berada satu tingkat di atas Shi Yan. Jika Shi Yan tidak bisa menyerang secara diam-diam mereka dari belakang, maka dia tidak bisa melawan siapapun, apalagi jika kedua orang ini bersama-sama menyerangnya.

 "Kejar!" Mo Yanyu berteriak dengan dingin. Kedua Ksatria dari keluarga Mo itu segera mengejar Shi Yan.

Kalu tidak segera bergerak. Dia mengulurkan tangannya, ternyata segumpal cahaya hitam aneh yang menghancurkan tempat persembunyian Shi Yan hingga menjadi serpihan itu terbang kembali dan menghilang di telapak tangannya. Setelah tertawa dingin sebentar dia baru mengejar dengan cepat.

Kedua Ksatria dari keluarga Mo dengan cepat tertinggal di belakang. Mo Yanyu dan Kalu masing-masing satu di depan satu di belakang, mengejar Shi Yan tanpa henti, jarak kedua belah pihak semakin lama semakin dekat.

Sekumpulan cahaya berwarna biru menembak dari arah depan Mo Yanyu dan Kalu. Cahaya biru itu menyilaukan mata. Mo Yanyu dan Kalu mengawasi Shi Yan dengan ketat, tiba-tiba kedua matanya mereka tidak bisa melihat untuk sementara waktu, keduanya kemudian menabrak pohon yang ada di depan mereka. Ketika penglihatan mereka kembali normal, Shi Yan sudah lari hingga ratusan meter.

 "Peluru asap biru! Kurang ajar!" Mo Yanyu memaki dengan keras, lalu dengan penuh amarah kembali mengejar Shi Yan.

Kalu juga terlihat mulai emosi, mulutnya mengeluarkan kata-kata makian yang kotor. Tubuhnya seperti listrik, dalam sekejap melewati Mo Yanyu. Kalu mengeluarkan kekuatan aslinya, "Bocah, aku akan membuatmu memilih mati daripada hidup!"

Shi Yan kembali menembakkan peluru asap biru. Kali ini Kalu sudah mempersiapkan dirinya dan segera menutup matanya. Ketika cahaya biru dari peluru asap biru sirna, dia baru kembali mengejar Shi Yan.

Kalu memiliki tingkat kekuatan level bawaan lahir, tingkatnya sudah pasti berada jauh di atas Shi Yan. Ketika berlari, tubuhnya sangat ringan seperti pohon willow. Setelah cahaya biru dari peluru asap biru sirna, dia dengan cepat memperpendek jarak dengan Shi Yan.

Cahaya aneh yang berwarna hitam kembali terkumpul di tangan Kalu. Wajahnya terlihat serius, ketika jarak dia dengan Shi Yan hanya tertinggal dua puluh meter, Kalu mengangkat tangannya dan menembakkan cahaya aneh yang berwarna hitam yang seperti granat itu ke arah belakang Shi Yan.

Shi Yan kembali menembakkan peluru asap biru, peluru asap biru itu kemudian bertabrakan dengan cahaya aneh berwarna hitam milik Kalu, setelah itu cahaya berwarna hijau bertebaran di udara, cahaya hijau itu kemudian jatuh berhamburan di dalam hutan, saat itu juga kobaran api mulai menyala .

Dengan menggunakan peluru asap biru, Shi Yan berlari sepanjang perjalanan dengan cepat. Setiap kali jaraknya dengan Kalu mendekat, dia kemudian menembakkan peluru asap biru itu, mencari kesempatan untuk memperbesar jaraknya dengan Kalu dan mengulur waktu untuk dirinya sendiri.

Akhirnya, peluru asap biru yang direbutnya itu terpakai habis. Aliran hangat yang aneh juga keluar dari titik akupunturnya. Shi Yan menyadari energi vital yang ada di tubuh kedua Ksatria itu sudah dimurnikan oleh titik akupunturnya lalu masuk ke inti energi yang ada di perutnya, dan ini memurnikan inti energinya dalam jumlah besar.

Shi Yan tiba-tiba membalikkan badannya, lalu menerjang ke arah Kalu!

Kalu tertawa dingin, sama sekali tidak panik, dia hanya mengumpulkan inti energinya. Dalam sekejap, seluruh tubuhnya diselimuti satu lapisan cahaya gelap, panjang cahaya gelap itu ada setengah meter dan menyelimuti seluruh tubuh Kalu, lalu membungkusnya dengan erat.

Inti energi melindungi tubuh!

Shi Yan terkejut, tetapi tubuhnya sama sekali tidak berhenti. Inti energinya terkumpul di tangan kanannya, tetapi dia sama sekali tidak menggunakan teknik "Amukan", Shi Yan mengepalkan tangannya kemudian memukul ke arah perut Kalu.

Tatapan mata Kalu terlihat memandang rendah Shi Yan, sama sekali tidak bergerak, seperti sedang menunggu Shi Yan untuk mendekati dan menyerangnya.

Satu pukulan tangannya menyerang cahaya gelap yang muncul dari tubuh Kalu. Shi Yan merasakan dirinya seperti sedang memukul gumpalan kapas. Gumpalan cahaya gelap yang ada di tubuh Kalu itu menciut. Pukulan tangan Shi Yan sama sekali tidak menembus cahaya gelap itu dan menuju tubuh Shi Yan.

 "Hi Hi, hanya seorang Ksatria dengan level setelah kelahiran ingin menghancurkan cahaya gelapku?" Kalu tertawa dingin, gumpalan cahaya hitam aneh itu keluar dari telapak tangannya lalu menyerang ke arah dada Shi Yan.

Shi Yan merasa dirinya seperti didorong oleh sebuah gunung, sebuah gelombang kekuatan yang kuat seketika masuk ke dadanya. Dia tidak bisa menahan kekuatan itu dan segera menyemburkan darah segar dari mulutnya, tubuhnya juga ikut terbang ke belakang, dia bahkan mendengar suara patah tulang yang ada di dadanya .

Setelah jatuh ke tanah, mulut Shi Yan memuntahkan semulut penuh darah segar. Dia merasakan tubuhnya seperti hancur, benar-benar sakit luar biasa.

 "Dasar tidak tahu diri." Kalu menggelengkan kepalanya, dengan wajah yang suram selangkah demi selangkah berjalan ke arah Shi Yan, "Bocah, lebih baik kau menurutiku dan kembali menjadi budak obatku. Serangan kali ini aku sudah berbaik hati, jika tidak, kamu pasti sudah mati."

"Ulang sekali lagi!"

Shi Yan berdiri kembali, sambil mengusap darah segar yang ada di bibirnya, kedua bola matanya terlihat penuh kebulatan tekad, lalu tiba-tiba menerjang ke arah Kalu lagi.

 "Hng! Kau benar-benar cari mati!" Kalu tertawa dengan dingin, sama sekali tidak mendesak dan juga tidak mengalah, kemudian mengeluarkan kembali cahaya gelap tadi, seluruh tubuhnya bercahaya dengan cahaya gelap itu dan kembali menutupi seluruh tubuhnya.

Tangan kanan Shi Yan mengepal erat, bertekad penuh untuk menggunakan cara yang sama menyerang ke arah Kalu. Kalu hanya tertawa, lalu berkata: "Bocah, jika kau begitu ingin mati maka jangan salahkan aku."

Ketika menyerang, tangan kanan Shi Yan tiba-tiba menyusut kurus. Satu pukulan ini memukul ke cahaya gelap yang ada di depan tubuh Kalu. Dari kepalan tangan Shi Yan muncul kabut samar-samar berwarna putih, kekuatan dari emosi negatif seperti putus asa, ketakutan, haus darah kemudian menerjang keluar!

Wajah Kalu tiba-tiba berubah warna, dia tidak sempat bereaksi.

Detik selanjutnya, kekuatan mengerikan yang liar dan putus asa itu masuk ke dalam cahaya gelap itu. Shi Yan dengan seluruh kekuatan level setelah kelahiran itu menyerang pelindung cahaya gelap milik Kalu dan seketika itu juga cahaya gelap pelindung milik Kalu meledak dan hancur. Kepalan tangan kanan Shi Yan ditutupi kekuatan jahat itu, seperti sungai yang mengalir masuk ke dalam tubuh Kalu.

Di bawah kekuatan haus darah yang liar itu, pikiran Kalu seperti mengeras, dia sama sekali tidak sempat untuk melakukan tindakan pencegahan apapun.

Di dalam lengan baju tangan kiri Shi Yan tersembunyi sebuah pisau belati, lalu dia menggunakan belati itu untuk menebas leher Kalu. Darah segar keluar dari leher Kalu dan menyemprot ke seluruh tubuh Shi Yan.

Sebuah kepala terbang ke atas langit, lalu jatuh sejauh tiga meter.

Energi vital yang ada di tubuh Kalu tiba-tiba menyebar, bersama dengan rasa tidak rela dan pikiran penuh ketakutan berkumpul menjadi satu, lalu masuk ke dalam titik akupuntur Shi Yan!

Merasakan kekuatan energi vital yang tidak biasa itu, tubuh Shi Yan yang terangsang pelan-pelan bergetar.

Tidak sama dengan Zheng Tie dan Ksatria lainnya, Kalu merupakan Ksatria dengan level bawaan lahir. Inti energinya sangat kental dan tebal. Setelah dia mati, energi vitalnya masuk ke dalam tubuh Shi Yan. Energi vitalnya lebih kuat dibandingkan milik Zheng Tie dan Ksatria lainnya. Shi Yan berdiri disana sama sekali tidak bergerak. Setelah semenit baru selesai menghisap bersih energi vital yang ada di tubuh Kalu.

Setelah melepas satu-satunya ransel yang ada di tubuh Kalu, Shi Yan merasakan seluruh tubuhnya mati rasa. Tangan dan kakinya seperti tidak bertenaga, apalagi lengan kanan Shi Yan yang telah menggunakan "Amukan". Dia bahkan tidak bisa mengeluarkan tenaga sedikitpun. Ini seperti efek samping setelah menggunakan "Amukan", dan itu membuat tubuhnya susah untuk beradaptasi.

  "Kejar!"

Dari kejauhan terdengar teriakan Mo Yanyu. Mo Yanyu tertinggal karena terkena peluru asap biru berkali-kali, setelah lewat beberapa menit akhirnya kembali mengejar mereka.

Yang bersama dengan Mo Yanyu sepertinya ada beberapa Ksatria dari keluarga Mo.

Saat ini beberapa bagian kekuatan yang ada di dalam tubuh Shi Yan seperti ditahan untuk sementara waktu. Dia tidak berani langsung menyerang Mo Yanyu dan Ksatria keluarga Mo. Shi Yan membawa ransel Kalu, lalu dengan menyedihkan menerjang ke arah hutan lebat dan melarikan diri tanpa arah.

  ...

Next chapter