webnovel

Selamat datang di Semarang

Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika Ada Kesamaan Nama Tokoh, Tempat Kejadian Ataupun Cerita, Itu Adalah Kebetulan Semata Dan Tidak Ada Unsur Kesengajaan.

‐---------------------------------------------------------------------------

Siang itu di dalam ruangan Komite Medik Rumah Sakit (Rumkit) Bhayangkara Tingkat 3 Semarang Peleburan, tampak dua perwira menengah sedang berbincang santai.

"Jadi bagaimana terkait kredensial besok dokter Slamet? Apakah jadi kita menerima dokter umum baru yang baru pulang dari Jepang itu?" tanya pria kekar dan tegap berwajah rupawan berseragam PDH dengan pangkat AKBP sembari memegang gelas kopi hitam pekat ditangan kirinya.

"Siap, seharusnya bila sesuai jadwal anak itu akan datang jam 11 siang besok selasa dokter Teguh" jawab dokter Slamet, seorang dokter Bedah Umum berpangkat Kompol yang berwajah khas Jawa Tengah, berkulit coklat dengan alis tebal seperti ulat bulu di Film Sinchan dan perawakan gagah layaknya polisi sewajarnya.

"Saya baca di curiculum vitaenya anak itu lama ya sekolahnya, sampai telat 2.5 tahun, padahal kurikulum kedokteran saat itu sudah cepat tidak seperti jaman kita muda, kenapa bisa begitu?" tanya AKBP Heru.

"Benar Komandan, memang anak ini sempat lama sekolah, namun dari penyelidikan saya, itu dikarenakan dia bermasalah dengan salah satu staf pengajar diuniversitasnya" jawab Kompol Dr Slamet , SpB

"Oh, masalah apa?" Tanya dr Teguh tertarik.

"Izin Komandan, anak ini kebetulan berpacaran dengan siswi keperawatan di akper dibawah naungan Universitas yang sama dengan anak ini, dan siswi Akper ini hamil, karena hamil maka sesuai peraturan maka siswi Akper ini dikeluarkan. Berhubung anak ini pacarnya, maka dari pihak Fakultas hendak mengeluarkan anak ini" jawab Kompol Dr Slamet,SpB.

"Akan tetapi kenapa sekarang bisa tetap jadi dokter?" tanya AKBP Dr Teguh,SpPD,KGEH dengan penasaran.

"Nah disitu menariknya Komandan, karena kegigihan dari anak itu mempertahankan posisinya sampai menempuh jalan hukum, dan karena penyelidikan dari kepolisian ditempatnya, terungkaplah bahwa rupanya pelaku yang menghamili siswi keperawatannya itu adalah Dr Ambu, seorang dokter pengajar di Universitas tempat anak itu belajar yang berselingkuh dengan Amel,siswi keperawatan itu hingga hamil. Dr Ambu ini pula yang mengeluarkan Amel serta mengkambing hitamkan dr Arlian yang besok akan kredensial." Kompol dr Slamet, SpB menjelaskan.

"Oh begitu ceritanya, lalu nasib dr Ambu itu bagaimana?"tanya dr Teguh sembari mengerutkan alis menunjukan muka serius.

"Pada Akhirnya dr Ambu dicabut izin prakteknya oleh IDI serta ditangkap polisi karena selain dakwaan perselingkuhan dari penyelidikan lebih lanjut banyak korban-korban serupa yang dicabuli serta diperas"

"Bagus! Keadilan harus ditegakkan" Seru AKBP dr Teguh,SpPD,KGEH bersemangat.

Perbincangan itu dilanjutkan dengan membahas masalah-masalah internal rumkit yang perlu diselesaikan sampai tak terasa waktu sudah menunjukan jam 16.00 di jam dinding yang menempel di dinding belakang meja kerja AKBP dr Teguh SpPD,KGEH.

"Izin Komandan,waktu sudah menunjukan pukul 16.00 saya izin balik kanan, ada rencana operasi elektif di rs luar" lapor Kompol dr Slamet, SpB saat melirik jam dinding yang menunjukan waktu sudah jam 16.00 sore.

"Baik,silahkan."

Kompol dr Slamet, SpB bergegas berdiri, memberi hormat lalu meninggalkan ruangan kantor dr Teguh.

‐-------

Dipintu kedatangan Bandara Ahmad Yani tampak seorang pemuda gagah berumur 26 tahun dengan perawakan ideal dan wajah tampan sekilas mirip Kim Taehyung namun bermata lebih besar,kulit lebih coklat dan badan lebih berotot sedang kebingungan mencari cara untuk pergi ke destinasi tujuannya sembari membolak balik peta berbahasa jepang. Dari jauh seorang perempuan cantik khas orang Sunda berusia 23 tahun dengan wajah mirip Wika Salim memperhatikan dengan seksama apa yang dilakukan pemuda gagah itu dengan rasa ketertarikan yang tinggi.

Didorong rasa ketertarikannya yang tinggi melihat ketampanan pria bermuka mirip Taehyung itu, perempuan cantik ini memberanikan diri untuk mendekat dan menyapanya..

"Anyong haseo Oppa.." Sapanya ke pria yang didekatinya

"Maaf, saya bukan orang Korea, dan saya kurang bisa bahasa Korea" jawab pria muda itu.

"Oh maaf.. maaf saya kira kamu turis, soalny saya perhatikan kamu daritadi seperti kebingungan dan membolak balikan peta dan muka kamu mirip oppa - oppa Korea" jawab perempuan itu dengan muka memerah karena malu.

"Ah ngga kok, saya hitam begini, mana mungkin saya orang Korea, tapi benar si saya sedang bingung mencari cara ketujuan saya, karena ini pertama kali saya ke Semarang" ujar pria berwajah mirip artis Korea itu.

"O begitu, selamat datang di Semarang.. Ngomong-ngomong siapa nama kamu, saya Paramita Sumiyanti,panggil saja Rami" Tanya Rami sembari mengulurkan tangannya.

"Nama saya Arlianto Okto Saputra, kamu bisa panggil saya Lian atau Okto" jawab Lian sambil menyambut hangat jabat tangan Rami.

"Ok Lian, salam kenal, karena kamu baru pertama kali kesini, kebetulan saya juga sedang santai, apa boleh saya bantu kamu memandu ke tempat tujuan kamu? tanya Rami.

"Wah kamu baik sekali, boleh Rami, kalau kamu tidak keberatan" jawab Lian senang.

Dipandu Rami mereka pun memesan taksi online dari lokasi pemesanan taksi online. Setelah taksi online sampai mereka berdua masuk dan duduk di kursi penumpang

"Kamu darimana asalnya Lian?" Tanya Rami penasaran.

"Saya dari Jakarta, Rami"

"Dari kecil di Jakarta atau bagaimana?" tanya Rami penasaran.

"Saya lahir di Jakarta tapi setelah lulus kuliah saya pindah ke Jepang, 2 tahun saya kerja disana dan karena adik tiri saya diterima sekolah di Semarang dan tidak ada sanak saudara di Semarang saya diminta orangtua saya tinggal dan kerja di Semarang untuk menemani dan menjaga adik saya" ujar Lian.

"Jadi kamu akan tinggal dengan adik kamu?" tanya Rami.

"Oh tidak, saya kontrak rumah dekat tempat dimana saya akan kerja, kebetulan teman saya ada rumah yang dikontrakan jadi, saya akan tinggal disana, sedangkan adik saya tinggal di asrama"

"Baiklah, omong-omong, kamu lapar ga, kebetulan waktu sudah menunjukan jam 18.00, dan aku belum makan dari siang, kalau kamu lapar nanti setelah memindahkan barang kamu ke kontrakan kita pergi makan yuk" tanya Rami.

"Boleh, kebetulan saya juga lapar nanti setelah selesai memindahkan koper ke kontrakan baru saya,kita pergi makan" jawab Lian dengan tersenyum menyambut ajakan Rami.

Rami bahagia karena malam ini dia bisa mengajak pria berwajah tampan makan malam bersama, karena sejujurnya didalam hatinya ada rasa tertarik kepada sosok Lian.

Sesampainya didepan tempat yang Rami dan Lian tuju, Rami terkesima melihat rumah kontrakan yang disewa Lian. Rumah dua tingkat dengan halaman depan yang cukup besar kira-kira sebesar lapangan basket dengan luas rumah kira-kira 1200 meter persegi. Bangunan kokoh bergaya eropa kuno yang angkuh dengan 4 pilar besar yang tinggi disamping pintu masuk utama makin mengangkuhkan penampilan rumah kontrakan yang akan di kontrakan Lian.

Didepan sudah menunggu seorang pria tua berusia sekitar 65 tahunan memakai jas hitam disampingnya kanan kirinya masing-masing ada 5 orang muda yang terdiri dari 4 laki-laki muda usia sekitaran 20-25 tahun memakai baju jas seperti pelayanan-pelayanan eropa dan 6 perempuan usia sekitaran 17-25 tahun memakai seragam maid ala pelayan aristokrat Eropa.

Saat Lian dan Rami keluar dari mobil taksi laki-laki tua itu menyambut dengan hangat "Selamat pagi Tuan Muda Lian, selamat datang di Semarang"

Next chapter