49 Jangan Terluka !

Melihat Ana menempelkan tangannya di pipinya ekspresi Alvin melunak, tatapannya berubah lembut dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tolong jangan terluka!". ucap Alvin dengan lirih. Ana tersenyum mendengar perkataan Alvin, dia pun mengangguk, meski begitu hati nya sakit melihat Alvin seperti ini.

"Apa kamu begitu mengkhawatirkanku? aku tidak pantas mendapatkan kebaikanmu, aku sudah melukaimu terlalu dalam dengan sikapku padamu, tapi aku tidak bisa melihatmu menentang orang tuamu jika kita kembali".

Ana bersandar di sofa dan membiarkan Alvin melanjutkan membersihkan kedua kakinya setelah dia memberikan anggukan pada Alvin, tanpa sadar Ana tertidur di sofa.

Setelah selesai, Alvin membawa Ana ke kamarnya, dan menidurkannya di tempat tidur. Alvin duduk di pinggir tempat tidur sembari, menatap wajah lugu Ana yang sedang nyenyak tertidur seketika itu dia merasakan kebahagiaannya yang tidak terkira. 

"Ana jangan hilang, mari hidup bersama sampai kita mati, mari kita membayar delapan tahun yang hilang dari kita, aku janji tidak akan ada air mata lagi, Ana aku rindu. Meskipun kamu ada didepanku, aku tetap rindu". 

Setelah bergumam dengan pikirannya, Alvin menyelimuti Ana dan mencium kening nya. Setelah itu dia meninggalkannya di kamar sendiri, tanpa sadar Ana meneteskan air mata, entah karena mimpi atau dia mendengar semua yang Alvin katakan. Setelah lama tertidur, Ana membuka matanya sambil menatap sekeliling, dia menyadari kalau itu adalah kamar Alvin. Ana pun melihat jam di handphonenya, dan itu sudah menunjukkan jam 1:30.

"Astaga sudah setengah dua, aku belum sholat dzuhur, tapi kenapa Alvin tidak membangunkanku?". Ana panik, setelah itu Ana bergegas bangun mengambil air wudhu. 

Selesai sholat Ana menemukan sebuah kertas di meja rias, dan itu dari Alvin. 

"Ana, aku harus pergi ke London, dan mungkin aku sudah ada di pesawat saat kamu membacanya, jadilah baik, tinggalah di rumah ini, temani Zian sampai Ibu nya menjemput, karena kak Elisya akan tiba besok dan langsung menjemput Zian. Dan juga semua kebutuhanmu sudah aku siapkan, motor yang akan kamu pakai kerja juga sudah ada di bagazi, dan aku sudah memasak untuk makan siangmu, jika dingin maka kamu bisa menghangatkannya.

"Ana mengerti isi pesan yang ditinggalkan Alvin, dia pun memilih untuk mengikuti perintah Alvin. 

Sesaat kemudian Ana keluar dari kamar, dan memeriksa Zian yang sedang tidur siang di kamarnya. Setelah itu dia pergi ke dapur dan melihat masakan yang sudah dibuat Alvin untuknya, dengan senang hati dia memakannya dengan lahap.

Keesokan Harinya. Ana dan Zian sedang menikmati sarapan dengan gembira, tiba-tiba Eza datang dan bergabung bersama mereka. Yang benar adalah Eza sudah ditugaskan untuk menjaga Ana dan Zian. 

"Kakak ipar aku akan menjadi supirmu hari ini". kata Eza dengan semangat.

"Tidak perlu, Alvin sudah menyiapkan motor untukku, jadi biar tidak sia-sia maka aku akan memakainya". ucap Ana dengan santai.

Eza hanya mengangguk dan kembali menikmati sarapannya. Setelah sarapan dan berpamitan dengan Zian, Ana keluar dan melihat motor yang sudah disiapkan pelayan untuknya. itu honda scoopy berwarna merah, terlihat cantik dan Ana sangat menyukainya. Dengan suasana hati yang baik Ana berangkat ke kampus. 

Beberapa menit kemudian dia sampai di depan kampus, namun tidak di duga dia bertemu dengan pasangan pengantin baru. Seperti biasa Violin memamerkan kemesraannya, namun Ana menganggapnya tidak ada, tapi yang tidak diketahui Violin, Aldi malah mengejar Ana. 

"Ana tunggu, apakah kita bisa bicara sebentar?". Ana menoleh ke arah Aldi dengan ekspresi yang rumit.

"Aldi kenapa kamu mengajaknya bicara?, apakah kamu masih cinta sama dia? 

"Violin memegang tangan Aldi bermaksud menghentikannya. Sayang nya Aldi malah melepas tangan nya dan kembali bicara sama Ana.

"Berikan aku waktu lima menit saja!". kata Aldi dengan nada memohon. Violin semakin geram, ada bola api di matanya detik itu juga.

"Aldi, jika kamu bicara sama dia maka aku akan marah besar padamu". ancam Violin.

Mendengar ancaman Violin, Aldi langsung menatap Violin dengan sinis sembari berkata, "Kamu hanya istriku, kamu bukan bos ku, sekarang lebih baik kamu masuk dan biarkan aku bicara sama Ana, aku ada urusan penting dengannya".

Mendengar perkataan Aldi, Violin merasa tersambar petir, ekspresinya gelap, dia memberikan tatapan mematikan buat Ana.

Melihat pasangan yang berdebat di hadapannya, itu membuat Ana merasa bersimpati dengan Violin, ada syukur di hatinya. Ana berfikir kalau Allah itu sangat baik padanya, karena dia tahu Aldi bukan lelaki yang baik buatnya, maka Allah menyingkir kan Aldi dari hidupnya. Allah kemudian membawa Alvin kembali dalam hidupnya meskipun dia tidak tahu seperti apa akhir yang akan di milikinya dengan Alvin.Tapi jika dia kembali dipersatukan oleh Allah, meskipun Alvin dikenal sebagai serigala berdarah dingin setidaknya dia tidak akan pernah membentak atau berkata-kata kasar padanya.

Aldi menatap Ana dengan penuh harapan. 

"Bagaimana Ana?". 

"Katakan, apa maumu?". tanya Ana dengan acuh tak acuh sedang Violin diam membisu disamping Aldi sambil menggertakan giginya. 

"Begini, bisakah kamu mempertemukan aku dengan Tuan Jhon?". ucap Aldi. 

Ana tersenyum pahit kearah Aldi setelah itu dia berkata, 

"Maaf, saya tidak terlalu dekat, dan saya harus segera masuk, permisi". Kata Ana mempersingkat perkataannya dan langsung berbalik tanpa menghiraukan Aldi lagi.

Setelah tiba di ruangan nya, Naya memanggil Ana dengan heboh. " Ms.Ana, kenapa kamu masih di sini? kita di tunggu di ruang rapat". Ana hampir lupa kalau hari ini ada rapat dengan orang-orang yayasan, Direktur , Rektor dan para dosen.

avataravatar
Next chapter