webnovel

Bagian 1 Pengakuan

"Andra tungguin dong, gue mau ngomong sama lo," Seorang gadis dengan rambut yang dikuncir kuda tampak berlarian mengejar seorang cowok yang berada agak jauh di depannya. Entah sudah berapa kali gadis itu memanggil-manggil nama si cowok, namun tetap saja tak ada jawaban. Dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana, cowok itu terus berjalan tanpa menghiraukan sekitarnya.

"Andra gue suka sama lo! Gue sayang sama lo!" Teriak gadis berkuncir kuda itu dengan lantang. Membuat beberapa siswa dan siswi yang berlalu lalang menghentikan langkah. Sekedar melihat dan memastikan apa yang akan terjadi. Seketika gadis berkuncir kuda dan si cowok menjadi pusat perhatian. Apalagi bel pulang sekolah baru saja berbunyi sekitar lima menit yang lalu, sehingga suasana SMA Rajawali masih ramai oleh hilir mudik siswa-siswi yang akan pulang ke rumah masing-masing.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Empat detik.

Hingga detik ke lima belum juga ada respon dari cowok dengan tubuh jangkung bernama Andra itu. Dengan cueknya cowok itu terus melenggang melewati kerumunan orang yang tengah menjadikan mereka tontonan gratis.

"Andra gue suka sama lo!!!" Terdengar teriakan gadis itu lagi. Kali ini dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya. Benar-benar menarik perhatian semua orang yang berada di sana. Bahkan orang yang tadinya bergegas untuk pulang pun memilih menghentikan langkah mereka untuk melihat momen itu.

Jarak cewek itu dengan cowok yang ia panggil Andra kira-kira satu meter. Gadis itu memandangi punggung cowok yang ada di depannya itu. Kedua tangannya mengepal, meremas ujung roknya keras-keras, seolah mengumpulkan keberanian yang ia punya.

Teriakan keras itu berhasil membuat cowok bernama Andra itu menoleh ke belakang. Dilihatnya gadis itu dengan tatapan datar. Andra berjalan perlahan menghampiri cewek itu. Langkah demi langkah sehingga hanya menyisakan jarak beberapa jengkal saja diantara mereka berdua.

"GUE NGGAK SUKA SAMA LO" Ucap Andra dengan penekanan di setiap kata-katanya. Setelah mengucapkan itu, ia kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya tanpa mempedulikan tatapan-tatapan aneh dari orang-orang yang menonton.

Lima kata itu sukses membuat cewek berkuncir kuda itu terdiam di tempatnya. Ia melihat ke sekelilingnya dan mendapati bahwa ia masih menjadi pusat perhatian di tempatnya berdiri; di lapangan upacara. Gadis itu merasa seperti dikuliti oleh tatapan-tatapan siswa lain, ia tahu sebagian besar dari mereka menatapnya dengan tatapan kasihan.

"It's oke Ra, gapapa. Lo kuat. Lo harus terima apapun itu, toh lo juga udah tahu kan kalau jawaban Andra gak akan sesuai sama apa yang lo harapkan. Pokonya lo ga boleh nangis, lo itu cewek kuat, semangat Keyra Adinda Septiani," batin gadis itu menyemangati dirinya sendiri.

Gadis itu menghembuskan nafas dalam-dalam. Detik berikutnya sebuah senyum terbit di bibir mungilnya. Senyum yang tentu saja dipaksakan, lebih tepatnya sangat dipaksakan. Karena tidak mungkin kan ada orang yang baik-baik saja setelah pengakuan mereka ditolak mentah-mentah?

"Mungkin sekarang lo emang gak suka sama gue, tapi gue yakin suatu saat lo bakal suka balik sama gue!!" Teriakan itu kembali menggema. Gadis itu melambaikan tangannya pada sosok cowok yang baru saja menolaknya. Yang tentu saja tidak dibalas oleh Andra.

*****

Seorang gadis terbangun dari tidurnya.

"Huhhhh " Terdengar suara helaan nafas."Ternyata cuma mimpi. Apa ini pertanda kalau gue harus ungkapin perasaan gue ke Andra? apa ini udah waktunya ya?"

Seorang gadis yang mengenakan piyama berwarna coklat muda dengan rambut acak-acakan itu beranjak dari kasurnya. Kemudian melangkah menuju jendela kamarnya dan membuka tirainya secara perlahan. Sinar matahari pagi menerpa wajahnya yang putih bersih. Ia hirup dalam-dalam udara pagi hari yang masih sejuk.

"Selamat pagi dunia" Teriak gadis itu sambil merentangkan kedua tangannya. Tak lupa senyum juga terbit di bibirnya yang mungil. Setelah itu ia mengambil handuknya yang berada di belakang pintu dan bersiap untuk mandi. Lalu menuju kamar mandi yang berada di ujung kamarnya. Kamar itu bisa dibilang cukup luas untuk ditinggali satu orang. Warna-warna pastel mendominasi ruangan itu. Dari cat dinding, meja rias, meja belajar, dan juga hiasan-hiasan tak luput dari warna-warna pastel. Terdapat banyak foto-foto yang ditempel oleh si empunya kamar membuat suasana kamar itu terasa lebih hidup.

Lima belas menit kemudian, gadis bernama Keyra itu sudah siap dengan seragam sekolahnya. Hari ini ia membiarkan rambutnya yang panjang terurai begitu saja. Setelah memastikan kembali penampilannya di cermin, ia bergegas menuruni tangga menuju lantai satu rumahnya.

"Pagi ma," Keyra mencium pipi wanita paruh baya yang merupakan mamanya. Walaupun usianya sudah tidak muda lagi, namun mama Keyra masih sangat cantik. Di ruang makan, hanya ada mamanya. Tentu saja karena Keyra hanya tinggal dengan mama dan papanya. Ia adalah anak tunggal.

"Pagi sayang, nih mama udah masakin nasi goreng kesukaan kamu," ucap Lisa sambil mengelus rambut anak gadisnya dengan sayang.

"Papa udah berangkat ke kantor ma?"

"Iya katanya si mau ada rapat jadi berangkat pagi banget," Keyra hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian ia beranjak dari ruang makan menuju ke dapur untuk mengambil kotak makan.

"Ma Keyra bawa bekal aja deh ya, soalnya takut terlambat hehe," Gadis itu perlahan mulai memasukkan nasi goreng ke kotak makan yang barusan ia ambil.

"Terlambat gimana, orang masih pagi juga. Baru aja jam 06.00. Mama tebak, pasti bekalnya bukan buat kamu kan? Pasti buat si pangeran kutub kamu itu," Lisa mencolek dagu anaknya, menggoda gadis berumur 16 tahun itu.

"Kok mamah tahu aja si," Keyra membalasnya dengan cengiran lebar.

"Tahu lah itu kan udah jadi kebiasaan anak mamah yang paling cantik ini, nih kamu bawa dua bekal deh jadi satu buat kamu dan satu buat Andra, karena ngejar seseorang itu butuh tenaga Ra," Lisa menyerahkan kotak makan berwarna biru yang diterima oleh Keyra dengan senang hati.

"Yaudah kalau gitu Keyra berangkat ya ma, doain supaya Andra bisa luluh," Keyra kembali menunjukkan cengiran lebarnya.

"Pasti dong, mama selalu berdoa buat kebahagiaan anak mama," Lisa tersenyum lembut pada anak satu-satunya itu.

Keyra memeluk mamanya kemudian berpamitan. Gadis itu mencium kedua pipi dan tangan mamanya kemudian melenggang menuju pintu.

"Eh Ra susunya diminum dulu," Teriak Lisa.

Keyra yang sudah berada di ambang pintu pun kembali masuk. Ia mengambil susu coklat kesukaannya itu dan mulai meminumnya.

"Pelan-pelan dong Ra nanti keselek loh," Ucap Lisa mengingatkan. Namun Keyra sudah menghabiskan susu coklatnya hanya dengan beberapa tegukan saja.

"Yaudah Keyra berangkat ya ma, bye mama," Keyra melambaikan tangannya.

"Hati-hati Ra,"

"Siap ma"

*****

Next chapter