125 Pengakuan Palsu

Sepuluh menit kemudian, seseorang datang ke apartemen itu dan menekan bel rumah. Nastya yang mendengarnya, hanya bisa menoleh ke arah ruang televisi tanpa bisa bangkit berdiri karena Maria ada di dalam pelukannya.

Bel pintu rumah itu kembali terdengar. Nastya masih belum bisa membukanya. Beberapa detik kemudian, ada panggilan masuk ke ponsel Nastya.

"Narendra!" Nastya mengerutkan kening sambil menatap layar ponsel yang terus menyala. Enggan untuk mengangkatnya.

"Untuk apa dia menghubungiku jam segini? Tidak ada kerjaan!"

Nastya menghiraukannya hingga panggilan itu berhenti.

Namun setelah itu, ada pesan singkat masuk ke ponselnya. Itu masih orang yang sama "Narendra!"

Dengan enggan, Nastya segera membukanya. Di sana tertulis kata-kata disertai sebuah foto.

[Berapa kata sandi rumahmu? Bukankah kita harus segera membawa Ibu ke rumah sakit?]

Foto yang Narendra kirim adalah sebuah foto pria itu yah sebuah berdiri di depan pintu rumah Nastya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter