9 Jangan Sentuh Dia!

Sejak kedatangan Gabby di sekolahnya, Elizabeth merasa terancam dengan kehadiran Gabby. Hampir setiap hari dia menyaksikan perempuan itu menggoda atau berbicara dengan Michael.

Merasa putus asa, akhirnya dia memutuskan untuk meminta bantuan dari kakak laki-lakinya yang kebetulan juga sekolah di tempat yang sama dengannya.

"Kak, aku suka Michael." Seru Elizabeth tiba-tiba, matanya melihat ke arah jalanan, menghindari tatapan bingung kakaknya.

"Hah? Michael siapa?" Tanpa sengaja kaki Felix menginjak rem, "Jangan bilang Michael yang cantik itu?"

Elizabeth memutar bola matanya sembari menjawab, "Heh! Jangan menghina Michael didepanku! Atau aku akan melaporkan ke Ibu kalau kamu setiap hari selalu merokok di sekolah!"

Felix menghela nafas lalu bertanya dengan suara kesal, "Terus kamu mau aku ngapain?"

"Ya, aku maunya kamu bantuin aku supaya bisa pacaran sama Michael." Tukas Elizabeth sambil memainkan ujung rambutnya dan menatap Felix dengan penuh harap.

--

Saat keluar dari kamar mandi, Michael dihadang oleh beberapa kakak kelasnya. Atasan mereka tidak dimasukkan ke dalam celana, lengan baju mereka digulung yang hampir menunjukkan bulu ketiak mereka yang menyebabkan Michael merasa jijik.

"Kamu cowok yang dimaksud Elizabeth ya?" Tanya laki-laki berbadan besar itu sambil menaikkan alis kanannya.

"Kok bisa Elizabeth suka sama kamu? Sudah mukamu cantik, badanmu kurus lagi, seperti gak ada lemaknya."

Berdiri di depan Michael membuat Felix merasa bangga akan bentuk badannya sendiri. Badannya yang besar itu terlihat raksasa di depan Michael yang terlihat seperti tidak ada lemaknya, seketika itu dia merasa bersyukur karena setiap hari Sabtu dan Minggu dia selalu pergi ke gym.

Jika adiknya tidak menyukainya mungkin Felix akan menghabisi Michael.

"Terserah aku lah mau suka sama siapa! Jangan sakiti dia!" Terdengar suara Elizabeth berjalan mendekat ke arah mereka, "Aku cuman mau dia menjadi pacarku."

--

Gabby meluruskan kakinya dan berjalan menelusuri koridor sekolah, saat dia mendengar teriakan Elizabeth dari kejauhan Gabby berhenti di tengah jalan dan menoleh melihat ke sumber suara itu.

Wah, ada tontonan nih pikir Gabby dalam hati.

Mengikuti sumber suara itu, Gabby mendapati dirinya berjalan ke arah kamar mandi laki-laki. Tiba-tiba nama Michelle ikut terdengar dari kejauhan yang membuat Gabby langsung menghentikan jalannya.

Masa ada anak perempuan di bully di toilet laki-laki? Pikir Gabby

"Eh, dengerin aku ya Michelle! Aku gak mau tahu pokoknya kamu harus jadian sama Elizabeth kalau gak..."

Belum selesai mengancam, terdengar suara Elizabeth memotong suara berat laki-laki itu, "Kak, aku kan sudah bilang jangan menghina Michael dihadapanku!"

"Aduh! Iya iya!" Tukas suara itu, "Asalkan kamu jadian sama Elizabeth aku akan melepaskanmu."

Gabby melanjutkan langkahnya lalu mendapati Michael sedang dihadang oleh beberapa kakak kelas mereka. Badan Michael terlihat sangat kecil dibandingkan oleh mereka, jika orang tidak tahu mungkin mereka akan berpikir kalau Michael adalah anak SMP.

Gabby melihat di antara sekelompok laki-laki itu ada Elizabeth yang sedang berdiri di dekat pintu toilet laki-laki, tangannya dilipat di depan dadanya, "Aku pergi dulu, awas saja sampai aku lihat ada luka di wajah Michael." seru Elizabeth.

Mendengar suara Elizabeth membuat Gabby merasa mual.

Setelah melihat Elizabeth pergi, sekelompok remaja laki itu saling melihat satu sama lain dan tersenyum lebar ke arah Michael. Tanpa basa-basi salah satu dari mereka mendorong badan Michael ke dinding dengan keras. Badan Michael yang hanya berisi tulang langsung terdorong ke belakang.

Kaki Gabby langsung berjalan ke arah mereka sambil mengepalkan kedua tangannya, "Berhenti!" teriak Gabby dengan suara yang lantang.

Mendengar suara Gabby sontak membuat sekelompok remaja itu berhenti dan melihat ke belakang sambil tersenyum. Senyum mereka bertambah besar saat melihat ada perempuan yang berdiri di belakang mereka.

Tanpa memperdulikan Gabby, mereka kembali mengalihkan pandangannya ke arah Michael lalu memegang kerah bajunya. Gabby mendengus kesal dan berkata dengan suara dingin, "Aku bilang berhenti! Biarkan dia pergi!"

Remaja laki yang berbadan besar itu menoleh ke arah Gabby, tersenyum lebar dan berkata, "Kalau aku gak berhenti kamu mau ngapain?" tangannya yang semula berada di kerah baju Michael dimasukkan ke dalam kantong celananya.

"Aku akan menghabisi wajahmu." Tukas Gabby dengan santai sambil menaikkan pundaknya.

Sekelompok remaja itu tertawa terbahak-bahak dan memberikan pandangan menghina ke arah Gabby. Remaja berbadan besar itu menaikkan tangannya, memberi isyarat teman-temannya untuk berhenti tertawa.

"Kamu? Menghabisi wajahku?" Tanya remaja itu sambil menaikkan lengan bajunya, "Badanmu yang se upil itu mau menghabisi wajahku?"

Memang, kalau untuk ukuran badan Gabby terlihat dua kali lebih kecil dari mereka jadi wajar kalau Gabby merasa sedikit takut. Tapi, saat melihat wajah ketakutan Michael ada rasa tidak tega yang muncul di dalam diri Gabby.

"Ya, aku akan menghabisi wajahmu." Gabby menghela nafas, mengepalkan tangannya lebih erat dan berkata, "Lepaskan dia, karena hanya aku yang boleh menyentuh wajah cantik Michael."

avataravatar
Next chapter