6 Dia Takut Mati!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ye Jiaqi mendongakkan kepalanya karena dia merasa canggung, amat sangat canggung… Perempuan itu kemudian menyengir dan langsung memasukkan barang-barangnya kembali dengan asal ke dalam tasnya, lalu menutup resletingnya. Setelah itu, dia berdiri dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

"Aromanya kuat sekali," ucap Qiao Qinian kemudian. Di tengah lift yang kecil ini, suaranya yang berat semakin terdengar seperti sedang menghina. 

Ye Jiaqi lalu berjalan mundur ke belakang, hingga punggungnya menyentuh dinding lift yang dingin, dingin sekali. Bahkan, Qiao Qinian juga sudah membelakangi Ye Jiaqi. Dia tampak memasukkan kedua tangannya ke saku jas nya. Dilihat dari belakang, posturnya memang teramat sempurna. Punggung yang tegap, postur tubuh tinggi jenjang. Seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah, benar-benar menyuguhkan pesona dan estetik dari seorang laki-laki.

Suasana dalam lift saat ini benar-benar mencekam, hingga membuat orang pun sulit untuk bernapas, bahkan terasa sangat hening sekali. Saking heningnya, hingga Ye Jiaqi sampai bisa mendengar debaran jantungnya sendiri.

Tes, tes, tes...

Keringat dingin tampak menetes membasahi telapak tangan Ye Jiaqi. Bahkan, perempuan itu saja sampai tidak berani menatap Qiao Qinian karena dia setakut ini. Pintu lift akhirnya terbuka, dia kemudian langsung berlari secepat kilat untuk keluar dari lift yang menyesakkan itu. 

Melihat Ye Jiaqi yang lari terburu-buru, membuat Qiao Qinian mengernyitkan dahinya. Laki-laki itu pun akhirnya juga berjalan keluar.

Setelah berjalan beberapa langkah, dengan pandangannya yang linglung, Ye Jiaqi kemudian menghentikan langkahnya. Ini belum di lantai 1, ini masih lantai 5! Bodoh! Ini kolam renang! batinnya. Dia lalu menoleh ke belakang, namun dia tidak menyangka ternyata Qiao Qinian juga berjalan keluar.

"Ye Jiaqi!" panggil seseorang.

Suara Qiao Qinian kini terdengar dari balik tubuh Ye Jiaqi. Suaranya tidak dingin dan juga tak hangat, tapi seperti pedang yang langsung menohok punggung Ye Jiaqi. Tubuh Ye Jiaqi terpaku, jantungnya rasanya seperti berhenti berdetak untuk beberapa saat. 

Ye Jiaqi sebenarnya hanya ingin terus berjalan, tapi kakinya terlalu gemetaran. Baru saja beberapa langkah, hak sandal heels yang dia gunakan patah dan membuatnya terjatuh ke belakang.

Byur! Ye Jiaqi kini tercebur ke kolam renang. "Ah!" teriaknya.

Wajah Ye Jiaqi memucat, suaranya terdengar sangat keras karena sedang meminta pertolongan, dan kepalanya naik turun di dalam kolam renang. Reaksi pertama yang dia lakukan adalah melempar tasnya di darat. Kemampuan berenangnya terbilang tidak cukup baik. Jadi, dia menggunakan tenaganya untuk mengambil apa saja yang bisa digunakan untuk bertahan. Tapi, tetap saja mulutnya kemasukan air dan membuatnya terus tersedak.

Raut wajah Qiao Qinian seketika menegang...

Byur! Qiao Qinian pun seketika ikut melompat dan menyelamatkan Ye Jiaqi. Dengan cepat dia tersadar kalau ini hanyalah kolam renang. Karena reaksinya barusan… di rasa terlalu berlebihan.

"Uhuk, uhuk, selamatkan aku, uhuk aku tidak ingin mati…" ucap Ye Jiaqi sambil mengusap wajahnya, seluruh bajunya kini basah kuyup. Tangannya lalu merangkul erat ke lengan Qiao Qinian, erat sekali.

Qiao Qinian lalu mendorong Ye Jiaqi hingga ke tepi kolam renang. Semakin dekat dengan tepi kolam renang, dia juga melepaskan salah satu tangannya. Tapi, Ye Jiaqi saat ini sangat takut, dia justru semakin erat memegang kerah baju Qiao Qinian. Dia! Takut! Mati! Takut mati! batinnya. Tapi Ye Jiaqi saat ini sudah seperti gurita yang menggelayuti tubuhnya, dan Qiao Qinian pun tidak bisa bergerak.

"Lepaskan," satu kata terucap dengan dingin dari bibir Qiao Qinian.

"Tidak! Tidak! Aku tidak akan melepasnya! Aku tidak mau mati! Tidak…" teriak Ye Jiaqi sambil mengibaskan kepalanya, raut wajahnya pun tampak serius. Karena bagaimanapun, tidak akan dia lepaskan. Kedua mata bulatnya kini penuh dengan air mata, ketakutan dan kegelisahan juga terlihat jelas dari sorot pandangannya.

"Kamu tidak akan mati!" ucap Qiao Qinian. Dia lalu mengangkat tangannya, dan dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan jemari Ye Jiaqi yang memegang kerahnya dengan erat. Tapi, baru saja laki-laki itu berusaha, Ye Jiaqi justru semakin mendekat, dan itu membuat tubuhnya tercakar oleh Ye Jiaqi dan darah pun mengalir dari lehernya. 

Di tengah kepanikan Ye Jiaqi, dia tidak menyadari kalau telah membuat Qiao Qinian terluka. Karena, yang ada di pikiran Ye Jiaqi adalah dia ingin segera berpegangan pada tiang tepi kolam renang dan naik ke atas. "Jangan lepaskan aku! Aku tidak ingin mati!" ucapnya dengan terisak. Hal itu sama seperti ketika dia kehilangan anaknya, dia juga tidak pernah terpikir untuk mati. Sebab, rasanya jiwanya seperti sedang ditusuk. 

Qiao Qinian kemudian menundukkan kepalanya, dan pandangannya jatuh ke wajah Ye Jiaqi, "Lepaskan tanganmu!" katanya.

Mendengar Qiao Qinian mengucapkan kalimat yang sama untuk kedua kalinya, tubuh Ye Jiaqi pun tampak gemetaran. Sebenarnya, Qiao Qinian paling tidak suka kalau dia harus mengulangi ucapannya. Sekali saja mengulangi, itu tandanya dia sedang marah. Sangat marah...

avataravatar
Next chapter