14 Mobil Baru Untuk Helena

Keduanya seketika bagai dirasuki setan. Saling berpelukan erat dan saling melumat bibir (kok setan terus yang disalahin?) Dan bahkan kini keduanya sama-sama berbaring sambil saling mencumbu satu sama lain.

"Eh, di sini gak enak... kita ke kasur yuk!" justru Leny yang mengajak duluan. Ia tanpa segan-segan pula melepaskan seluruh pakaian dalamnya!

Si dukun yang wajahnya sedikit tampan (ingat, cuma sedikit aja ya tampannya, gak banyak! Soalnya kalau tampan banget itu sudah jatahnya tokoh utama) tersenyum simpul. Ia merasa senang karena ilmu 'petet gairah birahi' yang baru dipelajari nya seminggu yang lalu benar-benar menunjukkan reaksi yang hebat terhadap Leny. Dan itu pertanda kemampuan itu sudah bisa ia praktekkan untuk menolong pelanggan-pelanggannya yang lain, yang rata-rata adalah remaja patah hati.

***

Dokter Yanuar datang justru malam hari. Ia mendapati Rusman sedang duduk di depan televisi dengan wajah bahagia, namun ia sedikit kebingungan karena tidak mendapati Helena di kamarnya.

"Di mana anak itu?" tanya sang dokter.

"Di ruang fitness," jawab Rusman santai. Ia kembali menyeruput kopi yang ia seduh sendiri. Karena semenjak Helena ada di rumah itu, seluruh pembantu yang ada di rumah ia rumahkan sementara dengan catatan gaji mereka tetap ia bayarkan.

Dokter itu ternganga. "Ruang fitness? Ngapain dia?" Dokter itu semakin bingung. Tapi kemudian muncul kecurigaan di hatinya. "Astaga, Pak Rusman... anda tidak memberikannya..."

"Minyak bintang?" Rusman menyahut seraya tertawa. "Justru karena kuberikan minyak berdaya magis itulah ia seketika berubah drastis dari seorang pasien tidak berdaya, menjadi seorang wanita enerjik yang siap menjadi pembantu profesional di rumah ini! Ayolah dokter, duduklah! Santai saja! Kau sudah lihat mobil yang kubelikan untukmu di garasi?" Ia merangkul pundak dokter itu menyuruhnya duduk di sampingnya.

Dokter Yanuar geleng-geleng kepala. Pasalnya ia pernah melarang Rusman untuk menggunakan minyak berdaya magis tinggi itu kepada Helena mengingat kekuatan magisnya kendati mampu menyembuhkan cedera tubuh seseorang, namun menyimpan resiko magis yang lain.

"Kau tahu sendiri bukan? Aku tak mau ambil resiko kalau anak itu cacat seumur hidup atau meninggal dunia, jadi kutempuh saja resiko apapun asal ia selamat dan sehat wal afiat," kata Rusman sambil menepuk-nepuk pundak dokter keluarga itu. "Sudahlah. Sekarang kita rayakan saja kebahagiaan ini. Kau belum mau lihat mobilmu di garasi? Aku membelinya seharga satu koma enam milyar. Jangan anggap aku terlalu berlebihan! Kuanggap ini sebagai balas jasa atas usahamu menyelamatkan anak itu..."

Dokter Yanuar tercengang.

"Dan untuk anak itu, aku sudah belikan mobil seharga dua koma lima milyar, juga sudah terparkir di garasi" tambah Rusman pula. "Kunci nya semuanya akan kuserahkan pada kalian malam ini juga."

Dokter Yanuar hanya terenyak bingung di kursinya. Bingung melihat sikap aneh dan berlebihan Rusman kepada dirinya dan gadis itu. Bingung pula mendapati kenyataan kalau pasien yang dirawatnya kini justru asik memainkan alat fitnes pula.

"Oke, sebelum kau melihat mobilmu dahulu, mari kita lihat kelakuan anak itu di ruang fitness. Oh, sebentar. Nanti kau jual saja mobilmu yang lama ya. Uang nya bisa kau simpan, mungkin kau bisa gunakan untukmu menikahi kekasihmu," kata Rusman. Wajahnya terlihat bahagia.

Rusman dengan bersemangat mengajak dokter muda itu menuju ruang fitness yang ada di belakang rumah. Ruang itu sebenarnya sudah lama ia sediakan untuk keperluan isterinya berolah raga agar bisa sehat dan awet muda serta awet cantik. Tapi rupanya sang isteri justru lebih senang ngumpul-ngumpul dengan teman-temannya sesama isteri pengusaha, doyan shopping menghamburkan uang dan jalan-jalan keluar negeri. Saking getolnya kelayapan ke luar negeri ia bahkan bela-belain menyekolahkan anaknya ke Amerika sebagai modus hobinya jalan-jalan. Alasannya menengok anak, lah dan sebagainya.

Mereka tiba di ruang fitness, dan dokter Yanuar mengerutkan alis saat melihat gadis itu sedang asik mencoba peralatan fitness dengan hanya mengenakan gaun seksi berwarna pink.

"Aku sudah sarankan agar dia menggunakan baju senam, dan itu memang sudah kusediakan, tapi dia justru lebih suka mengenakan gaun itu," kata Rusman seperti mengerti akan sikap heran dokter Yanuar.

"Sepertinya anak itu di masa lalunya memang hobi fitness, dengan karakter rada-rada genit," kata Rusman sambil tertawa. "Itu salah satu sifat yang disukai para pria dari kaum wanita. Dia benar-benar wanita yang sempurna..." desis Rusman sambil memandang penuh kekaguman dari balik kaca.

Dokter Yanuar mengerutkan alis. Menatap pengusaha sukses itu dengan tatapan seakan-akan pria itu semakin aneh dalam pikirannya.

"Apa rencana Pak Rusman selanjutnya dengan anak itu? Apakah mengembalikan dia ke orang tuanya? Dia sudah sembuh..."

"Oh, tidak! Tidak! Ia harus tetap berada di rumah ini sampai kasus tabrak lari ini selesai secara damai..." Rusman cepat-cepat menyahut. Ia lalu menatap dokter Yanuar penuh arti. "Aku sampai sekarang masih penasaran, siapa identitas anak ini sebenarnya. Siapa namanya, alamatnya di mana, dan bersekolah di mana... tapi bagiku hal itu tidak penting. Aku bisa saja memberikan identitas palsu padanya selama dia masih hilang ingatan. Selama dia tinggal di sini..." Rusman berbicara seakan kepada dirinya sendiri.

Dokter Yanuar mengangguk-angguk. Seakan-akan mengerti padahal ia semakin heran.

Helena terlihat mencoba beberapa peralatan fitness yang lain. Hampir semuanya ia coba, dan ia meringis sendiri saat mencoba mengangkat sebuah barbel yang cukup besar. Gadis itu jatuh terduduk di lantai dengan nafas megap-megap.

Rusman tersenyum sendiri. Merasa geli. "Kau lihat sendiri kan, dokter? Dia begitu menikmati berada di tempat ini..." katanya. "Padahal aku sudah katakan kalau dia adalah pembantu di rumah ini, dan dia percaya. Tapi kelakuannya seperti tidak mencerminkan seorang pembantu..." lanjutnya sambil tertawa.

"Anda tak mudah menipunya, Pak. Kendati seseorang kehilangan ingatannya, namun ia tetap hidup dengan alam bawah sadarnya yang telah diprogram oleh masa lalu nya. Karena masa lalunya bukan pembantu, ya pikirannya juga bukan pikiran pembantu," kata dokter Yanuar sambil ikut-ikutan tertawa.

"Dia cantik sekali..." desis Rusman tanpa sadar. Sambil terus memperhatikan tingkah laku Helena yang mencoba lagi peralatan jogging.

Dokter Yanuar tercengang. "Memang kenapa kalau dia cantik...?"

Rusman tersentak. "Oh, aku lupa untuk menunjukkan mobilmu tadi. Ayo kita le garasi..." Rusman cepat-cepat mengajak dokter keluarga itu ke garasi besar samping rumah. Seakan-akan berusaha mengalihkan pembicaraan.

Dan benar saja apa yang dikatakan Rusman. Dokter Yanuar tercengang saat melihat dua buah mobil mewah yang masih baru tersimpan di dalam garasi, diletakkan secara terpisah dari deretan mobil yang lain. Satu buah ukurannya lebih besar dari yang lain, tapi sama-sama berpenampilan mewah, berwarna hitam metalik.

avataravatar
Next chapter