1 kelahiran sang penyelamat

"kau harus ikut bersama kami luc, anak ini membutuhkan mu"

"pergilah erika, aku akan menahan mereka sementara kau kabur. setidaknya kau dan anak kita bisa hidp bahagia."

erika menggenggam erat jubah luc, dia khawatir anak ini akan tumbuh tanpa ayahnya. luc memegang tangan erika dan menenangkannya

"pergilah! aku akan baik baik saja.

dia harus selamat ingat? dia lah alasan kita sampai kesini dan jika dia tiada maka ini semua hanya akan menjadi omong kosong belaka"

"baiklah, aku akan menunggu kedatangan mu" erika melepas genggamannya dan pergi meninggalkan luc.

kudanya dipacu cepat tanpa menoleh kebelakang, dia meninggalkan kekasih tersayangnya dalam hujan yang deras untuk menangani sekelompok penjahat.

lucius berdiri ditengah deras hujan, dia memegangi senjatanya mengancang untuk menebas. kelompok orang tersebut sudah semakin dekat, mengayunkan pedangnya sambil memacu kudanya. 8 orang berkuda 3 bertombak dan sisanya berpedang, sang penombak menghunus tombaknya kearah lucius, tetapi lucius menghindar dan menebas kaki kuda tersebut mengakibatkan kuda itu terjatuh dan menabrak kuda yang lainnya 2 diantara mereka.

kuda kuda itu jatuh dan mati begitu pula orang yang pertamakali menghunuskan tombaknya. 4 diantara mereka tetap melanjutkan pengejaran, lucius ingin menghentikan mereka tetapi di halang oleh salah satu pekuda. sekejap kedua orang itu bangun dari jatuhnya. "bajingan" kata demi kata mereka lontarkan sambil menghunus pedang mereka.

mereka menebas, menusuk, memukul lucius, dia hampir tak berkutik dia membalas dan melempar pedangnya dan membuat salah satu orang tersebut mati. seketika tombak menembus bahunya membuatnya tersungkur ketanah, pria berkuda itu menjatuhkan lucius dan mereka melanjutkan pengejaran.

erika sampai di perbatasan kerajaan luminess membawa anaknya kekerajaan sohod, tempat dimana saudarinya barada. jika bukan karena masalah politik itu fikirnya, mungkin dia dan anaknya tak akan menderita seperti ini. lari dari sekolompok orang yang membesarkan mu yang sekarang memburu dan ingin membunuh mu. entah apakah perlindungan kerajaan sohod akan cukup bagi keluarganya, mengingat luminess adalah penguasa terbesar di wilayah barat benua sedangkan sohod hanyalah salah satu kerajaan kecil di timur yang bisa muncul dan hilang seperti ombak.

"bertahanlah nak, sebentar lagi kita akan aman" entah keselamatan atau kesengsaraan yang menantinya didepan tapi untuk sekarang keluarga ini harus selamat.

tombak melesat cepat melewati erika, jatuh tepat di hadapan kuda yang dia tunggangi dan membuat kuda itu kaget dan menjatuhkan mereka. para pengejar itu terus memacu kudanya, erika bangun secepat mungkin dia berlari dan terus berlari tetapi kuda mereka lebih cepat dari pada erika. mereka mengelilingi erika mengancancamnya dan menyuruhnya agar menyerahkan bayi tersebut. "jika kau ingin selamat, cepar serahkan bayi itu" tutur salah satu orang tersebut.

erika memeluk bayinya dengan erat mendekatkan kepala mereka "oh tuhan, tolonglah lindungi aku dan bayi ini" tuturnya. para peng kuda itu tersenyum, tertawa terbahak bahak sambil mengayun anyunkan senjata mereka.

"ketahuilah rik, jika tuhan itu memang ada seharusnya dia tak pernah membirkan bayi itu lahir. anak haram mu itu, tak patut berada di tanah yang suci ini begitu pula dengan mu dan kekasih mu. tetapi aku akan berbaik hati kepada mu, aku akan mebiarkan kau hidup jika kau membiarkan bayi dan kekasih mu itu mati."

"biadab!! orang berbelas kasih apa yang tega membunuh bayi? kalian sungguh jelmaan iblis di tanah ini." erika marah akan perkataan mereka, mereka yang membawa kesucian tanpa nama tuhan dan membunuh yang tak bersalah atas nama tuhan itu sendiri.

"fikirkan lah baik baik sayang, kau tidak mendapat belas kasih tuhan mu malam ini. tapi setidaknya kau akan mendapat belas kasih dari kami. kami juga akan senang meniduri mu siang dan malam...hahahah" mereka semua tertawa bringas.

erika tetap memeluk bayi itu, dan menangis mendengar ucapan mereka. merekapun mulai menabraki erika dengan kuda kuda mereka, mendorongnya ketanah hingga jatuh, menyeretnya jauh dari bayinya yang jatuh ketanah. dan seorang peng kuda hendak menginjak bayinya dengan tapal kuda itu, erika berteriak histeris karenanya.

tetapi seakan tuhan menjawab doa erika, panah terhunus keleher kudanya membuatnya jatuh ke samping dan tidak jadi menginjak bayi itu. ketiga pria yang lain kebingungan dan melihat sekitar "keluar kau bajingan" dan dia pun mati akan panah. orang yang jatuh tadi kembali bangkit dan mulai mencari asal panah itu, mencari di sela pohon di tengah hujan deras. tetapi panah itu tetap melesat dan membunuh mereka satu persatu hingga salah satu dari mereka menjadikan erika sebagai tawanan, menjambak dan menodong lehernya dengan belati kecil.

"mereka tidak berarti sama sekali! diam lah! atau aku akan membunuh jalang beserta anaknya ini" dia memelototi sekitarnya, mencari dari mana pamanah tersebut akan melancarkan panahnya.

sang pemanah tak kunjung merespon, seperti seorang yang telah terlepas dari cengkraman harimau. pria itupun mulai tertawa dan meraba raba tubuh erika, mengendus dan menjilatinya erika pun melawan tetapi dia masih ketakutan akan belati yang berada di lehernya. "oh tolong bersabarlah nona setelah aku membunuh anak mu itu baru kita bisa bermain bersama sama... sungguh sial nasib mu karena sang pemanah itu akhirnya tidak ikut campur urusan orang lain...."

*swosh

panah melesat cepat kemata pria itu menembus tengkoraknya dan membuatnya mati seketika. erika yang terlepas dari cengkraman pria itu berlari kearah bayinya, memeluk dan menggendongnya kembali. dia melihat kekanan dan kekiri mencari sang penyelamatnya itu, tetapi dari kejauhan suara langkah kaki kuda sudah terdengar "berhenti disana jalang" saut sang peng kuda dari kejauhan. sontak dia mulai berlari menuju kerajaan sohod.

peng kuda itu mengejar hanya sampai lokasi dimana kawananya dibantai.

"dia yang melakukan ini?" saut pengendara

penumpang kuda itu turun dan memeriksa luka kawanannya "panah, seseorang membantunya"

"sial, baiklah mari kita kembali"

"kita tidak mengerjar dia?"

"kau ingin membuat wilayah barat dan timur bertarung lagi? kita masi memiliki perjanjian dengan wilayah barat 100 tahun yang lalu"

"tapi itu hanya kerajaan kecil, kita bisa dengan muda keluar masuk dan membunuh tanpa dipedulikan orang lain"

"tetap saja, kita tidak akan melanjutkan pengejarannya. kita akan kembali, sekarang!!"

temannya menaiki kuda itu lagi, mereka dengan cepat kembali dan meninggalkan jasad teman mereka di tanah.

sedangkan dibelakang pepohonan terdapat pria bertudung biru sudah bersiap untuk menghunuskan panahnya, dan kembali mengendurkan busurnya saat mereka berdua pergi menunggangi kuda.

erika sampai digerbang kerajaan sohod, adiknya sudah menunggu kedatangannya didepan. saudarinya memeluk erika yang berlari kearahnya, membimbingnya masuk kerajaan memberikannya keamanan "kalian sudah aman sekarang" saut saudarinya. merekapun membawanya kewilayah timur benua ini.

mereka menangis haru akan kepulangannya, darah dan air mata yang sudah dikorbankan sekarang sudah terbalaskan. didalam kereta kuda di melihat bayinya mengusap wajahnya dan menangisinya "betapa tak beruntungnya kau nak, kau akan tumbuh tanpa ayahmu" dia melihat kearah belakang berdoa agar kekasihnya bisa menyusul mereka. semenjak saat itu erika berdoa tiap hari tiap malam kepada tuhan, tak pernah dia bolos datang kegereja berdoa agar kekasihnya kembali.

~5 tahun kemudian~

setengah dekade berlalu erika tidak mengharapkan kekasihnya kembali lagi, dia berfikir jika dia tidak cukup kuat untuk menahan rasa sakit ini lalu siapa yang akan membesarkan anak ini?. mungkin dia menangis setiap hari dan berdoa tiap hari tapi tidak juga ditemukan kabar darinya. setiap kali dia sedih yang ada difikirannya sekarang hanyalah william anaknya tersayang, dia sudah bisa berhitung dan berbicara dengan lancar,serta sudah bermain bersama teman seusianya.

erika meninggalkan william bermain di lapangan dia pergi ke pasar membeli beberapa makanan roti,keju,susu,daging untuk makan malam. disana dia bertemu orang tua aneh seorang peramal dia mengaku belajar sihir dan alkimia menunjukan barang barang yang dia bawa beberapa jimat dan senjata. "jangan dengarkan dia, dia orang gila" bisik penjual dagin itu

"gila? tapi bukankah alkimia itu emang ada? ilmu pengetahuan" tanya erika

"memang, tapi dia itu betul betul gila." jawab penjual daging

*menghela nafas "baiklah, terimakasih nyonya" erika membayar penjual daging itu sang penjual dagin menganggukan kepalanya dengan pelan kepada erika.

erika berjalan pulang berusaha menjauh dari orang tu itu senormal mungkin.

"lihat lah bola kristal ini, ini bisa menunjukan tujuan mu, mimpi mu, keinginan mu, bahkan kekasih mu.." dia menyahut kencang saat erika berjalan didepannya, erika mendengar hal itu gemetar merasa bahwa ada harapan akan kembalinya kekasihnya, dia pun menghampiri orang tua itu.

"oh nona cantik, apa kau tertarik melihat masa depan? keinginan? mimpi mu?" rayu orang tua itu

"bagaimana kau bisa membuktikan kalau ini semua asli?" erika bertanya ragu

"heh? kau meragukan ku?

baiklah-baiklah aku akan memberikanmu satu kali percobaan geratis" kata pria tua itu

pria tua itu menjulurkan bola kristal itu kepada erika dan menyuruhnya untuk mendekat.

"sekarang bayangkan hal apa yang paling berharga dikehidupan mu sekarang ini!" kata orang tu itu. erika mulai mendekatkan badannya dan menutup matanya, perlahan cahaya redup keluar dari bola kristal itu. erika sontak membuka matanya dan melihat isi bola itu, terlihat putranya yang sedang bermain dilapangan bersama teman-temannya. dia pun kaget dan tersungkur ketanah dengan posisi duduk.

pria tua itu terkekeh-kekeh dan mengusap usap wajahnya untuk membanggakan diri. "jadi nona? apakau sekarang percaya bahwa bola kristal ini bisa memperlihatkan keinginan mu?" tanya orang tua itu.

dia mengangguk cepat tak percaya akan keajaibabnya "ya... aku percaya." "bisakah? aku melakukan itu lagi?" tanya erika

"tak ada yang bisa kau dapatkan tanpa adanya pengorbanan nona.." sang peramal mendekatkan kristal itu kedadanya.

"apa yang kau mau?"

"itu agak sedikit susah, kau harus menjadi diri mu yang dulu untuk mendapatkan benda ini."

"tidak, itu terlalu berbahaya. anak itu sudah kehilangan ayahnya aku tidak ingin dia juga kehilangan diriku"

"kalau begitu, putuskan lah... kau selalu tau dimana aku berada bukan?"

erika mengangguk, dia pergi dari pasar itu dengan cepat. dengan gelisah dia menjemput anaknya pulang. saat sampai dilapangan william langsung melihat erika dan berlari kearahnya, dipegangin tangannya dengan erat dan diayunkannya dengan senang. anak itu sangat riang dan penyayang dia melihat muka ibunya yang suram dan terus memandanginya.

"kau kenapa ma?"

*kaget. "aku baik baik saja nak?"

erika tersenyum lebar kepada anaknya, membuat dia berhenti mengkhawatirkan ibunya.

"kau lapar will?"

"sangat...lapar" dia memegangi perutnya

"baiklah, kalau begitu akan ada banyak daging dan keju yang menunggumu di keranjang ini"

william tersenyum riang, dia terus memegangi tangan ibunya menuju jalan pulang.

avataravatar
Next chapter