3 Chapter 3

Yuka POV

Aku dan C.C segera meninggalkan gudang itu. Selama berjalan tidak ada satupun dari kami berdua yang berbicara. Tiba-tiba tahah di bawah kami bergetar dan terdengar suara tembakan tadak jauh dari tempat kami berada. Sepertinya sudah dimulai. Lelouch sudah memulai aksinya.

"Sepertinya kau sudah tahu apa yang sedang terjadi" C.C akhirnya mulai bicara. "ya, sepertinya aku tahu" aku membalas kata-kata C.C tanpa menatapnya. Kami menambah kecepatan berjalan kami menjadi berlari tetapi tetap berhati-hati dan sembunyi-sembunyi. Kalau sampai ketahuan prajurit Britania maupun teroris keduanya sama-sama berbahaya. Aku tak mau berlama-lama di tempat yang kini telah menjadi medan perang ini. Selama kami berlari, aku sesekali melihat mayat bergelimpangan dimana-mana. Bahkan ada anak kecil. Rasa mual ku kembali kambuh.

Tiba-tiba terdengar suara yang memerintahkan semua prajurit Britania untuk berhenti menyerang dan merawat semua yang terluka baik Britania maupun Eleven. Itu pastinya suara Clovis. Berarti Lelouch sudah ada di tempat Clovis dan sebentar lagi Clovis akan mati. Saat semua suara perang telah berhenti, aku dan C.C kembali pergi menjuh dari tempat itu.

Kini kami berada di dekat perbatasan antara kota milik Britania yang maju dan makmur dengan wilayah Ghetto yang kini menjadi tempat tinggal para orang Jepang atau kini disebut Eleven. Sungguh jauh perbedaannya.

Kami bermalam di sebuah rumah kosong yang sudah rusak. Tapi setidaknya bisa digunakan untuk tempat berteduh dan bermalam. "Kau tahu dimana Lelouch tinggal?" C.C bertanya padaku. Tentu aku tahu dimana Leloch tinggal sekarang bersama Nunally. "Leloch tinggal bersama adiknya di Akademi Ashford". C.C hanya menanggapi jawabanku dengan gerakan kepalanya yang agak mengangguk. "Oh iya, aku belum memperkenalkan diriku. Namalku Yuka. Ishana Yuka. Jadi tolong jangan panggil aku dengan nama 'kau' lagi ya.." aku memperkenalkan diriku walaupun sebetulnya sih terlambat. "baiklah. Yuka. Kalau begitu besok kita pergi ketempat Leloch tinggal. Bagaimana caranya kita bicarakan besok" jawab C.C. "Baiklah" jawabku dengan nada lelah dan agak mengantuk. Bagaimana tidak, dengan semua yang kulalui dan kualami ini. Tentunya aku merasa lelah.

Walaupun lelah dan mengantuk aku tak bisa tidur. Aku melamun sendiri memikirkan bagaimana caranya kami bisa memasuki Akademi Ashford tanpa dicurigai. C.C mungkin masih bisa masuk dengan berbohong pada penjaga karena dia terlihat seperti warga Britania. Tapi aku… aku kan orang Jepang. Dari ujung rambut sampai ujung kaki dilihat dari manapun aku orang jepang. Pastinya para penjaga tak akan membiarkan seorang Eleven begitu saja. Disini orang Jepang / Eleven dianggap sangat rendah.

Satu-satunya cara berarti menyelinap diam-diam. Tapi bagaimana caranya biar besok kubicarakan dengan C.C

TBC

Chapter 3 selesai juga akhirnya.

Mohon reviewnya ya….

avataravatar
Next chapter