32 Chapter 32

Yuka POV

Kini kami bertiga berada di dalam markas Kuro no Kishidan di dalam ruangan Lelouch. Setelah kami memeriksa luka kami masing-masing, aku memiliki beberapa memar yang tak parah sedangkan Lelouch selain luka di kepalanya di tubuhnya pun banyak memar-memar. Luka di kepalanya tidak begitu besar tapi aku lebih khawatir dengan luka dalam. Tapi melihat Lelouch yang sudah kembali seperti biasanya setelah istirahat beberapa lama sepertinya dia tak apa-apa.

Lelouch bertanya padaku "Tadi aku belum sempat menanyakannya padamu. Darah yang bercecer tadi, itu darah siapa?" Aku pun menjawabnya "Darah itu milik Viletta, prajurit Britannia. Shirley menembaknya ". Lelouch terkejut seperti tak percaya kalau Shirley mampu menembak. "Shirley mengambil pistol milikmu yang terjatuh dan awalnya hendak membunuhmu. Aku berusaha menghentikannya dan muncullah Viletta. Dia tak jadi menembakmu dan malah menembak prajurit itu. Sepertinya dia ingin melindungi identitasmu. Tapi Viletta selamat. Tembakan itu sepertinya tak mengenai bagian vital tubuhnya. Setelah tertembak dia melarikan diri. Shirley yang berikutnya mengarahkan pistol yang dipegangnya itu ke arah ku pun ikut kabur." Aku menjelaskan panjang lebar pada Lelouch dan juga C.C yang ikut mendengarkan.

Lelouch berkata kalau dia akan memastikan sesuatu lalu mengambil telepon genggamnya sambil berkata kalau dia akan menghubungi ruang OSIS akademi. Biasanya pada jam segini Suzaku dan yang lainnya sedang ada di ruang OSIS termasuk Nunally. Saat Lelouch selesai menekan nomor yang ada di handphone itu dan tersambung, aku mengajaknya bicara hingga dia menutup bagian bawah handphone nya itu dengan sebelah tangan "Lelouch, mungkin Shirley tak akan ada di sana, tapi jangan ungkit namanya". Lelouch mendegarkanku sambil terus menutup bagian bawah handphone itu membuat kegiatan menelepon itu tertunda beberapa detik. Lelouch mengangguk mengerti dengan ucapanku dan meneruskan menelepon dengan Suzaku yang mengangkat telepon tersebut.

Selama Lelouch menelepon aku duduk di sofa yang ada di ruangan itu bersama C.C dan memikirkan pengalaman aneh tadi. Perasaanku yang terasa aneh dan tanganku yang selama sekejap menjadi agak transparant. Biasanya aku hanya hilang kesadaran saja tapi ini berbeda. Aku terus memikirkan itu hingga mendapatkan suatu kesimpulan. Berbeda dengan biasanya, aku hanya memberitahukan 'hal yang kutahu' pada Lelouch secara sengaja maupun tidak, tapi ini sudah sangat berbeda. Aku mengubah suatu alur. Harusnya Lelouch belum tahu siapa yang sudah melihat wajahnya, kecuali dia yang memang sudah curiga dengan Shirley. Tapi dia harusnya dia belum tahu kalau orang yang satunya lagi adalah anggota militer Britannia. Tapi sekarang dia sudah tahu duluan. Aku sudah mengubah alur cerita yang ada.

Tanpa kusadari aku melamun cukup lama hingga guncangan di bahuku dan suara Lelouch yang memanggil namaku membuyarkan lamunanku. Lelouch sudah selesai menelepon dan memanggil-manggil namaku di depanku dan C.C yang ada disampingku kini menguncangkan bahuku berusaha mengembalikan fokus ku. "Yuka. Apa yang kau pikirkan hingga melamun begitu?" Lelouch bertanya padaku dan aku menjawabnya "Ah… bukan apa-apa. Aku hanya memikirkan sesuatu. Bukan sesuatu yang penting kok". Lelouch menatapku dengan pandangan tak percaya sambil berkata "Bukan sesuatu yang penting tapi kau melamun dengan wajah serius seperti itu". Aku kembali menguatkan kata-kataku sambil berharap Lelouch pecaya "Benar kok, bukan apa-apa. Lebih baik kau pikirkan saja bagaimana menghadapi Shirley nanti. Dia kan sangat membenci Zero dan Kuro no Kishidan yang sudah menyebabkan ayahnya wafat…". Dengan wajah yang seperti agak kaget dan baru menyadari kenyataan, Lelouch kembali duduk di kursi yang tadi dia duduki dan sebelah tangannya memegangi kepalanya seperti sedang berpikir.

Aku mengubah posisi dudukku menjadi tiduran dan mengunakan paha C.C sebagai bantal. Awalnya C.C tak mau tapi aku berkata padanya "Kumohon biarkan aku tidur sebentar dan tolong bangunkan aku kalau kita mau pulang ya…". C.C hanya menghela nafas tanpa berkata apapun dan membiarkan pahanya menjadi bantal tidurku.

C.C POV

Aku melihat Yuka yang sedang tertidur dan menggunakan paha ku sebagai bantal. Ini sepertinya bukan pingsan, hanya tidur biasa. Saat tertidur seperti ini Yuka jadi terlihat seperti anak kecil. Tiba-tiba Lelouch berkata "Hei. Apa dia pingsan lagi?". AKu menjawabnya "Tidak. Bukan pingsan. Yuka hanya tidur saja. Sepertinya dia kelelahan". Lelouch hanya menjawab 'ooh' dan kembali pada berlas-berkas yang ada di mejanya itu.

Tak laman kemudian Lelouch kembali memulai topik pembicaraan "Menurutmu apakah Shirley akan mengungkapkan identitasku pada orang lain? Termasuk militer Britannia?" Lelouch bertanya sambil terus sibuk dengan berkas-berkas yang ada di tangannya. "Mungkin saja. Mungkin juga tidak. Menurutku dia sekarang sedang dalam dilemma antara orang yang paling dibencinya dengan orang yang disukainya" Aku menjawabnya. Ternyata Lelouch belum selesai bertanya, dia kembali bertanya padaku "Apakah prajurit Britannia bernama Viletta itu selamat dari tembakan itu?". Semakin lama Lelouch berbicara sepertinya dia semakin aneh. Anak ini sepertinya baru saja kembali terpukul dengan kenyataan. Aku tak menjawab pertanyaannya lagi dan menyuruhnya istirahat "Lelouch sebaiknya kau istirahat. Caramu bicara semakin aneh. Sudah kubilang, kau harus siap dengan semua konsekuensi dari apa yang kau lakukan". Sepertinya Lelouch menerima kata-kataku dan dia tak berbicara apa-apa lagi dan kini menyandarkan punggungnya di punggung kursi tempatnya duduk. Sebetulnya ada satu kalimat lagi yang ingin kukatakan padanya, 'walaupun kau harus membunuh saksi mata yang juga adalah temanmu sendiri'. Tapi aku tak sampai hati untuk mengatakannya. Itu hanya akan membuat hati dan perasaannya semakin kacau.

Aku mengalihkan pandanganku mpada Yuka yang masih tetidur. Awalnya tak ada yang aneh, Yuka terlihat seperti anak kecil yang sedang tidur pulas. Tapi detik berikutnya membuatku terkejut. Selama tidak lebih dari dua detik tangan kanannya dari pertengahan lengan hingga jari-jari terlihat seperti agak transparant. Sepertinya aku bukan salah lihat. Itu memang menjadi agak transparant. Apa lagi kali ini? Sebelumnya kalau Yuka 'meramal' itu akan menguras tenaganya dan membuatnya lelah. Tadinya kupikir itulah yang membuat Yuka tertidur sekarang. Tapi ditambah dengan kejadian aneh yang baru ini, apakah Yuka sudah melakukan hal yang melampaui 'ramalannya' itu. Apakah dia…. Telah benar-benar merubah sejarah….?

TBC

Chapter 32 selesai

Mohon Review nya ya ^_^

Salam,

Kawaihana

avataravatar
Next chapter