webnovel

Bagian 1

Sejak turun dari taksi, Sania ragu-ragu. Gang di depannya ini sangat sempit. Dan juga gelap. Hanya terlihat samar lampu di sudut jauh. Apakah besok saja dia bertandang ke rumah Sonya? Tapi dari suara yang begitu mendesak dan kesakitan di telepon tadi, tak mungkin kedatangannya ditunda. Sahabatnya itu sangat membutuhkannya.

Sania menetapkan hati. Berkali-kali dia telah mendatangi rumah Sonya. Tidak pernah terjadi apa-apa. Meskipun dia memang selalu berkunjung di siang hari. Ini pertama kalinya dia berkunjung saat malam. Sania sama sekali tak menyangka. Di siang hari, gang ini begitu ramai oleh anak-anak dan sliweran sepeda.

Ataukah karena ini memang sudah terlalu malam. Sehingga orang-orang lebih memilih meringkuk dalam rumah daripada keluyuran? Hmm, bisa jadi. Sania melirik jam tangannya. Pukul 22.00.

Gadis cantik ini menguatkan tekad. Kakinya melangkah memasuki gang Sang Pangeran. Begitu nama gang tersebut. Entah dengan alasan apa dinamakan demikian. Padahal jelas-jelas tidak tepat dinamakan begitu. Lebih pantas jika ini disebut gang Jelata atau apa begitu yang menggambarkan betapa kumuhnya.

Rumah Sonya ada di ujung gang yang buntu ini. Persis sebelum tembok tinggi yang memisahkan pemukiman kumuh ini dengan perumahan mewah di sebelahnya. Sebuah paradoksal perkotaan yang umum terjadi di kota urban.

Sania merasa sudah melangkah dengan hati-hati. Tapi tetap saja beberapa kali dirinya tersandung sesuatu dan hampir jatuh. Aiihh ini gang atau gua sih? Sania menggerutu sambil menyalakan layar hapenya untuk menerangi jalan di depannya.

Sejenak hati Sania tercekat. Bersamaan dengan nyala layar tadi dia merasa ada sebuah bayangan di depannya. Namun menghilang dengan cepat. Sampai Sania tidak yakin dengan penglihatannya sendiri. Aah barangkali itu bayangan dari pikiranku yang menciptakan ketakutan. Sania menyimpulkan. Untuk menghibur diri tentu saja.

Gadis ini hampir berniat mengangkat hape untuk menelpon Sonya. Tapi sahabatnya itu tadi mewanti-wanti jangan sekali-kali bermain hape di gang rumahnya. Takut jambret katanya. Tapi sekarangpun aku bermain hape dengan menyalakan layarnya untuk penerangan. Sania merasa bodoh dan geli.

Belum juga setengah perjalanan dari jarak yang harus ditempuh. Bayangan itu berdiri tepat di hadapannya! Sania terlonjak sekaget-kagetnya. Mengerjapkan mata beberapa kali siapa tahu itu masih permainan pikirannya. Bayangan itu masih ada! Dalam ketakutannya Sania bersiap. Lari atau berteriak. Itu saja pilihan yang ada.

"Mau kemana malam-malam begini teteh?" bayangan itu menyapa. Herannya, tidak seperti yang diduga Sania, suaranya begitu lembut dan bulat. Bukan berat, serak dan basah. Seperti yang digambarkan di film-film tentang suara bajingan atau penjahat. Separuh ketakutan Sania menghilang.

Lagipula logatnya lucu. Meuni nyunda kitu. Hihihi. Sania mengikik dalam hati.

Diangkatnya layar hape untuk menerangi wajah orang yang menegurnya, Sania bengong. Bayangan itu ternyata lelaki yang ganteng dan macho banget. Necis lagi! Memang mau kondangan kemana malam-malam begini. Atau jangan-jangan pesta kostum mungkin ya. Lagi-lagi otak Sania meracik pernyataan lucu.

Lelaki berbaju rapi dan bertuxedo panjang itu tersenyum ramah. Memperlihatkan deretan gigi putih dan rapi. Sania kembali membatin nakal; Cobalah terus nyengir begitu. Jadi gang ini akan terang tanpa perlu lampu. Lelaki itu tersenyum makin lebar. Seolah-olah tahu apa yang ada di pikiran Sania.

"Eh, iya saya mau ke rumah teman di ujung sana. Boleh saya lewat sekarang?" Sania ingin menambahkan lewat di hatimu, tapi takut dicap perempuan murahan yang tengil tak karuan. Walaupun kata tambahan itu sudah ada di ujung lidahnya tadi. Kebiasaan buruk, penggoda! Omel Sania pada hatinya sendiri.

Di kalangan teman-temannya, Sania memang dikenal sebagai gadis yang riang, sedikit usil, terkadang jahil, tapi baik hatinya tak ketulungan. Satu lagi, meskipun manis jelita Sania belum pernah punya pacar karena punya prinsip yang heboh; pacaran sama sekali tidak menguntungkan! Baik dari segi matematika maupun logika. Langsung cari suami saja! Teman-temannya segera sepakat memberinya julukan gadis manis, centil dan gila!

Lelaki itu membungkuk sopan mempersilahkan sambil masih tersenyum lebar. Sania setengah berlari lewat. Tidak menyadari sesuatu yang aneh terjadi. Gang itu begitu terang sehingga dia tidak perlu lagi bantuan layar hape. Sania juga tidak tahu, di belakangnya lelaki itu menghela nafas dan menggaruk kepala sambil mengecilkan taringnya yang sempat memanjang.

Apakah menuku malam ini gadis jenaka dan gila? Tapi, wajah itu, sikap itu, membuatnya sangat gelisah. Bukan karena ingin menghisap darah dari lehernya. Tapi malah berasal dari dorongan ingin mengajak gadis itu ngopi dan berbincang lama. Aura gadis itu meninabobokan dan membuatnya lupa mencari mangsa. Pangeran drakula itu menduga gadis itu pasti sangat baik hatinya.

Sewaktu dia masih kecil dulu, seorang dukun drakula pernah berkata; apabila kau memangsa seseorang yang sangat baik hatinya, maka kau akan menderita epilepsi drakula. Lelaki itu masih bergidik sampai sekarang. Epilepsi drakula adalah penyakit paling ditakuti di kalangan drakula. Karena itu akan menjatuhkan harga diri sejatuh-jatuhnya. Tidak lagi dianggap drakula dan diberi nama khusus codot. Hiiihhh, lelaki itu bergidik sekali lagi. Codot? Hueeekkk. Masa sih dari level drakula yang begitu melegenda langsung terjun bebas menjadi pemburu buah-buahan di waktu malam? Ogah.

Di dalam pakem kedrakulaan, manusia sebagai mangsa dikategorikan dalam beberapa tingkatan. Semakin jahat si manusia maka sebagai mangsa dia akan semakin sehat bagi drakula. Jika manusianya bersifat baik, maka apabila dimangsa akan membuat si drakula terserang penyakit macam-macam. Termasuk yang paling mengerikan adalah epilepsi drakula tadi.

Oleh karena itu di zaman modern sekarang. Para drakula sangat selektif dalam memilih mangsanya. Latar belakang si mangsa akan ditelusuri dengan teliti. Bahkan saking pentingnya hal ini, dibentuk lembaga khusus yang dinamakan Lembaga Penelitian Mangsa Terbaik. Lembaga ini melakukan penelitian yang sangat mendalam terhadap semua manusia dewasa di semua wilayah. Ya hanya manusia dewasa. Karena sama sekali dilarang untuk menghisap darah anak kecil, ibu hamil atau menyusui dan manula. Itu bukan cuma kesepakatan tapi sudah diundangkan di negeri drakula. Barangsiapa yang melanggar akan dihukum berat. Taringnya akan dicabut!

-----

Sonya memandangi Sania dari ujung rambut hingga ujung kaki. Temannya itu nampak baik-baik saja! Tidak ada yang berubah dari wajah maupun tubuhnya. Biasanya manusia yang sudah dihisap darahnya oleh drakula, wajahnya akan memucat dan tubuhnya sedikit menggigil. Tapi wajah Sania tetap kemerahan dan tubuhnya terlihat begitu berenergi. Malah tadi saat memeluknya, Sania melompat-lompat kegirangan. Mata Sonya berkilat penasaran.

Tugasnya membawakan mangsa untuk lelaki yang membuatnya jatuh cinta membawanya pada satu pilihan; Sania! Gadis lincah dan jenaka ini selalu tulus menganggapnya sahabat. Padahal dia sama sekali tidak! Gadis ini selalu memborong perhatian saat di kampus maupun dimanapun. Sonya merasa dia lebih cantik. Tapi entah kenapa, semua orang selalu tertarik dan tersenyum apabila bertemu dan bercakap dengan Sania.

Sonya memang gadis cantik jelita yang pemurung. Dia sama sekali tidak mencintai hidup ini. Tumbuh dan besar di keluarga yang berantakan. Ayahnya seorang pemabuk berat. Sementara ibunya telah lama pergi mengikuti suami berikutnya. Sonya anak tunggal. Hanya hidup bersama ayahnya yang untungnya masih bersedia menyekolahkannya hingga kuliah. Sebenarnya Sonya sudah lama memutuskan ingin mati.

Rumahnya di gang sempit yang juga berantakan. Lingkungan rumahnya seperti kuburan. Sepi. Meskipun kalau siang banyak juga anak-anak gang sebelah yang main sepeda di sini. Tapi itu sama sekali tidak menghibur Sonya. Sampai suatu ketika dia bertemu seorang lelaki yang tinggal persis di hadapan rumahnya.

Rumah lelaki yang tidak ketulungan gantengnya itu adalah rumah besar tua yang lama ditinggalkan pemiliknya. Setelah 3 tahun lebih, papan nama disewakan yang tergantung di pagar akhirnya dicabut juga setelah kedatangan lelaki ganteng itu. Rupanya lelaki itu penyewa.

Sonya jatuh cinta pada pandangan pertama saat lelaki itu menyapanya dengan lembut di suatu petang ketika dia pulang kuliah. Lelaki itu membalas perhatiannya. Mengajak bertamu ke rumahnya. Atau sebaliknya. Tentu saja saat ayah Sonya sedang pergi ke bar untuk minum sampai mabuk.

-----

"Aku ini drakula. Apakah kau sanggup hidup berpasangan denganku?" pengakuan mengejutkan itu keluar dari lelaki ganteng yang dipuja habis-habisan oleh Sonya di suatu malam di teras rumahnya yang redup. Untuk lebih meyakinkan, lelaki itu kemudian memperlihatkan taringnya yang tajam dan panjang kepada Sonya.

Tanpa berpikir panjang Sonya mengiyakan. Dia jatuh cinta sekali pada lelaki ini. Dan lagipula sudah lama dia ingin mati bukan? Terus bukankah nantinya dia akan hidup abadi setelah digigit? Sonya malah senang bukan main.

Lelaki itulah yang tidak senang. Dia sudah mengirimkan nama berikut foto Sonya ke Lembaga Penelitian Mangsa Terbaik. Hasilnya sangat mengecewakan. Sonya termasuk dalam daftar low priority. Sehingga masih menimbulkan resiko sakit jika dimangsa. Oh ya, di bagian akhir nanti akan ketahuan bahwa Sania berada dalam daftar mangsa paling tidak disarankan atau golongan forbidden prey.

Lelaki itu tidak mau. Dia sangat pemilih sekarang. Untuk menjaga ketampanan dan kebugaran dia memang harus menjadi pemilih. Mangsa rutin bulanannya adalah para koruptor dan pengkhianat. Seburuk-buruknya adalah pembunuh atau pemerkosa. Pilihan mangsa yang sangat bagus untuk kesehatan drakula. Sebagai catatan tambahan, drakula di zaman tulisan ini dibuat memangsa manusia hanya sekali sebulan.

Lagipula sama sekali tidak susah mencari mangsa terbaik di negeri ini. Lelaki drakula itu telah memegang daftar panjang para koruptor dan penjahat di tangannya. Tinggal menetapkan saja bulan ini yang mana yang akan dijadikan mangsa.

-----

Next chapter