8 Ini Baru Ukuranku

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Banyak baju di ruang ganti, cepat ganti bajumu!" kata seseorang.

Entah sejak kapan Qiao Qinian sudah kembali lagi. Laki-laki itu kini sudah berganti dengan pakaian yang kering dan bersih. Penampilannya tampak segar dengan jubah berwarna abu-abu dan rambutnya yang setengah kering. Tubuhnya dari atas hingga bawah sangat memancarkan aura maskulin laki-laki yang sangat kuat. Ditambah, kerah atasnya yang terbuka separuh, memperlihatkan dada bidangnya yang seksi. Sungguh amat memikat siapapun perempuan yang melihatnya.

"Iya," jawab Ye Jiaqi dengan acuh. Perempuan itu pun langsung berjalan secepat kilat, dia sesekali masih bersin-bersin ketika berjalan ke ruang ganti. Sesampainya di ruang ganti, ternyata benar apa kata Qiao Qinian. Ruang ganti itu benar-benar memiliki banyak macam model baju perempuan. Dia pun lalu memilih satu kemeja simpel berwarna putih dan celana jeans. Mumpung berada di ruang ganti, dia juga sekalian mengeringkan rambutnya.

Dulu, ketika suasana hati Qiao Qinian sedang dalam keadaan bagus, laki-laki itu juga bahkan membantu Ye Jiaqi mengeringkan rambutnya. Tapi, kebanyakan dari itu, semua adalah suasana hati Qiao Qinian yang buruk. Selain itu juga, tiap kali Tuan Qiao membantunya mengeringkan rambut, rambutnya juga langsung berantakan kemana-mana. Dan hal itu benar-benar membuatnya kesal.

"Tuan Qiao, bisa tidak lebih pelan sedikit?"

"Salah, bukan seperti ini cara mengeringkan rambut."

"Pengering rambutnya jangan terlalu dekat, panas tahu!"

"Sudah, sudah. Tuan Qiao, tolong, anda jangan mengeringkan rambutku lagi."

Saat itu, ketika Ye Jiaqi menoleh, dia melihat ekspresi Qiao Qinian yang frustrasi. Tapi, Ye Jiaqi sama sekali tidak berani mengkomplain ketika Tuan Qiao mengeringkan rambutnya.

Seorang pebisnis dan Bos besar, rela belajar menjadi seperti tukang salon yang bisa mencuci rambut, memotong, bahkan mengeringkannya. Saat itu, umur Ye Jiaqi masih kecil, bahkan dia pernah bertengkar dengan Qiao Qinian. Lalu, dia pun berpikir… Ketika Qiao Qinian membantunya mengeringkan rambutnya, mungkin saat itu Qiao Qinian sedang ingin melatih tangannya. Dan kedepannya dia bisa lebih menggunakan hatinya ketika ingin mengeringkan rambutnya.

"Hatcih!"

Untuk kesekian kalinya Ye Jiaqi bersin lagi. Dan yang barusan ini pula, langsung membuatnya tersadar dari lamunannya. Dia kemudian mengusap-usap wajahnya, lalu menatap pantulan dirinya yang ada di dalam cermin. Perempuan kecil saat itu kini sudah beranjak dewasa. Tapi, tetap saja tidak ada yang menonjol dari tubuhnya. Setelah itu, dia menatap cermin dengan senyuman terpaksa yang tersimpul di bibirnya. Ye Jiaqi pun mengikat rambutnya dan segera meninggalkan ruang ganti.

Di kolam renang ini rupanya lumayan dingin, jadi Ye Jiaqi memeluk tubuhnya yang kedinginan. Namun, ketika dia keluar dari ruang ganti, dia lalu melihat Qiao Qinian yang sedang mengacak-acak tasnya.

"Bisa-bisanya anda menyentuh barang orang lain dengan seenaknya!" tegur Ye Jiaqi. Dengan wajah yang tidak senang, dia lalu berjalan beberapa langkah dan langsung merebut tasnya. Dia merangkul tasnya erat-erat dalam dekapannya, seperti sedang melindungi anaknya sendiri. Meskipun demikian, tetap saja Qiao Qinian mengambil sekotak kondom dari tasnya.

Qiao Qinian menatap kotak yang ada di tangannya, lalu menatap wajah Ye Jiaqi yang putih dan mungil, "Aku ingin menyentuh semua barangmu, termasuk dirimu!" katanya. "Ingat, ini baru cocok dengan ukuranku!" lanjutnya. Setelah itu, dia pun melempar kotak yang berisi kondom itu ke arah Ye Jiaqi. Isi yang ada di dalam kotak itu pun berhamburan. 

Ye Jiaqi pun dengan segera menangkapnya, lalu melihat ukurannya. L?! Benar-benar tidak tahu malu! Sangat amat tidak tahu malu! batinnya. Kemudian, dia langsung memasukkan kotak itu ke tasnya. Wajahnya kini terlihat penuh dengan amarah.

"Kamu kekurangan uang?" tanya Qiao Qinian. Dia kemudian menyalakan rokoknya, lalu mengapitnya dengan kedua jarinya. Tatapannya pun sekarang jatuh ke wajah Ye Jiaqi. 

Mendengar suara Qiao Qinian yang serak, Ye Jiaqi juga tampak tidak mengangkat kepalanya. "Tidak," jawabnya dengan singkat.

"Lalu, mengapa berjualan seperti ini?" tanya Qiao Qinian lagi.

"Hobi." jawab Ye Jiaqi sekenannya.

Jawaban ini cukup membuat Qiao Qinian tersedak. Tapi, dia tidak bisa menyangkal kalau hobi ini sangat… unik. "Mulai besok jangan jualan barang ini lagi!" pintanya. TIdak, lebih tepatnya itu adalah peringatan dari Qiao Qinian.

"Mengapa!" bentak Ye Jiaqi. Matanya terlihat melotot ketika menatap Qiao Qinian. Tidak ada hubungan lagi diantara kita! Jadi, buat apa laki-laki itu masih mempedulikanku?! batinnya.

"Kalau kamu sampai membocorkan hal ini, aku tidak segan untuk membuatmu sengsara," kata Qiao Qinian dengan dingin.

"Tuan Qiao, anda tenang. Aku tidak akan memberitahukan ke orang lain kalau kita saling mengenal," jawab Ye Jiaqi dengan yakin.

"Benarkah?" tanya Qiao Qinian.

"Aku sungguh tidak akan memberitahukan ke siapapun kalau kita saling mengenal. Dan lagi, kita dari awal… tidaklah dekat." jawab Ye Jiaqi kemudian.

Qiao Qinian tidak berkata apa-apa. Hanya saja pandangannya terlihat sangat dingin...

avataravatar
Next chapter