6 Mutasi Sihir (2)

pagi hari dihalaman rumah mereka, Hans mengajarkan William untuk melatih mana dalam tubuhnya. Pagi sekali mereka bangun dari tempat tidurnya bahkan ayam belom sempat berkokok menyambut hari.

Mereka duduk bersila dan menaruh tangan di kedua lutut mereka.

"tutuplah mata mu dan bernafas"

William menutup matanya dan mulai bernafas menggunakan mulutnya.

"salah, bernafaslah menggunakan hidungmu bukan mulut mu. Rasakanlah udara yang masuk kedalam tubuh mu ikuti alirannya"

William mengikuti arahan Hans, perlahan lahan William mengalami perubahan aura disekitarnya. dia terus berkonsentrasi dan mengabaikan suasana tersebut.

Hans disampingnya memperhatikan dan melihat perkembangan mana di sekitar tubuh William. Dia terus memikirkan perkataan Hermes, ada yang tak beres dengan anak ini. Entah dia berbakat atau memang dia salah satu calon penerus tingkatan mananya terlalu mengerikan. Hans terus memperhatikan William dia mengikuti aliran mananya dari kepala sampai tangan dan lalu menyadari keanehan ditangannya. sebuah bintik putih terdapat di tanganya "apa itu baru" fikirnya. Dia pun memutuskan untuk mengabaikannya dan meneruskan meditasi hingga ayam jantan berkokok.

*kukuruyuk

"bukalah mata mu? sekarang jelaskan apa yang kau rasakan!"

"perasaan aneh, tubuhku terasa panas dan seperti ada cairan yang mengalir dalam tubuh ku"

Hans tersenyum dan menjelaskan

"itulah energi atau yang kita sebut Mana, dia mengalir seperti darah dalam tubuhmu dan menyebar keseluruh bagiannya. sekarang, apa kau tau darimana Mana berasal?"

"keturunan? bawaan lahir"

"kurang tepat. Mana berasal dari jiwa itu sendiri, ini seperti energi tak khasat mata yang berasal dari jiwa mu"

"jadi? apa keturunan darah bisa mempengaruhi jiwa itu sendiri?"

"sedikit, seperti kau dan aku contohnya. Kita berasal dari keturunan ras yang memiliki kekuatan mana yang sangat berlimpah"

"ras? apa maksudnya ras? bukankah kita sama sama manusia?"

"Dalam bentuk ya, tetapi...."

"apa?"

"kau masih ingat cerita tentang seorang gembala yang dulu ku ceritakan?" menaikkan satu kakinya dan mulai berdiri"

"ya, saat Ibuku pergi kau menceritakan itu"

"ya.... Awalnya tak pernah ada penyihir didunia ini, semenjak kemunculan sang pengembala pertama dunia perlahan mulai berubah menjadi aneh. banyak hewan dan tumbuhan berubah menjadi sesuatu yang mengerikan dan menakutkan tak sedikit pula yang berubah menjadi menyembuhkan. Begitu pula manusia, Banyak dari mereka berubah menjadi seperti raksasa, berintraksi dengan tumbuhan maupun binatang, menggunakan sihir, dan masih banyak lagi."

"sebenarnya apa peranan kehadiran dia didunia ini?" saut William

"aku tak tau, Para alkemis pelajar terdahulu mereka satu satunya kelompok yang mempertanyakan ini. apa sebenarnya yang terjadi? tak lama setelah perubahan mereka, mereka berkumpul dan mempertanyakan sebab akibat perubahan dunia ini. banyak dari mereka beradu mulut tapi tak satupun yang bisa dinyatakan benar, barulah seseorang mengingat akan sebuah kerajaan dan raja tiran yang hancur dibenua sana. mereka akhirnya pergi menemui sang pengembala dan menanyakan jawabannya, tetapi semakin dekat mereka dengan dia semakin besar juga perubahan yang mereka dapati sampai akhirnya mereka berubah seratus persen dan menjadi sesuatu yang kita sebut ras."

"semenjak saat itu mereka memutuskan sebab akibat perubahan dunia ini dan menamainya dengan Mutasi Sihir" lanjutnya

"jadi apa Mutasi itu masih berlanjut ke pengembala selanjutnya?"

"tidak, 60 tahun setelahnya pengembala itu mati dan pengembala baru hadir dengan kekuatan yang berbeda."

"hmm, jadi apa sebenarnya Mutasi sihir itu?"

"bisa dibilang itu sebuah penggunaan sihir yang menyebabkan penyimpangan dalam kondisi tubuh dan jiwa manusia. itu bisa dilakukan siapa saja tetapi hasilnya tak pernah memuaskan"

"tunggu, mereka mencoba menggunakan kekuatan pengembala pertama?"

"ya, Mutasi dari zaman dahulu sudah biasa. Evolusi, Perubahan cara hidup, Perubahan cara mencari harta dan lainya adalah salah satu akibat mutasi."

"lalu apa mereka berhasil? memutasi kembali manusia tersebut?"

"sudah cukup untuk hari ini. matahari sudah hampir muncul sempurna"

"tapi kau belum menceritakan semuanya. kenapa kau selalu berhenti disaat bagian terbesar akan muncul?"

"cepat atau lambat kau akan mengetahuinya, cerita itu bahka tertulis hampir disemua buku anak - anak. perbanyak saja membaca"

"oke, kalau begitu aku akan melanjutkan kegiatan ku" William berdiri, dia mulai meregangkan tubuhnya dan bersiap untuk pergi.

"tunggu dulu Will! kau tau jiwa yang kuat memerlukan tubuh yang kuat? mulai dari hari ini teruslah berlatih meditasi sampai ayam berkokok dan mulailah melatih tubuh mu"

"apa yang harus ku lakukan? untuk melatih tubuh?"

"untuk saat ini, mulailah dengan berlari dahulu. sampai tengah hari"

"serius?"

Hans menatap William dengan Bingung

"kau fikir? aku beranda?"

"tanpa henti?"

"oh tuhan, baiklah. putari desa ini 10 kali lalu istirahat selama 30 menit lalu putari lagi sebanyak 5 kali"

"ta tapi"

"CEPAT!!!"

William bergegas berlari mengelilingi desa dengan terbirit birit. Hans berjalan menuju pintu rumah, terdapat monika sedang duduk dikursi dihalaman rumah. Hans menghampiri Monika dan mengapai tangannya dan membolak balikkan telapak tanganya. dia melihat dengan penasaran tangan monika.

"Ada apa Hans?"

"apa rambut William berwarna putih?"

"kau mengira itu warna apa?"

"tidak, hanya saja... apa dari dulu rambutnya berwarna putih? sedari bayi?"

"seingatku. serius, ada apa?"

"sepertinya dia kekurangan melanin dalam tubuhnya"

"apa yang membuatmu berkata seperti itu?"

" aku perhatiakan dengan seksama tanganya memiliki sesuatu hal seperti bintik putih besar. itu tidak terlalu jelas terlihat karena kulitnya yang lumayan terang"

"apa ini ada hubungannya dengan penelitian Hermes?"

"aku tidak tau. tapi sepertinya tidak, kekurangan melanin adalah suatu gejala genetika dan bukan disebabkan oleh mana."

"lalu apa yang harus kita lakukan?"

"aku tidak tau, aku akan menghubungi Archie besok. dan juga seorang alkemis dari serikat"

"Panggil saja hermes untuk melihat kondisinya"

"kau bercanda? dia sudah dihajar habis habisan kemarin. tak mungkin dia diperbolehkan... tidak. tidak mungkin dia mau."

"paksa saja Archie! dia mungkin sudah berbuat sesuatu diluar pengetahuan serikat. tetapi dia tetap anak angkat kebanggaan Archie dan juga lebih mudah mempercayainya yang pernah kita kekang dari pada yang masih lepas."

Hans berdiam memikirkan kata kata monika. "ya, akan ku usahakan"

Monika menepuk nepuk telapak tangan Hans. lalu hans melepaskan pegangannya dan mengusap kepala monika, dia lalu masuk kedalam rumah. Monika tetap duduk diteras sambil melihat pemandangan dan mengawasi William.

*huft *huft

William terengah engah dalam latihan larinya mengelilingi desa. ini baru putarannya yang ke 4 dan dia sudah tidak kuat untuk melanjutkan.

"Kenapa desa ini luas sekali" terengah engah.

dia memegangi lututnya dengan kedua tanganya dan melihat kiri dan kanan

"sepi" lalu dia melihat kearah matahari

"apa masih terlalu pagi? kapan biasanya mereka mulai beraktivitas?"

William kembali berdiri tegap dan melanjutkan putarannya. dia kembali melewati pasar dan terkejut karena sudah banyak orang yang berdagang.

"perasaan ku saja, atau memang tempat ini terlalu ramai?"

dia berhenti ditengah jalan dan seorang pria Besar, Bertangan Empat yang sedang membawa sekotak penuh alkohol menabraknya *duk

"minggir anak kecil, untung saja barang dagangan ku tidak jatuh"

"ah maafkan aku" dia lanjut berjalan kedalam pasar

"pakai mata mu kalau jalan nak"

"maaf bu"

"bangsat ngalangin jalan aja"

"..."

dia terus terusan ditabrak orang dipasar itu hingga dia bertemu seorang ibu penjual daging. Dia tinggi besar Hampir 3 meter dan rambutnya ikal pendek berwarna hitam.

"hei nak, kemarilah jika kau tak ingin di injak injak!"

William mendengar perkataan ibu itu dan berjalan menuju kiosnya. sang ibu meneruskan memotong motong daging yang dia jual.

"apa yang kau lakukan pagi hari dipasar ini"

"aku berlari memutari desa ini, kata paman ku ini semacam bentuk latihan" pandangan william terpaku kearah daging daging jualan terutama kepala Kambing besar yang tergeletak diatas meja kios.

"Wah, kau sangat rajin ya. Berapa umur mu? apa kau sedang bersiap untuk memasuki seleksi pasukan?"

"enam, enam setengah tahun. dan ya aku bersiap untuk memasuki pasukan"

"enam? kau sangat besar untuk anak seumuran mu. bibi mengira kau setidaknya berumur delapan tahun."

"ya... banyak yang bilang hal itu"

"hahaha" bibi itu tertawa kecil sambil memotong daging.

"Kambing kambing ini, kapan mereka dibunuh?"

"Sekitar 4 jam yang lalu. kita selalu berburu saat malam atau sebelum pagi, selagi mereka masih tidur kita masih bia mendapatkan kesempatan besar untuk menculik beberapa kawanan"

"kenapa? aku kira berburu lebih menantang dari pada hal seperti itu. kau tau seperti panah dan jebakan lainya"

ibu itu kembali tertawa mendengar ucapan William

"apa kau sudah diceritakan tentang Mutasi Sihir?"

"ya, paman ku menceritakannya kepada ku"

"ya... semenjak mutasi sihir terjadi banyak makhuk hidup berubah. terutama binatang, banyak dari mereka semakin besar, kuat, cerdas dan kemampuan menarik lainnya. Bahkan salah satu dari mereka ras Gadjah mendirikan kerajaan dan melawan manusia dengan segala rasnya."

"tapi bukankah kita juga bermutasi? banyak yang kuat dan unik diantara kita"

"ya... *berhenti memotong daging. Tetapi sedikit yang mau membahayakan nyawanya untuk tetap memburu mereka. Kambing ini dulu hanya setinggi 50 - 60 centimeter sekarang? yang terkecilpun bisa setinggi dua setengah meter.

"lebih tinggi dari ku"

"hahaha... tenang kau sudah cukup tinggi."

"fenomena itu memang membuat semua didunia ini berubah pesat"

"ya begitulah, perubahan terbesar pun tak dapat membuat keadaan menjadi lebih baik. Dan orang orang tetap menginginkannya."

"tapi apa kembali seperti dahulu kala bisa membuat semua jadi sempurna? aku rasa perubahan memang dibutuhkan walaupun tak diinginkan"

sang ibu penjual daging itu terdiam dan memperhatikan wajah William dan melihat matanya.

"Kau mengingatkan ku akan seseorang. apa kau dari ras Auror?"

"aku tidak tau, tapi jika kau mengenal bibi ku Monika mungkin kau tau dari ras mana aku berasal."

"ah tuhan, kau keponakan pemimpin pasukan perbatasan?" ibu itu tertawa

William kebingungan dengan reaksi ibu itu, dia bingung apa yang lucu dengan bibinya. Sinar matahari pun mengenai wajah William dan menyilaukannya. dia teringat dengan latihan yang harus dilakukannya dan segera melanjutkannya.

"bibi penjual daging"

"Rias. panggil aku bi Rias"

"Bi Rias, aku harus pergi. terimakasih atas waktu mu ya" anak itu berlari keluar pasar

"hati hati dia jalan Nak..." ibu itu melambaikan tanganya

"oh ya. siapa namanya ya?" dia melanjutkan memotong daging.

Tengah hari telah tiba, Hans menunggu William diHalaman ruamh sambil bermeditasi. Lalu William pun muncul dengan baju basah dan nafas terengah engah.

"huft huft" dia memgangi kedua lututnya

"kenapa lama sekali?" Hans bangun dari duduknya

"a.. aku terhalau sebentar dipasar"

"apa yang kau lakukan dipasar?"

"tidak, tidak melakukan apa apa"

"yasudah, cepat masuk dan bersihkan diri mu!" Hans berbalik dan berjalan kerumah

"Tunggu sebentar"

Hans berhenti lalu dia berbalik menghadap William

"ada apa?"

"apa aku tinggi?"

"untuk anak seumuran mu? ya. sangat. ada apa?"

"Aku bertemu Seorang wanita dipasar. dia sangat tinggi dan aku baru pertama kali melihatnya. apa aku bisa lebih tinggi darinya"

"apa? selama ini kau tak pernah memperhatikan sekitar mu nak?"

"tetapi dia sangat besar"

"dengar! Rata - rata tinggi penduduk di sohod adalah 2,2 meter. Aku dan bibi mu 2,5 dan 2,3. Bangsa Raksasa atau di kenal sebagai Ras Ironside Bisa mencapai 4 meter dan mereka bisa berubah menjadi raksasa dengan tinggi 10 bahkan 25 kali lebih besar dari ukuran tubuh mereka."

"Tetapi kenapa aku jarang melihat mereka? Ras ras dengan tubuh yang besar itu."

"kau, adalah salah satu dari mereka Will. Ayah mu adalah seorang Ras Ironside"

"wahhh" William kegirangan

"aku akan menjadi sangat besar dan kuat. hahahaha"

"jangan senang dulu, Ukuran tubuh tak selalu menjadi patokan kekuatan. Di pertarungan maupun di peperangan dia yang dapat mengontrol alur pertarungan lah yang akan bisa menang. Kecerdasan, Kekuatan, Kelincahan itu Adalah 3 kunci menjadi kuat"

"mana? apa kita tak bisa menang dengan mana?"

"jika mana mu kuat, tetapi tubuh mu lemah, kau lambat, dan tak cekatan dalam mengambil keputusan. Kau hanya akan menjadi sekantong mayat dipertarungan."

"lalu apa yang harus aku lakukan?"

"tetaplah berlatih seperti ini, kuat kan tubuh mu dan latih mana mu. maka kau akan menajdi kuat"

"ya, aku akan bertambah kuat"

Semenjak Hari itu William tak pernah Melewati hari tanpa latihan. setiap hari dalam setengah tahun dia tak pernah melewati seharipun hari latihan dan Kebiasaan lamanya. Bintik putih ditanganya pun semakin menyebar keseluruh tangan kirinya. Dan semenjak saat itu dia selalu bertemu dengan Hermes seminggu sekali untuk mengawasi penyebaran perubahan warnanya itu.

Bersambung-

avataravatar
Next chapter