1 1. SMA baru

Namaku Roro, ini pertama kalinya aku mencari sekolah yang jauh sekali dari rumahku. Ya... SMA favorit... setiap anak pasti punya impian dalam hidupnya untuk bisa masuk di sekolah favorit. Beruntunglah aku bukan dari golongan orang tua yang kaya. Jadi tidak perlu dipaksa untuk masuk ke SMA menurut pilihan mereka. Aku cukup senang menjalani hidupku. Ini pertama kalinya aku naik bus, senangnya. Sampai di tikungan ini aku diam untuk berganti angkot... dengan bekal bertanya aku sampai di tempat ini. "Di mana tempat mendaftarnya?" disana dek kata satpam itu. Lalu aku bergegas ke tempat pengambilan formulir biaya pendaftarannya 50 ribu. Itu termasuk mahal, buatku. Aku harus menghemat uang jajanku selama sebulan untuk biaya daftar dan ongkos ke tempat ini.

Seminggu kemudian aku kembali ke tempat ini untuk ujian masuk. Banyak sekali yang harus aku jawab mulai dari soal matematika, IPA, dan Bahasa Inggris. Selesai ujian aku duduk di bawah pohon rindang. Aku berpikir bagaimana aku pulang, aku tak punya ongkos. Diam dan berpikir. Sama seperti anak pada umumnya. Aku juga merasa apakah akan lolos?lalu jika lolos bagaimana nanti?apakah aku mampu?. Tiba tiba seseorang menepuk pundakku. "Roro, kamu ujian juga?" aku terperanjat iyah dia aji, teman sekelas ku di SMP dan SD. "Kamu tes juga ji?" "iyah... ooo", jawabku. Lalu dia tersenyum "Aku aja bisa, kamu pasti lebih bisa dariku", katanya. Aku hanya tersenyum. "Kita pulang bersama, aji berkata". Baiklah.

Sebulan kemudian pengumuman hasil test. Aku bilang kepada ayahku... "Ayah aku lulus, aku ingin bersekolah di sana, apakah bisa?". Keluargaku bukan keluarga mampu ayah hanya seorang karyawan swasta dengan gaji kecil, ibu tidak bekerja. Disaat yang sama adikku masuk SMP. Ayah berkata " Ayah akan coba ajukan pinjaman supaya kamu bisa masuk ke sana". Bahagia sekali hatiku saat itu. Lalu aku pun mengikuti serangkaian kegiatan masuk di sana. Kagum aku melihat sekolah yang megah.... semua tertata rapi dari mulai kantin dan lainnya... tiga lantai sangat jauh berbeda dengan ketika aku SMP.

Aji menepuk pundakku, akhirnya kita bersekolah disini. Aku tersenyum dan berkata " jangan bilang kita sekelas lagi, aku bosan sekelas terus denganmu". Dia tersenyum dan berkata "tenang bukan hanya kamu yang akan sekelas denganku, lima teman kita juga mungkin akan sekelas". Kamu serius? Dia tersenyum dan berkata iya.

avataravatar