7 Pernikahan Kilat

»Keesokan Paginya«

Pagi-pagi sekali Ibu Aira terbang dari Jakarta ditemani beberapa pengawal karena kebetulan suaminya masih ada di luar negeri.

Sesaat kemudian, Ibu Aira sampai di kediaman pak kyai, sudah ada kedua orang tua Ana yang datang lebih dulu.

"Abi ada apa ini? kenapa tiba-tiba Aira di suruh datang pagi-pagi sekali?". tanya Ibu Aira cemas setelah duduk di sofa sambil menatap heran ke arah dua orang di depannya yang tidak lain orang tua Ana.

Pak Kyai langsung menjelaskan kejadian yang terjadi tadi malam, termasuk rencana pernikahan, mendengar penjelasan itu baik Ibu Aira dan kedua orang tua Ana merasa kaget.

"Abi, kenapa begitu mendadak, Ayah Alvin juga tidak ada di sini bagaimana saya akan menjelaskannya? dia pasti akan marah?". kata ibu Aira dengan ekspresi khawatir.

"Aku akan menjelaskannya nanti padanya, toh juga mereka hanya akad nikah setelah itu kembali sekolah dan mengikuti ujian, mereka juga akan tetap tinggal di asrama masing-masing". jelas pak Kyai.

Dengan berat hati ibu Aira mengangguk, tapi dia tidak berani memberitahu suaminya karena dia tau watak suaminya, dia takut kalau dia tau pastinya membuat dia kehilangan ketenangan sedangkan dia sedang mengerjakan projek penting di luar negeri jadi dia memutuskan untuk tidak mengganggu suaminya.

Setelah itu tidak ada lagi yang bersuara, karena bagi mereka apapun yang sudah diputuskan pak kyai adalah perintah yang tidak bisa dilanggar karena mereka tau keputusan pak Kyai pasti baik.

»Masjid Agung pesantren awan putih.«

Di dalam masjid, terlihat dua sejoli terduduk di depan penghulu, mereka berdua menggunakan baju putih, Ana terlihat cantik dengan make up sederhana dan Alvin tampak sangat tampan dengan kopiah hitamnya.

Semua mata tertuju padanya, para santriwati menatap iri ke arah Ana.

"Kenapa bisa mendadak nikah ya, ada apa ini?".

"Aku juga tidak tahu, apakah ini mimpi, pangeran kita jatuh pada Ana ?".

"Iya, tidak pantas sekali Alvin bersanding dengan Ana secara status mereka bagai langit dan bumi".

"Sudahlah jangan asal bicara, nanti didengar ustadzah kita dimarahi!".

Para warga yang menyaksikan pernikahan merasa lega, akad nikah dimulai, hati Ana terus deg degan tak percaya dan sesekali menatap ke arah Alvin yang duduk tenang di sampingnya.

"Ya Allah apa ini nyata? benarkah aku akan menikah secepat ini dan lelaki yang di sampingku ini adalah Alvin". Batin Ana

"Saya terima nikahnya Ana Permatasari dengan maskawin seperangkat alat sholat dibayar tunai". Alvin mengucapkan kalimat sakral itu dengan sekali nafas secara dia menghafal nya sudah semalaman.

"Sah". semua orang yang hadir juga ikut mengesahkannya.

Dan sekarang di hadapan agama Ana resmi menjadi Istri Alvin Mahendra, setelah akad nikah di ucapkan dengan lantang dan satu kali nafas itu, Ana dengan malu-malu mencium punggung tangan Alvin, semua gadis yang menyaksikannya meleleh Baper.

"Aaaaaa Ana kamu beruntung sekali jadi istri Alvin".

"Iya, ya ampun.. terlihat dari mata mereka pancaran kasih sayang yang beracun buat kita yang masih jomblo".

"Iya ya, tolong bantu aku mendaftar di lembaga perlindungan para jomblo, biar rasa iri ini menerima keadilan".

Alvin melirik Ana yang berdiri di sampingnya dengan jantung yang berdebar-debar, entah kenapa dia memilih menikah, padahal dia bisa menyelesaikannya dengan pengaruh ayahnya.

"Apakah keputusanku ini benar?". Batin Alvin.

"Sayang, kamu sekarang sudah menjadi seorang suami, oleh karena itu kamu harus bertanggung jawab sama istrimu, meskipun kalian tidak tinggal bersama". kata Khumaira memberi nasihat buat anaknya.

"Insyaallah ibu". kata Alvin sambil mencium punggung tangan ibunya.

Setelah itu, Khumaira langsung menatap Ana. Melihat Ana yang manis dan soleha, ibu Aira bersyukur, meskipun anaknya nikah muda namun setidaknya dia menikahi wanita yang baik dan orang pesantren seperti hal nya dia yang besar di pesantren.

"Semoga kalian bahagia!". kata Ibu Aira, setelah mengatakan itu, ibu Aira langsung bergegas pergi dengan perasaan yang rumit.

Ibu Aira benar-benar khawatir akan pendapat suami nya, dia bisa membayangkan bagaimana marahnya nanti suami nya jika tau kalau anak laki-laki kebanggaan dan satu-satu nya terpaksa nikah muda atas izin nya . Oleh karena itu, Ibu Aira memutuskan untuk tidak memberitahu suami nya sampai Alvin dan Ana menyelesaikan SMA nya, semua demi ketenangan kedua nya.

"Maafkan aku suamiku! Aku tidak bermaksud membohongimu, akan tetapi ini lebih baik agar kalian berdua bisa menjalankan tugas kalian masing-masing, kelak jika waktu nya aku akan memberitahumu". Batin Ibu Aira seraya berjalan menuju lokasi di mana mobil nya terparkir.

Ana benar-benar mengagumi kecantikan ibu Aira, yang sekarang sudah menjadi ibu mertuanya itu, dia sampai berfikir agar suatu hari nanti dia bisa bicara banyak sama mertua nya itu.

Sedangkan Alvin, hanya menatap kosong ke arah Ibu nya, dia tau betul apa yang dipikirkan ibu nya hanya dengan melihat ekspresi yang rumit dan tidak mudah dijelaskan itu, dia tau kalau Ibu nya sedang mengkhawatirkannya dengan ayah nya yang overprotektif.

"Hati-hati di jalan Ibu, semoga selamat sampai tujuan. Maafkan Alvin karena telah mengecewakanmu, akan tetapi Alvin melakukan ini demi menyelamatkan nama baik kakek dan. Pesantren tercinta". Batin Alvin.

Setelah acara selesai, Alvin dan Ana dibawa kembali ke Asrama mereka masing-masing karena mereka harus menyelesaikan pendidikan nya sebelum mereka akhir nya bisa hidup bersama di bawah atap yang sama, karena itulah peraturan yang mereka sudah setujui.

avataravatar
Next chapter